18 - finally pt. 2

588 47 12
                                    

Biar gue jelaskan. Walaupun gue sendiri sejujurnya nggak menyangka kalau alurnya bakal begini. Jadi, ternyata Diva memang menyusul gue ke sini. Dan gue bener-bener kaget alasan dia yang kalau boleh jujur ini semua karena kesalahan gue.

Gue izin sama orang tua kalau gue ke sini sama Diva. Karena gue tahu pasti orang tua gue nggak akan mengizinkan gue di luar negeri sendirian. Ya, lo pada bayangin aja anak umur tujuh belas tahun yang belum pernah sama sekali ke luar negeri tiba-tiba pergi ke Singapura sendirian. Gue terpaksa bilang kalau Diva ikut karena cuman Diva yang dikenal deket. Terus beruntungnya setelah gue bilang begitu, orang tua gue ngebolehin tanpa ada pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut.

Lalu tanpa gue duga, orang tua gue menghubungi orang tua Diva. Mendengar itu, Diva langsung sadar soal email bighit tempo hari. Dia mau nggak mau mengiyakan dan boom—di sinilah kami berakhir.

Gue sama Diva nggak menginap di hotel yang sama. Katanya, hotel yang gue pesan udah full booked karena tempatnya yang strategis—nggak begitu jauh dari stadium. Jadi, setelah soundcheck, Diva pamit lebih dulu untuk bersiap-siap sedangkan gue menemui BTS di backstage.

Nggak banyak yang gue bicarakan dengan BTS setelah soundcheck mengingat waktu yang begitu sempit. Mereka juga harus kembali ke hotel untuk persiapan konser begitu pula dengan gue. Junho kembali mengantar gue ke hotel yang sedihnya kali ini tanpa Namjoon. Meskipun begitu, gue masih nggak bisa berhenti senyum memikirkan kenyataan yang terlampau indah ini. Pertama, tentang BTS. Kedua, tentang ke konser sama Diva.

Kita nggak ada secara resmi bermaafan. Tapi, keadaan kembali seperti semula begitu saja walau gue dalam hati masih penasaran dengan kesalahan apa yang udah gue perbuat. Walaupun seperti itu,  gue cukup senang meski ada sekelibat pemikiran kalau Diva biasa aja ke gue karena memang harus begitu. Keadaan yang memaksa. Pun nggak ada obrolan tentang apa yang terjadi di hari kemarin. Sepanjang kami bertemu, hanya ada konversasi pendapat tentang soundcheck yang berjalan.

Padahal gatel banget pengen minta maaf. Tapi nggak pas banget timingnya.

+++

Sekarang waktunya.

Yap, gue udah di dalam venue yang dipenuhin beribu-ribu army. Dari gue ngantri masuk tadi, serius, jantung gue nggak ada hentinya berdetak nggak karuan. Biarin gue dikata norak atau apa, it's my first time bisa rasain euforia konser bareng sama army lainnya. Diva dan gue nggak mau terlepas dari pegangan tangan semenjak ketemuan di depan stadium. Suer, ramai banget! Tapi rasa seneng gue bener-bener ngalahin kecemasan gue ketemu orang banyak.

Gue dan Diva dapat seated section jadi beruntung banget nggak akan desak-desakkan. Walaupun, ya, salah satu mimpi kami itu desak-desakkan nonton konser, tapi ini udah lebih dari cukup. Lagipula, mau duduk atau nggak, BTSnya bakal tetap kelihatan. Ini yang gue suka sih dari konser BTS. Panggungnya besar banget jadi mau dapat seat dimanapun nggak akan mengecewakan. Juga gue lihat pas soundcheck tadi ada bagian moving stage sehingga bisa lihat BTS lebih dekat lagi.

방탄소년단: have you already in your seat?

me: yes

me: w divaa\m/

방탄소년단: wanna say something?

me: thank you so much!

방탄소년단: :]

방탄소년단: my pleasure

방탄소년단: another one, maybe?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

lucky x btsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang