Chap 2

1.5K 250 46
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


BusterBros & Readers


Happy reading
••••••••
••••••
••••
•••
••

Bandara nasional Indonesia, provinsi DKI Jakarta telah kembali ramai setelah mereda berbulan-bulan yang lalu akibat sebuah virus baru yang menggemparkan dan berdampak pandemi bagi seluruh dunia.

Orang-orang dengan berbagai macam tujuan terus berlalu lalang dengan tas bawaan sebagai ciri khas, begitu pula dengan mereka.

Rasanya seperti deja vu bisa kembali melaksanakan aktivitas normal setelah sekian banyak hal yang terjadi.

Senyum merekah indah pada wajah seorang gadis. Sebelah tangan ia gunakan untuk menggandeng sang ibunda, sedangkan yang satu lagi menyeret koper.

Mereka berhenti di depan lobi check-in, tempat pembatas antara penumpang dan pengantar di bandara maupun berbagai macam tempat tunggu transportasi.

" Kak jangan nakal, nurut sama abang kamu," seru wanita paruh baya itu pada anak satu-satunya.

" Jangan jajan sembarangan, jangan jauh-jauh nanti ilang, jaga diri jangan sampe tergoda rayuan pria tampan."

" Huh mama, emangnya aku anak kecil apa pake dititip pesan kayak gitu, terus juga mana ada cowo tampan yang mau sama aku," balas [Name] sambil terkikik mendengar penuturan ibunya.

" Emang gak ada." Sahut Jiro asal.

[Name] tersenyum sampai matanya menyipit, lalu menggerakkan bibir tanpa suara, " ba-cot~ ehe."

Wajah Jiro tetap datar, melirik pada sang tante berada di sebelahnya,
" Bun [Name] ngomong kasar tuh." Adu Jiro.

" Dasar kalian ini,"

" Kak, pakai uang dengan bijak ya, jangan sampe nanti kamu pulang bawa 3 tas gunung, udah gitu isinya Merchandise husbu semua. Ayah gak suka oleh-oleh kayak gitu." Kali ini pria paruh baya dengan tubuh gagah di belakang mereka bersuara.

Tiba-tiba Ichiro tersenyum sendiri mendengarnya. " Kalo harganya gak cocok gak bakal kok om."

" Buat kamu juga itu Ichiro," sambung pria itu sambil menepuk pundak tegap keponakannya. Merasa tersentil telak  di hati, Ichiro mengulum senyum.

" Bisa baca pikiran rupanya."

" Ichiro udah gak gitu kok om, kan udah gede sekarang." Balasnya tertawa canggung. Melihat reaksi keponakannya yang terlihat palsu ia pun berinisiatif mendekatkan bibirnya pada kuping Ichiro, membisikkan sesuatu yang membuatnya merona.

" Hahahaha masih kan Chir? "

Jeng

[Father Name], 42 tahun. Pengusaha. Biasa dipanggil ayah, om, paps, tuan, ataupun sayang oleh istrinya.

Ayah kandung dari [Name], suami dari [Mother Name] dan merupakan adik ipar dari Rei Amayado.

Ia adalah seseorang yang sibuk dengan pekerjaan, kadang pula harus lembur mengurus arsip perusahaan dengan teliti. Memiliki sikap tegas, humoris, ramah, dan tentu sayang keluarga, ia telah menganggap keponakannya itu seperti anak sendiri.

" Astaga om."

Saburo mengawang jauh, menyadari itu, sang tante menepuk punggung keponakan terkecilnya kesayangan bunda dengan sayang. " Jangan bengong."

Sepupu : Japan Tour✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang