9.Sayang...

36 5 6
                                    

Harapan harapan saya tidak selalu terbukti, tetapi selalu saja saya berharap.
-Violita A.K.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Violita sejak tadi tidak bisa fokus saat gurunya memberikan materi, siapa yang bisa konsentrasi disaat hatinya sedang terluka? perjuangannya juga sia sia begitu saja. Ia tidak mungkin menjadi orang ketiga demi merebut arlies, tentu lita tidak mau. Bukan mendapat hati lies, justru membuat arlies semakin benci padanya.

Lita mengangkat tangan kanannya keatas, ia butuh kesendirian. "Permisi pak."

Guru yang mengajar langsung menunjuk jarinya kearah lita. "Ada apa lita?"

"Pak saya izin ketoilet." pinta lita

"Silahkan, jangan lama lama."

Lita menganggukkan kepalanya, ia langsung bergegas keluar dari kelasnya. Lita sebenarnya tidak ingin ke toilet, ia hanya ingin menyendiri.

Lita melihat ke arah lapangan, disitu banyak siswa dan siswi yang sedang mengikuti pelajaran olahraga. Lita tersenyum, ia sangat ingin berolahraga. Sejak dulu, ia selalu dilarang untuk berolahraga berat lari saja tidak boleh lama.

Pengen kayak anak yang lain, gak harus minum obat setiap hari dan bebas melakukan apa saja, batinnya

Tapi tiba tiba ada sebuah bola yang mengarah kearahnya, lita tidak bisa menghindar. Lita ambruk dan dadanya tiba tiba menjadi sesak, ia merasakan ada cairan kental dihidungnya. Lita memegang hidungnya dan benar saja, cairan kental yang berwarna merah mulai mengalir.

Mungkin mereka gak sengaja, lita harus kuat, gumamnya

Beberapa anggota genk pretty yang ikut berolahraga langsung berlari menghampiri lita. Lita masih diam, ia sebetulnya tidak kuat berdiri. Lita tersenyum kearah mereka, ia tidak perduli dengan darah yang mengalir dihidungnya.

"Sakit gak? maaf ya, gwe sengaja." ucap berlin

"Lit , gwe jamin setelah ini lu bakal masuk uks atau gak bakal masuk rumah sakit lagi." ,sahut sasha

"Gwe udah berhasil dapatin arlies, tanpa harus berjuang kayak lu." ,kata berlin

Lita malah tersenyum kearah mereka, sebetulnya ia tidak ada waktu untuk berurusan dengan mereka. Lita ingin beristirahat dan meminum obatnya, soal arlies ia sama sekali tidak perduli.

"Kalo masih butuh gwe, temuin gwe di uks." ucap lita

Lita langsung pergi meninggalkan Genk Pretty yang masih diam. Ia pusing jika harus mendengarkan ucapan ucapan unfaedah dari mereka, lebih baik meminum obat untuk meringankan rasa sakitnya.

Lita langsung berjalan menuju uks, meskipun ia sangat susah untuk bernafas tapi harus tetap kuat. Dan lita akhirnya sampai, ia langsung masuk kedalam uks. Lita mengambil sebuah kursi untuk mengambil obat dilaci, ia naik diatas kursi itu.Ia juga membersihkan darah dihidungnya.

Nah ketemu, untuk ada obat cadangan. Gw pake lupa bawa sih. ,gumamnya

Lita langsung meminum obat tersebut, sekarang ia bisa bernafas dengan normal kembali. Lita menarik nafasnya dan membaringkan badannya di atas ranjang tersebut.

"Apa secepatnya aku harus melupakan arlies?" ucapnya pelan.

Tiba tiba terdengar suara hentakan sepatu, semakin lama suaranya semakin dekat. Lita harus tetap tenang, tapi ia takut kalau itu adalah suara dari sepatu para Genk Pretty.

Lita memejamkan matanya,sampai ia tertidur. Tapi saat violita sedang tertidur, ada seorang laki laki yang menghampirinya sambil mengelus lembut kepala violita.

"Maafin gwe, sebetulnya gwe sayang sama lu. Selamat tidur penyuka jeruk."

Laki laki itu langsung pergi meninggalkan violita, tapi disisi lain ternyata ada seseorang yang melihatnya dengan senyum tipis.

"Dibalik sifatnya yang seperti itu ada kehangatan didalamnya."

Violita langsung membuka matanya perlahan lahan, ia baru sadar dirinya tadi ketiduran. Ia langsung melihat jam ditangannya.

"Yaampun, udah jam istirahat.Kalo gwe diomelin pak nur gimana? haduh lita kok pake tidur disini sih." ,gerutu lita

Violita langsung turun dari ranjang, tapi tiba tiba ia mendengar suara sahabatnya sambil berteriak memanggil namanya.

"Lita.... gwe bawa makanan nih, gwe tungguin lu dikelas kagak muncul muncul. Kata cia tadi lu kena bola ya? keterlaluan emang si berlin." ucap marsha

Lita langsung mengambil makanan yang ada ditangan marsha, ia benar benar lapar sekarang. Marsha mendengus kesal, karna makanannya langsung diambil tanpa izin terlebih dahulu ke pemiliknya.

"Nanti gwe ganti deh, gw laper." ucap lita

"Ya tapi kagak usah semuanya lit, udah gwe beliin juga lu." ucap marsha

Lita menghiraukan ucapan marsha, ia tetap memakan makan itu dengan lahap. Lita bisa melihat wajah kesal dari marsha, tapi siapa yang perduli?.

"Nanti gwe ganti sha, gw beneran laper."

"Lu tadi gak makan ya?" tanya marsha

Lita menggeleng gelengkan kepalanya cepat, tadi pagi ia langsung berangkat kesekolah tanpa sarapan terlebih dahulu.

"Dasar rakus, pokoknya gantiin makanan gwe ya lit."

Lita menganggukkan kepalanya, ia masih memakan makanannya dengan lahap.

"Nanti anterin gwe beli ps versi terbaru ya."

"Game terus lu, ajarin gwe kek."

"Tenang, sahabatmu ini gamers."

Tiba tiba perut marsha berbunyi, ia sebetulnya juga lapar tapi untuk membeli makanan ia sangat malas. Lita langsung tertawa terbahak bahak, sampai tersedak.

"Laper lu? gwe anterin kekantin deh, tapi tunggu gwe selesai makan."

"Keburu bel."

"Yaudah gwe anterin."

Marsha dan violita langsung bergegas menuju kantin, perut lita sekarang sudah kenyang.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Hallo readers...
Mau next gak? tapi komen+vote dulu
Oh ya penulisan cerita ini masih belum rapi,maklum pemula:((

Semoga suka♡♡
Tembus 500 pembaca donk
Semangatin aku biar makin semangat

-7 Mei 2020

Love Oranges[#ViLeS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang