Bab 4

5.3K 360 4
                                    

Dugaan ku selama ini memang benar. Cafe harus ditutup, karena suatu alasan dari Jared yang tidak aku mengerti. Yang aku pikirkan sekarang adalah, bagaimana aku harus mencari uang. Hutang-hutang ayah masih banyak. Aku membutuhkan banyak uang saat ini. Tidak mungkin aku meminta ibu untuk melunasi hutang-hutang ayah. Ibu pasti juga tidak mau.

Ya Tuhan, kenapa hidupku selalu dihadapkan dengan kesulitan. Baru beberapa bulan aku bisa bernafas tenang. Sekarang aku harus kembali bekerja keras. Bahkan lebih keras.

Uang pesangon yang diberikan oleh Jared tidak cukup untuk membayar hutang. Aku sudah muak, hampir beberapa hari sekali rentenir datang meminta uang. Sementara aku tidak punya uang, karena lama tidak bekerja.

Kaki ku terus melangkah tanpa tujuan. Berbekal keberanian, dan tekad yang kuat. Aku mencari pekerjaan disetiap toko yang aku lewati. Dan semuanya menolak ku.

Hingga aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang terlihat panik dan ketakutan. Aku berjalan mendekati nya. Menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Maaf, Nyonya. Kenapa Nyonya terlihat ketakutan?"

"Ada maling yang mencuri tas mahal ku! Didalamnya terdapat banyak surat-surat penting! Tolong bantulah aku."

Aku mengangguk, dan berlari mengejar pencurinya. Aku bersyukur pencurinya belum berlari terlalu jauh saat aku berusaha mengejarnya.

"HEI! PENCURI! BERHENTI KAU?!!" teriakku keras. Semua orang memperhatikan ku yang sedang mengejar pencuri pun ikut membantuku menangkap pencuri itu. Sampai pencuri itu tertangkap oleh seorang pria yang selama beberapa bulan ini selalu menghantui pikiran ku.

Alden.

Senyumannya hangatnya tidak lagi terlihat. Dia menjadi sosok yang dingin. Bukan orang baik yang membantuku beberapa bulan yang lalu.

***

Singkat cerita, aku diberikan pekerjaan oleh wanita paruh baya yang tadi ku bantu menangkap pencuri tasnya. Namanya Rachel Xaverius.

Ternyata dia adalah orang yang sangat kaya. Rumahnya sangat mewah dan megah. Suaminya memiliki perusahaan yang sangat besar. Kekayaannya sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Dan aku dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga. Tidak apa-apa, yang terpenting aku mendapatkan pekerjaan.

Soal Alden, aku tidak berbicara apapun dengannya. Dia hanya membantuku untuk menangkap pencuri itu, lalu pamit pulang setelah menyerahkan pencuri itu kepada polisi.

Apa dia sudah melupakan ku? Dalam waktu beberapa bulan saja.

"Poppi, kau melamun?"

"Maaf, Nyonya Rachel."

Aku tersadar dari lamunanku tentang Alden. Tidak seharusnya aku memikirkan pria seperti dia. Dia hanya pria baik yang membantuku, bukan pria yang menyukai ku. Hentikan, semua lamunan tentang Alden. Toh, dia juga sudah melupakan ku. Maybe.

"Poppi, jangan sering melamun saat sedang berkerja! Saya tidak ingin melihat guci kesayangan saya pecah, gara-gara kelalaian mu," ucap Nyonya Rachel tegas lalu pergi.

Nyonya Rachel tipikal orang yang tegas dan suka kebersihan. Dia juga orang yang temperamental dan sangat disiplin waktu. Kadang aku harus bangun subuh untuk menyiapkan sarapan, karena Nyonya Rachel ingin tepat pukul 7 pagi, harus ada sarapan. Tidak boleh terlambat, dan makanan harus bervariasi setiap harinya.

Semoga aku kuat bekerja disini.

***

Dari hari Senin sampai Sabtu, aku akan tinggal di rumah Nyonya Rachel. Saat hari Minggu aku akan ijin mengunjungi adik-adik ku yang sudah bahagia tinggal bersama ibu. Ibu benar-benar menepati janjinya menjadi ibu yang baik.

Dia juga menyekolahkan adik-adik ku lagi ke sekolah negeri. Walaupun aku juga harus membantu biaya sekolah adikku sedikit dari gaji. Sementara sebagian gaji ku, aku gunakan untuk membayar hutang mendiang ayah. Hutang yang tidak ada habisnya, justru malah semakin bertambah bunganya.

Ya Tuhan, tolong bantulah aku. Ada kalanya aku merasa sangat lemah, namun aku berusaha untuk tetap kuat. Demi keluarga ku.

Yang aku inginkan, semoga adik-adik ku tidak pernah merasakan hal-hal buruk yang pernah aku rasakan. Aku terlalu menyayangi mereka.

***

Hari ini aku harus memasak banyak makanan, karena menurut kabar yang kudengar tuan muda keluarga Averius akan mengenalkan kekasihnya untuk pertama kalinya.

Nyonya Rachel sejak pagi sudah banyak mengomeli pekerja dirumahnya. Semua harus tertata rapi. Karena calon menantu keluarga Averius akan datang. Semoga saja dia orang yang cantik, dan baik. Juga tidak mudah marah seperti Nyonya Rachel. Sorry.

Saat aku sedang memasak, Nyonya Rachel datang. Menyicipi setiap masakan yang telah kubuat. Dia menyicipi nya sedikit lalu mengangguk senang.

"Masakan mu lumayan enak, Poppi."

"Terimakasih, Nyonya."

"Sekarang cepat selesaikan. Setengah jam lagi, calon menantu keluarga Averius akan datang! Cepat-cepat!" Ucap Nyonya Rachel yang terlihat sangat bahagia. Suasana hatinya hari ini cukup baik. Dia tidak marah-marah kepadaku sejak pagi. Suatu rekor baru.

Segera aku selesaikan pekerjaanku. Dan menyiapkan semua makanannya di meja makan. Setelah dirasa cukup persiapan nya, aku pergi ke kamarku untuk bersih-bersih. Badanku sangat kotor.

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kalian terhadap cerita ini, dengan vote dan komentar!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kalian terhadap cerita ini, dengan vote dan komentar!

Salam Cinta,
Andearr 💖

Pertinacious [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang