"Eh Vier pipi lo kenapa" Kenan menyadari ada yang berbeda dari Vier
"Ha? pipi ah itu iya gue kepentok meja waktu dirumah"
Kenan mengangguk lalu kembali fokus pada ponselnya.
Sebisa mungkin Vier berusaha menutup apa yang telah terjadi dengannya. Vier tidak mau jika teman - temannya mengetahui situasi yang ia hadapi sudah cukup dirinya saja. Mungkin berpura - pura tidak ada yang terjadi memang sulit namun apalah daya menjelaskan pun tidak akan ada yang mengerti
"Pulang sekolah main kuy" Salsa membalikan badan ke belakang diikuti Naura
"Nah bagus tuh, gimana kalau kita ke mall"
"Sory gue gak bisa, gue ada jadwal les sekarang" tolaknya
Belajar tambahan mungkin sudah seperti kebutuhan baginya, tidak heran jika Vier diterima dikelas terbilang kelas unggulan, berbeda dengan saudara tirinya meskipun diterima di kelas unggulan namun jika bukan karena uang itu tidak mungkin.
"Yah, kalau gitu kita aja"
"iyah bener tuh kata Kenan. Nanti kita shopping disana" ucap Salsa dengan antusias
Vier hanya menggelengkan kepala tersenyum menanggapi tingkah mereka. Menurutnya mereka sudah seperti keluarga walau pun belum begitu lama berkenalan dengan mereka dirinya sudah merasa akrab, mereka semua ramah juga menyenangkan.
****
Bel pulang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu namun kelas masih terisi oleh beberapa murid yang akan mengikuti kegiatan Les. Vier berjalan menuju meja dibarisan kedua karena meja disana kosong, ia mulai membaca novel yang ia bawa untuk menunggu guru yang akan memberi materi"Gue boleh disini"
Vier mengguk masih fokus pada buku tanpa melihat kearah orang disebelahnya. Beberapa menit ia membaca guru datang, ia segera menyimpan novel kesanyangannya kedalam tas
"astagfirullah!"
Vier kaget bukan main bagaimana bisa seorang Devin berapa disebelahnya. Hingga orang yang berada dikelas menatap kearah mereka, sedangkan Vier hanya menyengir menahan malu
"hehe, maaf" ucap Vier dengan cengirannya
Bukan berita aneh jika seorang Devin berada dalam Les seperti ini karena jawabannya adalah sang ibunya tercinta yang menyuruhnya mengikuti kegiatan ini.
Guru segera menjelaskan materi - materi tambahan kepada siswa/i yang mengikuti Les hari ini kadang sesekali ia memberi pertanyaan.
"Vi lo tau gak cara yang ini"
"Oh itu, rumusnya hampir sama kaya yang pertama, coba deh" Vier berusaha memberi tahu
"Oke, Thanks"
Meskipun Devin terbilang murid yang pecicilan dan berandalan ia juga memiliki otak yang tidak terlalu pintar juga tidak begitu bodoh dan jika soal belajar dirinya selalu mendengarkan. jadi tidak heran jika ia pernah masuk dalam sepuluh besar.
"Les hari ini sampai disini dulu, untuk materi bisa kalian pelajari lagi atau bertanya pada teman yang mengerti, kita bertemu lagi di hari berikutnya.Saya permisi" ucap Guru yang memberi materi sekarang
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE
Teen FictionSebuah kebahagian yang sulit ditemukan dialami oleh seorang gadis yang beranjak remaja Saat kebahagiaan itu datang seketika hilang berganti dengan kesedihan. Jika saja membenci takdir itu boleh. aku benci takdir! Kelanjutan ceritanya?? Baca saja...