2.1

176 25 2
                                    

"P'....," tiba-tiba terdengar suara seorang anak kecil. Sontak P'Pruk langsung melepaskan bibirnya dariku. Kami berdua, mencari arah sumber suara anak kecil itu. Aku melihat seperti ada sebuah mata muncul dari kegelapan ruang dapur. Aku tatap mata sosok itu. Semakin lama dia semakin mendekat, dan akhirnya keluarlah sosok anak kecil tersebut. dari dapur. Dari bentuk tubuhnya dan keimutannya, bisa ditebak umurnya sekitar 3 tahunan. Ternyata bukan hanya seorang, melainkan tiga orang anak kecil, keluar dari kegelapan ruang dapur.

Aku terkejut. Terlebih lagi P'Pruk.

"P'..., apa yang P' lakukan...? Kenapa lama sekali...?" tanya salah satu anak perempuan yang memiliki pipi tembem.

"Mmm..., k-kalian," P'Pruk sedikit terbata-bata. Ia kelihatan terkejut sekali.

"P', kau mengenalnya?" tanyaku.

"Kenalkan Saint. Mereka adalah adikku," kata P'Pruk, membuatku terkejut.

"Hai," sapaku pelan.

"Hai....,"

"Namanya siapa?" tanyaku sambil tersenyum, agar mereka tidak takut.

Mereka bertiga langsung berlari ke arah P'Pruk, dan sembunyi dibelakangnya.

"Mereka memang pemalu. Ini, Blue, Pink, dan Green," kata P'Pruk sambil menunjuk anak sesuai namanya.

Aku hanya tersenyum. Tapi, di dalam hati aku agak kesal. Karena, P'Pruk sudah berbohong lagi kepadaku. Dia bilang waktu itu, tinggal sendiri. Lalu, sekarang, tiba-tiba adiknya muncul. Rencana apa yang sudah ia buat?.

"Blue, Pink, Green, kalian masuk kamar dulu ya," kata P'Pruk. Adiknya pun pergi ke kamar sesuai dengan kata-kata P'Pruk.

Baru saat itu, aku menunjukkan wajah kesalku.

"P', kenapa kau berbohong?"

"Aku minta maaf Saint,"

"Kenapa tidak jujur saja, kalau kau punya adik,"

"Maafkan aku Saint,"

"Apa alasanmu berbohong kepadaku?"

"Aku tidak bermaksud untuk berbohong Saint. Aku hanya ingin, kau nyaman menjalani hubungan ini. Makanya, aku titipkan adikku ke tetanggaku, menghindari mereka mengganggu kita," jelas P'Pruk.

Terlihat dari wajahnya, dia memang benar jujur. Aku bisa membaca mimik wajah orang lain, apakah dia berbohong atau tidak. Meskipun aku bukan psikolog. Aku tersentuh dengan alasannya, menyembunyikan keberadaan adiknya. Ini benar-benar mengharukan. Rasanya aku ingin meneteskan air mata.

"Hm..., baiklah. Aku percaya padamu. Tapi, lain kali, kau tidak perlu melakukan ini. Kasihan adik-adikmu. Mana ada tiga pula,"

"Baik Saint," katanya tertawa kecil.

Sebenarnya, masih ada sesuatu yang mengganjal dibenak P'Pruk. Bagaimana, adik-adiknya bisa kembali, tanpa ia jemput. Untuk menjawab pertanyaan itu, ia harus bertanya kepada adiknya. Jadi, dia menyuruh adiknya untuk keluar dari kamar, dan bermain bersama kami di ruang tamu.

"Blue, Pink, Green, ayo keluar," kata P'Pruk.

Aku menunggu P'Pruk di ruang tamu. Saat mereka kembali, aku tersenyum ke arah mereka. Mereka juga membalas senyumanku. Kemudian duduk berjajar di depanku. Sedangkan P'Pruk duduk di sampingku.

"Blue, Pink, Green, kenalkan ini teman P', P'Saint," kata P'Pruk.

"Hallo, P'Saint..." sapa mereka bersamaan. Uuuu... Lucu sekali mereka.

 Lucu sekali mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meet The Guy At The Street [SaintZee] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang