"Kau gila ya?!" kata P'Pruk, mengejutkan Saint. Ia pikir, P'Pruk akan senang dengan pemberiannya.
"Ah?" tanya Saint terkejut.
"Apa ini?"
"Aku membuat ini khusus untukmu. Agar, kau bisa menghasilkan uang,"
"Ini hebat Saint! Terima kasih," kata P'Pruk tersenyum, kemudian memeluk erat Saint-nya yang lucu itu. Saint sedikit kebingungan dengan maksud tingkah P'Pruk, yang tiba-tiba berubah drastis. Perasaannya, baru saja ia dikatai gila oleh pacarnya itu. Kenapa tiba-tiba, memeluknya?.
Kalau kalian ingin tau, apa yang diberikan oleh Saint, adalah sebuah food truck dengan dekor yang menarik. Banyak, lampu-lampu hias yang menghiasi pohon besar di dekatnya. Bahkan, dilampu-lampu itu, tergantung polaroid mereka berdua. Ini adalah pemberian Saint, yang paling besar dan paling gila yang pernah ia berikan kepada orang yang menyayanginya. P'Pruk bahkan tidak tau, kapan Saint membuat ini semua, mendesainnya, merencanakannya. Tapi, yang jelas, P'Pruk sangat berterima kasih padanya. Ia bahkan sampai memeluk Saint, hingga tidak bisa bernapas. Apa yang dilakukannya ini, membuat P'Pruk semakin sayang dan mencintainya.
"P', apa kau senang?" tanya Saint kepada sosok bertubuh tinggi, yang terus tersenyum bahagia dengan usaha barunya.
"Tentu saja. Omong-omong, kapan kau merencanakan semua ini? Kok aku tidak tau?" tanya P'Pruk sambil melihat hiasan-hiasan yang terpajang disana.
"Mmm..... tadi pagi,"
"Waowww, hebat sekali. Kau merencanakan hal besar dalam waktu yang singkat. Aku bangga padamu."
Mendengar P'Pruk mengatakan, bahwa ia bangga terhadap dirinya, membuat Saint menjadi bahagia. Belum pernah ia menjadi kebanggaan orang lain. Bahkan, orangtuanya sendiri. Mereka malah menganggap, bahwa Saint hanyalah sampah keluarga, yang tidak diinginkan siapapun. Dahulu, orangtua Saint hanya menginginkan satu orang anak, dan itu adalah anak perempuan. Saat itu, lahirlah anak perempuan yang sekarang menjadi kakak Saint. Tapi, dua tahun kemudian, ibu Saint mengandung lagi, dan melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki. Yaitu, Saint. Semenjak Saint lahir, ia selalu dibeda-bedakan oleh kedua orangtuanya. Kasih sayang yang diberikan orangtuanya kepada Saint berbeda dengan yang diberikan kepada kakaknya. Saint benar-benar dianak tirikan. Padahal, ia juga merupakan anak kandung mereka. Tapi, meskipun begitu, Saint tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Ia bahkan, berjanji untuk menjadi yang terbaik untuk kedua orangtuanya. Meskipun, orangtuanya mungkin tidak akan menghargainya.
"Saint?" panggil P'Pruk. Saint, yang sedang duduk di kursi, langsung mendatanginya.
"Iya P', ada apa?"
"Aku menyukai ini, boleh aku mengambilnya?" tanya P'Pruk sambil menunjuk sebuah foto, berisi potret mereka berdua yang sedang berada di asrama.
"Tentu saja, kau boleh mengambilnya," jawab Saint sambil tersenyum. P'Pruk langsung melebarkan mulutnya, dan menyopot foto itu dari gantungannya. Saint senang melihat P'nya senang juga.
"Tunggu! Aku lupa,"
"Lupa apa?"
"Adikku, aku akan kembali," kata P'Pruk panik. Tapi, tiba-tiba, Saint menahannya.
"Adikmu ada disini," jawab Saint. Mendengar itu, P'Pruk langsung mengerutkan dahinya. Bagaimana bisa, adik-adiknya ada dengan Saint?. Bukankah adik-adiknya menghilang?. Saint menarik P'Pruk ke arah truk nya. Ia membuka pintu van bekas tersebut.
"P'!" kejut adik-adiknya. P'Pruk langsung saja diserbu oleh ketiga adiknya. Mereka memeluk P'nya, seakan seperti sudah tidak bertemu selama bertahun-tahun.
"Kalian darimana saja? Dan bagaimana bisa disini?" tanya P'Pruk cemas, namun sudah lega karena adiknya sudah ditemukan.
"Tadinya, kami ingin ke rumah bibi Jiang, tapi, ternyata bibi Jiangnya sudah tidak ada. Jadi, kami terpaksa tidur di depan rumahnya saja. Lalu, P'Saint menemukan kami, dan membawa kami ke asramanya," jelas salah satu dari mereka, yaitu Pink. Pink memang yang paling panda berbicara diantara semua saudaranya. Makanya, setiap ada kejadian, dan mereka harus menjelaskannya, pasti saudara-saudaranya memilih dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Guy At The Street [SaintZee] ✔️
Fanfic(Gak usah dibaca. Ini ceritanya alurnya gak jelas gitu.) Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana rasanya berpacaran dengan seorang pencuri? Sepertinya..., membahayakan. Ya itulah yang dirasakan oleh seorang mahasiswa bernama Saint, yang berpacaran...