Enjoy na khaa~
▪︎•—•▪︎
.
.
."Apa Gulf tidak merindukan Phi?"
Tidak ada sepatah kata yang keluar dari bibir Gulf setelah pertanyaan Mew yang tiba-tiba terucapkan. Gulf masih diam dengan mata membesar dan bibir nya yang terbuka sedikit, tidak dapat disembunyikan bahwa ia sangat kaget.
Siapa yang tidak kaget ketika pria yang ada di hadapan mu bertanya hal seperti itu? Terlebih lagi posisi mereka yang sangat dekat hingga detak jantung masing-masing bisa terdengar dengan jelas.
Namun ditengah itu, Mew menyadari keresahan dan ketidaknyamanan Gulf atas pertanyaan yang baru saja ia katakan. Mew akui sekarang ia merasa bahwa bukan saat yang tepat untuk bertanya hal seperti itu pada Gulf. Meskipun suasana sangat mendukung dan perasaanya tidak dapat dibendung.
Mew juga tersadar bahwa Gulf belum bisa terbiasa dengannya dan perasaan yang Mew rasakan belakangan ini pada Gulf juga belum dirasakan sendiri oleh anak itu.
Ia juga tahu, bahwa dirinya sendiri lah yang jatuh pada pesona Gulf lebih dulu.
Inisiatif Mew muncul dan kemudian ia menurunkan Gulf dari pangkuannya ke kasurnya yang mana menjadi tempat seharusnya Gulf duduk sejak awal. Mew sadar ia terlalu agresif, terlalu lama tidak jatuh cinta membuatnya melakukan tidakan terburu-buru. Kini ia sadar Gulf tidak nyaman.
"Phi akan pergi mandi," Ucap Mew sembari melihat Gulf yang tatapan matanya menuju pada karpet bulu.
Mew tersenyum tipis lalu mengusak rambut Gulf dengan usakkan khas seorang kakak kepada adiknya, Mew rasa ini lebih cocok untuk saat ini.
"Kamu kembali lah ke kamar untuk beristirahat, pasti capek, kan?"
Gulf tidak menanggapi dan Mew tidak mau membuat suasana semakin kaku. Jadi ia langsung berjalan menuju kamar mandi, mengunci pintu dan menyalakan air keran sink agar suasana tidak sunyi. Ia menatap wajahnya lama pada cermin lalu mengusapnya dengan perasaan kecewa.
"Kenapa kamu bodoh sekali, Mew?"
Selanjutnya ia langsung melanjutkan untuk membersihkan tubuhnya, berharap Gulf bisa melupakan kejadian tadi dan tidak kaku dengannya dikeesokan hari. Mew juga berharap Gulf yang sudah kembali ke kamarnya beristirahat dan mendapatkan tidur yang cukup.
Tapi situasi di kamar Mew berbeda, mata Gulf menatap pintu kamar mandi dengan tatapan nanar. Ia langsung mendongak kaget ketika Mew barusan mengusak rambutnya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sentuhannya tidak terasa seperti Mew yang biasanya, bahkan Mew memintanya untuk kembali ke kamarnya. Dalam artian lain mengusir Gulf secara halus, tapi sayangnya Gulf menyadarinya tepat ketika Mew melakukannya.
Gulf tidak suka ini. Selama ia dan Mew mulai dekat, kapanpun Gulf pergi ke kamarnya, Mew tidak akan memintanya untuk kembali. Bahkan selama Mew pergi keluar negeri, Mew memperbolehkan Gulf mengacau di kamarnya. Termasuk bermain dengan Chopper hingga kamar itu berantakan.
Tangan Gulf terkepal, ia berbalik dan mengambil posisi di kasur itu lalu membaringkan tubuhnya. Tak lupa ia menyelimuti dirinya menggunakan bed cover cokelat yang hangat. Wajah Gulf memerah menahan semua perasaan nya yang campur aduk.
Satu sisi ia tidak nyaman dengan pertanyaan Mew, tapi ia juga tidak suka dengan sikap Mew yang berubah seketika padanya. Gulf tidak mau meninggalkan kamar ini sebelum ia melihat Phi nya itu keluar dari kamar mandi.
Beberapa menit berlalu dan Gulf langsung memperhatikan Mew yang keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggang. Sorot mata Mew terlihat terkejut dan kaget melihat Gulf yang masih ada di kamarnya.
YOU ARE READING
Perfect Bride | MewGulf
FanfictionGulf Kanawut hanyalah seorang pria desa yang pergi ke kota untuk menuruti pesan terakhir dari mendiang ibunya, yaitu pergi ke kediaman Tuan Suppasit. Start : 15/03/2020 End : 14/09/2020