sebelas

2.5K 85 21
                                    

Inara mulai berkutat dengan alat dapur dan di bantu oleh Bi Lila. Gadis itu tengah sibuk dengan kegiatannya, sampai-sampai ia tidak sadar atas kehadiran sang suami.

Lekungan bibir Aldyan terangkat sangat sempurna, senyuman yang jarang ia perlihatkan kepada semua orang. Ia menyukai kegiatan di saat Inara memasak.

Rambut yang di cepol asal, tunggu ia baru sadar jika istri memakai bajunya, pantas saja ia melihat istrinya dengan tatapan gemas, istrinya itu tampak tenggelam dengan baju yang ia pakai, karena ukurannya yang oversize.

Sepertinya kegiatan ini akan menjadi rutinitas baginya, untuk mengganggu istrinya ketika sedang memasak.

Tangan kekarnya melingkar sempurna di pinggang Inara, gadis itu pun sedikit terlonjak kaget, karena kedatangan Aldyan yang secara tiba-tiba.

"Masak apa?" Tanya Aldyan, dagunya ia letakkan di pundak Inara, membuat gadis itu sedikit menggeliat geli.

"Aku masak ayam kecap, gapapa kan?" Tanya Inara, Aldyan mengangguk singkat

"Masih lama banget Ra? Udah laper banget ini." Ucapnya, sambil sesekali menghirup aroma sedap yang ada di hadapannya.

"Iya udah mateng ini, awas dulu kamunya." Ucapnya dengan sesekali mengguncangkan tubuh nya, berharap Aldyan melepaskan tangannya dari pinggangnya.

Hasilnya pun nihil, Aldyan tetap Aldyan. Laki-laki itu justru memilih memeluk tubuh istrinya lebih erat.

"Al tangan kamunya awas dulu, ini mau aku tuang ke mangkok, nanti tangan kamu kena. Panas ini Aldyan." Ujarnya sedikit ketus, jujur Inara sangat merasa kesal jika waktu masaknya di ganggu oleh siapapun. Namun melihat sikap suaminya membuat dirinya menghela nafas.

"Emang harus banget di lepas Ra?" Ucap Aldyan

"Kalau ga mau?" Lanjutnya

Inara lebih memilih diam untuk mengabaikan pertanyaan sang suami, ia menuangkan ayam yang ada di dalam penggorengan ke dalam mangkuk yang lumayan besar.

Setelah itu ia melepaskan cepolannya, "udah mateng, kamu mau makan sekarang?" Tanya Inara, Aldyan yang melihat Inara melepaskan cepolannya, ia mengambil karet rambut dari tangan kiri Inara. Ketika Aldyan memajukan tubuhnya Inara refleks memundurkan tubuhnya.

"Balik badan." Ucap Aldyan

Kali ini Inara peka terhadap ucapan Aldyan, ia memutarkan tubuhnya. Aldyan merapikan rambut Inara lalu mengikatnya dengan sangat lembut dan rapih.

Setelah selesai, ia memutarkan tubuh Inara menjadi menghadapnya. "Cantik." Ucapnya

Blushhh

Pipi Inara memanas mendapat pujian dari sang suami. Jantung nya berdegup kencang. "Aldyan denger ga ya?" Ucapnya dalam hati

"Blushingnya nanti aja, untung makanannya udah mateng, kalau belum lo yang jadi santapan gue Ra." Ucapnya membuat Inara mengerutuki dirinya sendiri, menahan malu.

"Ayo Bi Lila makan bareng kita Bi." Ajak Inara pada Bi Lila. Bi Lila tersenyum kaku pasalnya ia hanya asisten rumah tangga.

"Ga usah non, saya bisa makan di belakang." Ucapnya menolak tawaran Inara dengan halus.

"Saya yang suruh Bi Lila makan disini, lagi juga Bi Lila udah saya anggap keluarga sendiri." Ucapnya tersenyum, lalu menarik kursi agar Bi Lila duduk di sampingnya.

"Duduk Bi." Bi Lila tidak ada pilihan lain selain mengikuti permintaan dari Inara, ia akhirnya duduk di samping Inara.

"E-eh ga usah non, biar saya aja yang ambil sendiri." Tolak Bi Lila, saat melihat Inara ingin mengambil nasi ke dalam piring

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALDYANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang