ALDYANARA

sembilan

Semua mata tertuju oleh dua insan yang baru saja keluar dari Mobil sport milik Aldyan.

Sebagian dari mereka ada yang mebelalakan matanya, dan ada juga yang menutupkan mulutnya tak percaya melihat pemandangan di depannya ini.

Bagaimana tidak? Seorang Aldyan yang sangat terkenal akan julukan the most wanted SMA Diaksana keluar dari Mobil dengan seorang wanita.

"Gue ga salah liat?"

"Ya Allah bang, sakit hati dedek."

"Beruntung banget sih lo bisa dapetin Aldyan."

"Ga cocok, cih najis muka nya b aja."

"Mereka cocok banget sih ya ampun, couple goals banget."

"Cowonya ganteng, cewenya juga cantik. Gue res-resan rengginang bisa apa?"

Selain lontaran kata, sebagian dari mereka bahkan ada yang memotret pemandangan yang sangat menakjubkan di depannya ini. Karena mereka tidak mau menyia-nyiakan momen seorang most wanted SMA Diaksana.

Aldyan berjalan beriringan dengan Inara, tangannya masih setia menggemgam tangan mungil Inara.

"Al, malu tau di liatin banyak orang." Ucap Inara pelan, bahkan nyaris seperti sedang berbisik

"Mereka punya mata Ra." Jawab Aldyan dengan santainya

Inara menautkan alisnya, pasalnya kelasnya sudah lewat, dan Aldyan tidak menyadari itu.

"Al," panggil Inara, membuat Aldyan memiringkan kepalanya menghadap Inara, gadis yang berada di sampingnya.

"Apa lagi Ra?"

"Kelasnya Inara udah lewat." Ujar Inara membuat Aldyan terkekeh

"Ya ampun sampai lupa. Sorry Ra keasikan jalannya sampai kelewatan." Ucap Aldyan

"Uang jajan nya udah kan Ra?" Tanya Aldyan, ketika dirinya sudah sampai di depan kelas Inara.

"Udah kan semalem kamu kasih." Aldyan menganggukkan kepalanya, sebelum Aldyan melangkahkan kakinya untuk pergi, tangannya di cekal oleh Inara.

"Jangan lupa ya nanti pulang sekolah aku mau ke supermarket, jangan lupa lagi ya Al." Ucap Inara seperti anak kecil yang sedang merajuk, dengan gemas Aldyan mengacak rambut Inara.

"Iya gue ga lupa." Aldyan memajukan wajahnya membuat Inara memejamkan matanya.

Cup

"Kenapa merem Ra? Lo berharap gue nyium bibir lo?" Ucap Aldyan membuat pipi Inara memanas.

"Eh? E-engga ko, lagian ish Aldyan asal nyium-nyium aja ini kan masih di wilayah sekolah nanti kalau ketahuan gimana?"

"Cuman di kening doang ko Ra, lagi juga ga ada orang yang lihat. Kalau di bibir mah nanti waktu nya di rumah." Goda Aldyan, membuat Inara menjadi Salting

"Udah ah aku mau masuk, Aldyan belajar yang rajin ya, Bye." Ucap Inara, lalu melenggang masuk ke dalam kelasnya, Aldyan yang melihat tingkah istrinya menggelengkan kepalanya.

"AL." Teriak Alsa ketika melihat Aldyan yang sedang berjalan di koridor.

Aldyan memutarkan badannya ke arah seseorang yang memanggil namanya, walau Aldyan sudah tahu siapa pemilik suara itu.

Aldyan menaikkan satu alisnya, Alsa tersenyum kaku "Em, a-aku boleh ga bareng sama k-kamu?" Tanya Alsa dengan gugup. Seolah ia mengerti dengan tatapan yang Aldyan berikan terhadapnya. Tatapan seperti orang yang ingin menanyakan 'ada apa?'