Akhirnya

12.3K 1.5K 150
                                    

Derap langkah orang-orang di sekitarnya semakin membuat Seungkwan mengeratkan genggaman pada ujung baju. Katakanlah stress, gugup, tegang, apalah itu yang jelas ia tidak bisa tenang.

Bola matanya melirik ke pakaian di sisi ruangan, lalu berbagai riasan di depannya.

Sial, hari ini ternyata tiba lebih cepat dari yang ia bayangkan.

"Kwanie ya!
Aigo mianhae nuna telat."

"G-gwaenchana.."

Dia telat juga tapi sudah cantik dengan riasan sederhananya. Tinggal menata rambut, dan jjang. Orang pasti akan salah mengira siapa pengantinnya.

But, It's his day.
Momen sekali seumur hidup pasangan Vernon Chwe dan Boo Seungkwan.

Semua orang tau.

"Nuna.."

"Hm?"

"Bukankah Kwanie songong?
Melangkahi nuna terlebih dahulu, padahal Kwanie kan cuma adik.."

Eunsoo terdiam.
Sama sekali tak sadar kalau ekspresinya diperhatikan dengan baik oleh Seungkwan dari cermin di sebrang mereka.

Sambil lanjut menata rambut sang adik, bibirnya terbuka. Namun tertutup lagi seakan tak mampu mengeluarkan barang sepatah dua patah kata.

"Nuna-?"

"Ah..haha.
Kau membuatku hampir menangis."

Yang cengeng itu Seungkwan. Bukan Eunsoo.

Jadi kenapa..?

"Kwanie-ya.
Nuna saaaangat bangga padamu."

"..."

"Mana ada adik laki-laki yang sesayang Kwanie pada nunanya?
Setiap hari antar jemput sekolah..memastikan tak ada yang ganggu nuna-"

"-padahal nuna tau dia iri setiap melihat kakaknya memakai seragam, iya kan?"

Seungkwan tertegun. Menyimak dengan seksama, tak melepas sedikitpun matanya dari ekspresi Eunsoo yang ia tatap lewat kaca.

"Setiap surat beasiswa datang ke rumah, nuna benci melihatnya.
Kenapa harus nama nuna? Kenapa tidak ada nama Seungkwan?"

"Rasanya tidak adil.
Selalu saja tidak enak hati setiap berhadapan denganmu tapi kamu tidak pernah sedikitpun mengurangi dukungan pada nuna."

"Sejak saat itu, nuna pikir 'geurae. Aku akan sekolah setinggi mungkin. Lalu kerja. Dapat uang. Kemudian menyekolahkan adikku dimanapun ia mau.' begitu kkk."

Bukan hanya Vernon, tapi Eunsoo juga..menjadikan Seungkwan sebagai motivatornya dalam belajar.

Kenapa?

Kenapa mereka sebegitunya?

"Sayang nuna terlalu naif, tidak pernah berpikir kalau umurmu..juga akan bertambah seiring berjalannya waktu."

"Mianhae, jimaaan-" Eunsoo menarik nafas, lalu tersenyum. "-setidaknya aku bisa banting stir. Ganti arah tujuan."

"Dulu nuna ingin jadi dokter."

"Tapi malah ambil sekolah bisnis karena dirasa jurusan itu akan mudah membuatku kaya."

"Sepertinya nuna terlalu lama cari uang ya, jadi keduluan..calon suamimu. Haha."

Bukan keduluan, tapi malah didahului.
Lewat nuna ia bisa bekerja di playgroup tersebut. Bertemu tuan Chwe sebagai donatur, dan Vernon sebagai putranya.

Memang detik itu juga Eunsoo tau maksud dari binar mata Vernon saat menanyai Seungkwan. Tapi ia tidak tau akan sehebat ini akhirnya.

"Jadi sekarang..tidak peduli apapun cita-cita nuna..
Nuna hanya ingin melihat Kwanie bahagia.

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang