Side Story

10.9K 1.4K 259
                                    

Matahari belum terbit, langit di luar masih agak gelap sebab waktu baru menunjukkan pukul lima subuh. Seharusnya Vernon masih menikmati mimpinya jam segini. Tapi suara rusuh langkah seseorang juga beberapa barang jatuh, terpaksa membuat matanya terbuka. Memicing ke segala arah dan akhirnya sadar kalau Seungkwan tak lagi di sisi.

Tubuh setengah polos itu pun akhirnya bangun. Duduk, menatap bayangan yang ada di dalam kamar mandi kemudian menyisiri beberapa pecahan barang di sekitar.

Apa yang terjadi?

"Boo."

Panggilnya secara halus. Namun bukannya sahutan, malah suara air keran yang menjawab. Tak lupa flush toilet menambah berisik keadaan sehingga Seungkwan tak kunjung membalas teguran sang suami.

"Boo-
Astaga, kau kenapa?!"

Beruntung namja manis itu segera keluar dengan wajah pucat pasi. Bibirnya tak berwarna, mata juga sedikit berair, makanya Vernon panik hingga melompat turun dari kasur.

Seungkwan sama sekali tak mengindahkan kecemasan suaminya. Ia malah menatap nanar ke bawah, tepat ke serpihan benda yang telah rusak menjadi puing sampah.

"Aku menghancurkannya."

"Hah?"

"Mainan pesawat.
Punya Andrew.
Harusnya aku bungkus dengan kertas kado tadi, tapi.. hiks-"

"Ya tuhan, itu bisa beli lagi nanti! Beli yang bukan mainan juga aku sanggup. Sekarang jawab pertanyaanku, kamu kenapa?!"

"..perut Kwanie sakit."

"Sakit?!"

"Tiba-tiba mual gitu. Makanya tadi tidak sengaja menjatuhkan mainan Andrew saking tidak tahannya ingin ke kamar mandi."

"..."

"Ah, sakit sekali.."

Lengan kokoh Vernon sigap terjulur kala tubuh Seungkwan mulai merunduk. Ingin sekali meringkuk lantaran rasa yang tidak nyaman membuatnya menitikkan air mata sekarang.

Bukan, mereka bukan pengantin baru yang tidak berpengalaman.

Tapi bagi Vernon, ini pertama kalinya.

"Apa? Perlu air hangat? Atau kupanggil dokter?"

Gelengan Seungkwan semakin membuat si dominan bingung. Terlebih saat istrinya mengalungkan tangan ke leher, maksud hati sebagai kode untuk segera dibantu naik ke atas tempat tidur.

"W-wae? Kenapa begini? Kau mau..melakukan sesuatu?"

Kalau tidak sedang lemas, mungkin Vernon sudah jadi bulan-bulanan Seungkwan sekarang karena ketidakpekaannya.

"Ah gendong Kwanie, palli!
Jangan macam-macam, aku sedang sakit!"

"N-ne."

Gugup, takut, menjadi satu.
Tak tau harus apa, Vernon hanya bisa mengelus perut rata sang istri dari balik piyama. Wajah masih kaku, kentara sekali kegelisahan yang sedang ia alami.

Tapi kalau dilihat dari dekat begini, kenapa kesannya lucu?

Vernon benar-benar clueless dan itu membuat istrinya tertawa secara tiba-tiba.

"Wajahmu.. kkkk aigo Bononie aahahahahhaaa"

"Aku? Kenapa?"

"Tuan Chwe kau sangat bodoh aaahahaaa."

"...yah! Jangan-jangan kau pura-pura sakit ya?!"

"Pfftt tidak, sayang."

"Terus kenapa ketawa?!"

✓And Drew The Destiny [VerKwan BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang