How's your day thukhon?
▪︎•-•▪︎
.
.Mungkin dalam sejarah Mew bersama Gulf, baru kali ini hari minggunya tidak ia lewati bersama Gulf. Terkecuali untuk hari-hari minggu menyebalkan yang mengharuskannya meninggalkan Gulf untuk urusan pekerjaan. Selain itu pastinya Mew menghabiskan waktu liburnya bersama Gulf. Entah untuk berjalan-jalan atau hanya sekedar bersantai di rumah menikmati 24 jam nya bersama pria yang paling Mew cintai di dunia ini.
Pagi-pagi sekali saat Mew hendak meminum kopinya, Title menyeret Gulf untuk pergi bersamanya. Entah pergi kemana mereka berdua itu, tapi dari malam harinya Title sudah meminta izin pada Mew untuk 'menculik' calon pengantinnya itu seharian.
Ingin protes dan menolak tapi Title terlihat ingin sekali mengajak Gulf pergi. Belum lagi Gulf ikut-ikutan memohon padanya untuk diizinkan pergi bersama Title. Pria berusia awal tiga puluh itu bisa apa?
Apa Gulf tidak bisa menangkap sinyal bahwa Mew ingin menempel dengannya seharian? Oh, Mew baru ingat kalau Gulf sangat polos dan kurang peka.
Jadilah ia duduk di cafe bersama Tawan yang sedang frustasi memikirkan Mew yang akan melepas status lajangnya sebentar lagi sementara dirinya belum juga menemukan seseorang yang berhasil merebut hatinya. Ia iri, Mew yang keras begini saja laku duluan. Sementara dirinya yang terkenal humble dan easy going sudah hampir lumutan disini.
Banyak sebenarnya yang mau dengan Tawan, tapi dia sendiri yang tidak mau dengan mereka. Lantas harus bagaimana?
"Melihatmu dengan wajah tertekuk di hari-hari menjelang pernikahan membuatku semakin kesal, kau tahu? Apa masalahmu sampai wajahmu jadi semakin jelek begitu?" tanya Tawan yang terusik dengan wajah Mew.
Mew menghela nafas, "Gulf diajak sepupuku pergi seharian, sementara ini weekend."
"Cuma karena hal begini? Jadi kau menyesal juga bertemu denganku disini?" tanya Tawan tak habis pikir.
Mew mengangguk tanpa memikirkan Tawan yang ingin sekali melempar bangku ke wajah Mew, "Sebenarnya aku maunya dengan Gulf, tapi kalau adanya kau ya sudah lah. Daripada diam dirumah sendirian."
"Teman sialan."
Karena tidak ada pembicaraan lagi dan Mew malah sibuk dengan iPad di tangannya, akhirnya Tawan memutuskan untuk memakan kentang goreng yang ia pesan sebelum makanan itu dingin. Memang ide buruk menyanggupi ajakan Mew untuk hangout, ujungnya pasti seperti ini.
Harusnya Tawan ingat kalau temannya yang satu itu akan seperti tanaman yang tidak terkena sinar matahari cukup jika tidak bersama Gulf. Sudahlah, Tawan mau makan saja daripada makin kesal.
.
.
"Hah? Aku tidak begitu kok!"
Title hanya memandang Gulf dengan tatapan ragu. Sedangkan Gulf menggeleng keras dengan wajahnya yang 'sok' yakin padahal terlihat sekali kadar denial nya yang tinggi di wajahnya. Title mendecak lalu menggeleng menandakan kalau dia tidak percaya dengan ucapan Gulf.
Asal Title tahu saja, Gulf juga tidak yakin dengan apa yang ia katakan.
"Sebenarnya Phi Gulf, awal mula Phi Gulf merasa tidak bisa menjadi pendamping yang sempurna untuk Phi Mew itu karena PhI sendiri merasa tidak percaya diri. Phi beranggapan kalau Phi tidak pantas kan berdiri di samping Phi Mew?"
Gulf gelagapan, "Tidak- aku..."
Title memberi pandangan yang terlihat malas mendengar pembelaan Gulf atas dirinya sendiri, seperti mengatakan 'aku sudah tahu Phi berbohong, mau bicara apa juga aku tidak percaya' pada Gulf. Gulf menggigit bibirnya lalu menghela nafasnya,
YOU ARE READING
Perfect Bride | MewGulf
FanfictionGulf Kanawut hanyalah seorang pria desa yang pergi ke kota untuk menuruti pesan terakhir dari mendiang ibunya, yaitu pergi ke kediaman Tuan Suppasit. Start : 15/03/2020 End : 14/09/2020