Chap 3

1.4K 230 9
                                    

DISCLAIMER

Hypnosismic © KING RECORD
STORY © Hatarakimono


BusterBros & Readers


Happy reading
•••••••
••••••
••••
•••
••

Ichiro melihat jam yang melingkar pada lengannya, ternyata waktu masih menunjukkan pukul 2 pagi jika di Indonesia, ternyata ia belum menyetel ulang jam tangannya. Ichiro menarik crown jam hitam itu untuk mengatur agar waktu 2 jam lebih cepat.

Menggeser sedikit kepala Saburo dari bahunya untuk membangun.
" Saburo, bangun."

Yang dipanggil membuka mata perlahan, mengucek Sebelah mata menghilangkan rasa kantuk yang masih menempel.

Ichiro beralih pada bangku belakang, tempat dimana kedua adik nya berada, ia melihat Jiro dan [Name] masih tertidur pulas, saling menempel layaknya sepasang kekasih, jika ada paparazi tentu saja banyak yang akan patah hati, padahal dua jam yang lalu mereka masih aktif dengan kegiatan masing-masing.

" Dek. Jiro. Bangun, sebentar lagi kita landing."

Sedikit tersentak oleh ucapan Ichiro, [Name] terbangun, padahal suara Ichiro tidaklah besar hanya saja sudah ngebass dari sananya. Menggeser posisi pada bahu Jiro tiba-tiba membuat kepala Jiro mengatuk ke depan karena kehilangan sandaran.

" Udah nyampe Bang?"

" Belum, dikit lagi landing. Siap-siap aja, barang-barang awas jangan sampe ada yang ketinggalan." Jawabannya sambil melepas earphone dari lubang tv pesawat untuk ia masukkan kedalam saku jaket. Ia mengusap wajah tampannya sebagai penghilang kantuk. Hal yang sama dilakukan oleh Saburo yang telah lebih segar daripada sebelumnya.

" Nintendo lu ketinggalan," Seru Ichiro begitu melihat adiknya sudah menutup tas ransel yang ia gunakan, padahal Nintendo masih tertinggal di selipan bangku.

Saburo mengikuti arah pandang Ichiro, ternyata vidio gamenya sudah berada di tangan kakak tertua.

" Ah iya aku lupa. Makasih Ichi-nii."

" Coba cek lagi, ada gak yang ketinggalan."

" Bungkus snack," seru Saburo sambil melipat plastik makanan ringan itu menjadi kecil, lalu menyelipkan nya ke plastik sampah.

Jiro melepas tudung jaket yang menutupi kepalanya disusul dengan sebuah perenggangan, ototnya terutama bahu terasa kebas berkat kepala adik sepupunya yang menempel dengan nyaman sejak beberapa jam lalu. 

Begitu pula dengan [Name], lehernya terasa pegal karena terlalu lama menengleng ke kanan, ya itu lebih baik daripada bersandar pada kaca pesawat, bisa-bisa saat bangun Indra pendengaran nya tegangan, seperti berdenging dan kemasukkan air. Kuping nya masuk angin.

Saburo melihat ke luar, netranya menangkap pemandangan langit yang masih hitam, ia lirik jam yang melingkar di pergelangan tangan Ichiro, pukul empat lebih sedikit, seperti jam itu sudah disetel ulang.

Selamat datang mbak

°°°°°

[Name] POV

Jam di bandara Internasional Tokyo, Haneda airport, menunjuk pukul setengah lima pagi, berbeda dua jam dari handphone Jiro yang tak sengaja ku intip barusan. Tentu saja karena perbedaan zona waktu antara Jepang dan Indonesia.

Begitu kami turun dari pesawat, tanganku refleks bergerak mengeratkan jaket tipis yang membalut sweater. Udara dingin menerpa, sedikit bernostalgia akan udara puncak jika sudah tengah malam.

Sepupu : Japan Tour✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang