Chapter [7]

22 1 0
                                    

Hari sudah berganti menjadi malam suasana sepi dan hening kini kembali dirasakan oleh seorang gadis catik yang tengah membaca beberapa buku dihadapannya

Tok tok tok terdengar ketukan pintu dari luar kamar

"Non ini bibi, susu hangatnya sudah siap" ucapnya dari balik pintu

"Masuk aja bi gak dikunci"

Setelah mendengar perintahnya bi Ida segera masuk dengan membawa nampan dan segelas susu ditangannya

"Non Vier teh lagi belajar ya" bi Ida menyimpan nampannya diatas meja belajar

"enggak bi, Vier cuma baca novel buat ngilangin bosen aja" ucapnya lalu mengambil segelas susu yang dibawakan bi Ida

"kalo gitu teh bibi permisi dulu masih ada yang harus dikerjakan, sok atuh diminum susunya"

"bentar bi Vier mau nanya, ayah sama yang lain kemana ya" cegahnya

"Oh itu, tuan katanya ada miting dikantor, terus nyonya sama non Jessi sepertinya lagi ada suatu acara" jelasnya

"ya udah makasih bi infonya"

Bi Ida mengangguk," kalau begitu teh bibi permisi non" ucapnya sebelum pergi

Vier tersenyum lalu kembali fokus pada buku. Hari - harinya disekolah memang menyenangkan dibandingkan dengan dirumah bagainya sekolah sudah seperti tempatnya mencari kesenangan, kesenangan itu bukanlah seperti membolas atau berbuat hal yang merugikan.

Menurutnya kesenangan disekolah itu dapat bertemu dengan temannya dan bermain hingga melupakan beban yang telah ia rasakan, berbanding dengan kehidupannya dirumah.

Rumah megah dengan fasilitas yang mewah mungkin terlihat sangat menawan bagi semua orang, namun Vier berpikir tidak semua kebahagiaan bisa tercipta dengan kemewahan.

'aku memang mendapat kemewahan ini tidak berarti dengan kebahagiaan'

Kata-kata itu yang selalu ia tanam dalam benaknya, Vier hanya ingin suatu yang sedarhana namun membuatnya bahagia tidak perlu hal yang mewah namun terasa hambar dalam hidupnya

Setelah merasa cukup membaca bukunya Vier memilih berdiri mengambil gelas bekas susu yang ia minum. Vier berjalan menuruni setiap tangga menuju dapur yang melihatkan Bi Ida tengah membereskan dapur

"Belum selesai juga bi?" tanyanya

Bi ida terjolak kaget dengan kehadiran Vier "Eh, iya non tanggung sedikit lagi, ada apa toh  non?" ucapnya sopan

"enggak ada apa-apa, Vier cuma mau nyimpen ini" Vier menyodorkan gelas yang ia pegang

Bi ida mengambilnya "Ya ampun non sini biar bibi cuci dulu, sekarang mending non tidur saja istirahat besok takut telat"

"Nanti saja bi belum ngantuk, Vier mau nonton tv aja dulu"

Vier pamit dari hadapan Bi ida berjalan menuju ruang tv yang tak jauh dari dapur.

Orang yang selalu memperhatikannya dirumah saja hanya seorang yang tidak lebih dari seorang asisten rumah tangga, lalu dimana orang tua Vier terlebih ayahnya jika tahu begini saat dulu Vier akan memilih tinggal dengan Ibunya, namun sekarang keberdaan sang ibu saja ia tidak tahu.

Terdengar suara mobil dari luar rumah, mungkin itu ayahnya telah pulang.

Pintu rumah terbuka menunjukan dua orang wanita yang asik tertawa, ntah mereka menertawakan apa. Vier tidak peduli ia hanya memutar bula matanya malas kembali fokus pada acaranya

Kedua wanita itu berjalan mendekatinya dengan ekspresi tidak bersahabat

"Heh! lo ngapain disini, biasanya'kan ngurung diri lo di kamar dengan buku kesanyangan lo itu" ucap Jessika dengan nada tidak suka

MY LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang