Bisa Jelaskan

1K 166 47
                                    

Jogja sedang berangkat menuju gelap tatkala matamu menelanjangi senja di atas sana. Ingin kupindahkan semburat merah itu kemataku; agar tatapmu lekas berpindah. Namun nyala merah di netraku lebih-lebih dari langit itu.

Matamu terpana oleh guratan jingga keunguan yang segera dihabisi hitam. Sedangkan mataku terpana oleh matamu yang lebih terang dari nyala bintang.

Sosokku sempat ingin bertukar posisi dengan jingga disana. Barangkali netramu akan terpana pada diriku tatkala menjelma senja. Resikonya bumi berhenti beroperasi, tak lagi berotasi; sebab niatku adalah menjadi senja maha abadi untukmu. Yang tak akan pergi, sekalipun ada esok tuk kembali.

Kupastikan bulan sabit malam ini gagal terbit. Sabit lebih dulu berimigrasi ke bibirmu. Indah sekali. Mustahil dua kali; jika aku yang jadi penyebab munculnya. Mungkin saat bersamaku kau hanya mampu menjelma manusia rentan depresi.

Yang jelas, petang itu aku menjadi manusia maha sibuk, yang mencoba keras menyimpan berkas, tentang manusia menakjubkan yang sedang takjub; kamu.

Mulutmu merapal dongeng-dongeng indah yang segera kekal dalam otakku yang cuma sejengkal. Tentang kau yang selalu tidur pukul empat dini hari, juga tentang pinggiran roti favoritmu.

Kamu bertanya;

Mengapa kayu bisa patah?
Mengapa batu kristal mahal bisa pecah?
Mengapa besi yang kuat bisa berkarat?

Aku bilang;

Karena ada banyak sekali hubungan
aneh di dunia ini yang tidak
bisa kau pahami,

Matamu menyipit, barangkali kini bukan hanya rasaku yang tak kau mengerti; namun juga omonganku.

Air tak perlu mengalir dari tempat
rendah ke tempat yang tinggi,
dua tak perlu datang setelah satu,
kita,

Sekarang matamu berkerut. Makin tak mengerti bahasaku; atau memang tak mau mengerti?

Bisa jelaskan,
kita yang bersama ini apa?

Kau diam,
Aku beserta sebuah jantung segera karam

Sampai halaman terakhir,
Kita tetaplah dua asing yang merangkak menuju usang

Meracik KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang