Chapter [5]

16 2 0
                                    

Devin selesai dengan kegiatan mandinya segera memakai pakaian yang cocok untuk bersantai lalu setelah selesai memakai pakaiannya ia berjalan menuju arah bawah yang tak lain ialah ruang makan yang sudah terisi oleh keluarga sederhananya

"Hai ayah, bunda, dan adik abang paling cute"

"Hai nak ayo makan," ucap ayahnya -Faisal " ayah tinggal sebentar badanmu itu sudah seperti papan saja"

kebetulan ayahnya berada dirumah karena beberapa hari ia selalu sibuk dengan urusan kantor

"ayah juga makin tua aja" ejek Devin tidak mau kalah

"Eitt tua-tua begini bunda suka sama ayah, emangnya kamu ganti-gantian terus pacar" Faisal tertawa setelah membuat sang anak kesal,kata-katanya memang lembut namun menohok.

"Vino sekarang udah tobat, Jangan dikira" Devin tersenyum bangga

"Ha?" mereka menatap Devin tak percaya. Bagaimana bisa anaknya yang terbilang playboy pasti ada sesuatu nih

"Pasti Vier yang buat kamu tobat kan" goda Dinata yang sedang menyuapi Syafira Vernandez adik Devin

"Vier? siapa dia, lain kali ajak lah kesini" Faisal melanjutkan makan

"Vino usahain deh" Devin tersenyum canggung

selang beberapa menit makan malam selesai dengan hangatnya candaan mereka, Meskipun ayahnya sangat sibuk dengan urusan kantor sebisa mungkin sang ayah meluangkan waktu untuk keluarga.

Devin segera pamit menuju kamar, ia teringat jika sekarang ada hal yang harus dibereskan

"Kira-kira Vier lagi ngapain" Devin mengetuk-ngetuk gadunya lalu mengambil ponsel yang berada di meja belajar. entah sejak kapan ia mulai menyukai gadis itu.

****
Vier sedang menatap jalan dan beberapa rumah di sebrang jalan sana dari atas balkon kamarnya. Lampu menyala disetiap rumah tidak lupa beberapa kendaraan juga berlalu-lalang dibawah sana.

Sesekali ia memikirkan kejadian saat disekolah, tiba-tiba ponselnya berbunyi sebuah notif

Devin gans

Hai Vi
Lo psti blm tdur

What? sejak kapan dirinya menyimpan nomer Devin dengan nama itu seingatnya ia tidak pernah menyimpan nomernya.

Vier lupa saat di rooftop Devin yang menyimpannya sendiri, namun apa ini namanya sangat tidak bagus.

Y, ada apa?

gk, gw cma mau blng
bsk brngkt sklh lo gw jmpt

Wht? gk ush.

gw gk pdli yhaa😉

gk! gw bsa brngkt sndri.

bdo amt😛

ck,mnyblkn.

Setelahnya merasa tidak mendapat jawaban lagi dari Devin segera Vier beranjak menuju kasur nyamannya tidak lupa ia menyimpan ponselnya.

Prak

Secara tidak disengaja ia menjatuhkan bingkai poto yang berada disana

"Astaghfirullah!"

Vier segera mengambil bingkai itu. Beruntung bingkainya tidak pecah.

"Ya Allah, kapan Vier bisa ketemu ibu"

Vier mengusap-gusap bingkai yang sudah dihinggapi sedikit debu, lalu duduk ditepian ranjang

"Bu, Vier rindu. sejak beberapa tahun yang lalu Vier sudah tak melihat ibu lagi" tidak terasa sebuah air mata lolos dari mata indahnya

Berpisah dengan beberapa orang memanglah hal yang sudah biasa terjadi, berbeda dengan sebuah perpisahan seorang ibu dan anaknya. itu rasanya sangat menyedihkan, namun sebisa mungkin Vier berusaha menahan rasa sedihnya.

Setelah merasa cukup menangis Vier memutuskan tidur supaya tidak terlambat besok.












Jangan menjadi 'sider' ya...

Terimakasih sudah membaca jangan lupa Vote & comentnya

See you....

MY LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang