Vernon

12.4K 1.8K 280
                                    

Tapi waktu itu..Seungkwan sama sekali tidak tahu akan itikad baik Vernon yang sudah merencanakan cita-cita ini untuk menggantikan Seungkwan.

Tidak ada yang tau kalau namja blasteran itu langsung rajin belajar keesokannya. Impian untuk jadi pilot ia simpan sendiri selama 10 tahun.

Tidak mudah memang. Vernon bahkan sampai harus bertengkar dengan Seungkwan karena perkara ini.

Tepat saat mereka berumur 15 tahun. Seungkwan menunggu dengan cemas di depan gerbang sekolah, menanti orang-orang yang sedang mengadakan upacara kelulusan usai.

Pagi, siang, seakan tak kenal panas, namja berpipi mulus itu masih bertahan teguh menunggu sahabat karibnya keluar.

Masih ia ingat dengan jelas bagaimana keluhan Vernon tempo hari, "ayah ibuku tidak akan datang."

Mungkin wajahnya terkesan datar, tapi siapa yang tidak akan peka kesedihan seperti ini apalagi setelah berteman lama.

Yah, diam-diam Seungkwan disini. Ia tidak berani masuk ke halaman lantaran tidak percaya diri dengan pakaiannya. Belum lagi kalau tau Seungkwan hanyalah seorang bocah pinggiran yang sering terlihat membantu ayahnya mengumpulkan barang-barang bekas.

Ia tidak mau mencoreng nama baik Vernon karena telah berteman dengan manusia rendahan.

Katakanlah Seungkwan dewasa terlalu cepat. Otaknya sudah biasa berpikir jauh ke depan, walaupun hanya sisi negatif yang datang.

Yup. Semakin berumur, semakin Seungkwan merasa pesimis.

"..mwoya? Kau disini?"

"Ah kamjagiya!"

Sepertinya bocah itu terlalu sibuk sendiri sampai tidak sadar Vernon sudah keluar area sekolahan.

"Aku tanya, kenapa kamu disini?"

"Ung..itu.. mau liat Bononie. Hehe."

Mata Vernon turun menatap ke bawah, seketika terenyuh kala sendal jepit yang Seungkwan gunakan terkesan membekas, belang di bagian kakinya. Menunjukkan kalau bocah itu sudah lama berdiri disini.

"Tapi..kok Bononie keluar sendiri? Yang lain-?"

"Um. Aku harus terbang sekarang."

"T-terbang?"

Entah kenapa perasaan gelisah tiba-tiba menyeruak di dalam dada Seungkwan. Kakinya perlahan mendekat, menatap manik indah kawannya untuk mencari kebohongan, namun nihil.

"New york.
Kau tau aku punya dua kewarganegaraan."

"Ani, wae-"

"Aku akan melanjutkan sekolah disana."

Hening. Keduanya cuma saling tatap enggan menyahut kembali.

Vernon tidak bisa bilang kalau ia telah mendaftarkan diri di sekolah penerbangan New York. Karena menjadi siswa disana..tidak lah mudah. Ia takut gagal.

Apa kata Seungkwan nanti kalau misalkan Vernon sudah mengumbar diri akan menjadi pilot demi dirinya namun berakhir gagal?

So, nope. Vernon tidak akan bilang sebelum terbukti berhasil.

Meanwhile Seungkwan tanpa mengetahui tujuan Vernon pergi pun sebenarnya sudah kecewa.

Ini akhir pertemanan mereka?

Jadi hari ini adalah hari terakhir keduanya bertemu?

Dan fakta kalau Seungkwan berdiri disini adalah atas inisiatifnya sendiri, bukan undangan dari Vernon, membuatnya lebih kecewa dari apapun.

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang