Chapter [4]

20 2 0
                                    

Keadaan kelas 11 IPA 2 hari ini mulai kacau. Ada yang menggendang - gendang meja, bergosip manja, selfi, bermake up bahkan sampai ada yang berlari - larian bagaikan Film India. Namun keributan itu seketika menjadi hening saat tiga orang siswa datang

"Permisi, maaf saya diminta Pak Erwin untuk memanggil ketua kelas disini" Pak Erwin ialah guru pengajar Fisika yang mendapat jadwal menhajar sekarang namun tidak tahu kenapa guru itu tidak masuk

Setelah mengatakan itu seketika kelas menjadi ramai kembali saat mengetahui siapa yang mendatangi kelas 11 IPA 2 itu.

"Itu kan Jessika"

"Anjir cantik amat,eh bukanya dia adiknya si Vier"

"Iya tapi mukanya kek gada mirip - miripnya"

"tapi masih cantikan Vier, dia mah natural"

"Duhh si eneng cantik - cantik"

Begitulah suara - suara murid kelas 11 IPA 2 saat Jessika Anindra dan dua temannya memasuki kelas itu.

Sedangkan Vier yang mendengar ocehan-ocehan teman sekelasnya ia lebih memilih tidur menutup mukanya dengan buku yang ia pegang

cih,emang munafik

Sebenarnya Jessika hendak menolak Pak Erwin menyuruhnya namun saat ia mengetahui kelas itu segera ia menerima suruhan itu, apalagi alasannya jika bukan karena ingin melihat Devin disana.

Raka sebagai ketua kelas merasa dirinya dipanggil maju mendekati Jessika dan keluar diikuti oleh teman-teman Jessika yang mengantar.

Namun sebelum Jessika pergi meninggalkan kelas itu ia melihat Devin hendak berjalan menuju Vier yang sedang tertidur. Segera ia kembali masuk dan menarik tangan Vier keluar dari kelas menuju lorong sekolah yang cukup sepi

"Heh! gue peringetin sama lo! jangan deket-deket Devin! lo ngerti gak?!"

"Ha? apa gue gak salah denger? emang lo siapanya Huh?!"

"Sebelum gue pindah kesini gue udah suka sama Devin, jadi gue harap lo jauh-jauh deh, dari pada gue aduin ke bokap yang enggak-enggak." Jessika tersenyum kemenangan

"Cih,lo siapa seenaknya aja ngatur hidup gue?! lagian dia yang ngedeketin gue kenapa gue yang harus repot-repot jauhin dia?" Vier membalas dengan senyum meremehkan

Plak

Vier memegang bekas tamparan dipipi mulusnya, sebenarnya bisa saja Vier membalas pukulannya tapi ia maaih memakai otaknya untuk menghadapi saudaranya ini.

Kali ini Jessika hendak menamparnya lagi namun sebuah tangan menghadangnya

"Lo gak bisa seenaknya aja kasar sama saudara lo" ucapnya dingin. entah sejak kapan ia ada dibelakang Jessika

Jessika menatap orang yang menahannya dan seketika ia melongo dengan keberadaan orang itu

"E..eh Vin lo sejak kapan disini" Bodoh. bodoh sekali Jessika dirinya tidak menyadari jika Devin berada dibelakangnya

"tadi lo bilang apa? lo suka sama gue?cih, gue mana mau sama modelan kaya lo" Devin tertawa hambar lalu menarik Vier pergi dari hadapan Jessika yang masih mencerna omongan Devin

"Sialan, awas aja lo" -umpatnya dalam hati

****
Rooftop sekolah disini mereka sekarang berada.

Devin tengah mengobati pipi Vier yang sedikit memar diarea bibirnya, tidak mungkin jika Vier ia bawa menuju UKS pasti sesampainya mereka disana akan mendapat banyak pertanyaan dari penjaga ruangan itu

MY LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang