Bab 5

5.4K 361 8
                                    

Ternyata acaranya makan malamnya harus molor beberapa jam karena ada suatu masalah yang tidak aku ketahui. Nyonya Rachel yang terkenal dengan sikapnya yang disiplin waktu, sudah terlihat menahan amarahnya. Dia sangat tidak suka dengan orang yang tidak tepat waktu.

Namun tak lama kemudian Tuan Muda Aiden Xaverius datang. Dia terlihat sangat tampan dengan setelan jas hitamnya. Rambutnya yang disisir rapi. Teman pria yang dia bawa juga terlihat tampan.

Apa?! Teman pria?

Tuan Aiden seorang Gay? Beraninya dia mengajak kekasih pria nya kepada Nyonya Rachel. Tentu Nyonya Rachel marah besar. Yang dibawa Tuan Aiden bukan wanita melainkan seorang pria.

Aku tidak berani melihat kemarahan Nyonya Rachel saat ini. Aku pergi menuju dapur dan sayub-sayub mendengarkan pertengkaran antara ibu dan anak itu.

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI! KENAPA KAU MALAH MEMBAWA PRIA KE RUMAH HAH?! KAU KIRA DENGAN MENJALIN HUBUNGAN DENGAN PRIA, KELUARGA XAVERIUS AKAN MENDAPATKAN PENERUS?!!"

"Tenanglah mama. Aiden kemari dengan niat yang baik, tidak ingin mencari masalah dengan mama. Aiden mencintainya, aku harap mama dapat menerima Alden."

"TIDAK! MAMA TIDAK AKAN MENERIMA PRIA GAY YANG MENJADI MENANTU MAMA, AIDEN! TUNGGU SAJA KABAR PERJODOHAN MU DENGAN PUTRI DARI KELUARGA COLLEEN. DAN BERSIAPLAH UNTUK MENINGGALKAN PRIA GAY ITU!"

Kenyataan ini memang sangat menyakitkan. Bukan hanya untuk Nyonya Rachel yang mengetahui secara langsung anaknya seorang Gay. Tetapi juga aku, yang patah hati karena pria yang ku cintai memiliki kekasih yang ternyata majikan ku sendiri.

Hidupku sudah menyedihkan. Kisah percintaan ku kenapa juga sangat menyedihkan. Aku harus berusaha melupakannya.

Aku menghapus air mataku, lalu keluar dari persembunyian ku. Merapikan semua kekacauan yang telah diperbuat oleh Nyonya Rachel. Guci-guci mahal kesayangannya pecah jatuh kelantai karena kemarahannya.

"POPPI!! POPPI!! KEMARI!" teriak Nyonya Rachel.

"Maaf, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?"

"Bersihkan kekacauan ini. Buang semua makanan yang ada. Aku sudah tidak sudi makan. Serta usir kedua pria menjijikkan ini dari rumahku," ucap Nyonya Rachel lalu pergi meninggalkan ku bersama Tuan Aiden dan Alden.

"Baik Nyonya."

Aku melihat ekspresi kaget Alden saat aku datang dari dapur. Dia mungkin tidak pernah berpikir akan terus bertemu denganku dalam waktu dan tempat yang sama. Aku pun juga begitu. Tidak pernah berfikiran akan terus bertemu dengannya.

Pertanda apakah ini?

***

Alden dan Tuan Aiden semakin dekat. Mengumbar kemesraannya didalam rumah saat Nyonya Rachel pergi dari rumah. Memang akhir-akhir ini hubungan antara ibu dan anak itu sedang tidak baik.

Nyonya Rachel sangat menentang hubungan Tuan Aiden dengan Alden. Mereka tidak seharusnya bersama. Walaupun negara ini sudah melegalkan namanya hubungan sesama pria.

Nyonya Rachel pergi pagi-pagi sekali, entah pergi kemana. Sarapan yang ku buat pagi ini tidak dimakan olehnya. Sekarang sudah hampir jam sepuluh pagi. Sudah dipastikan Nyonya Rachel tidak akan pulang untuk sarapan. Waktu sarapannya sudah terlewat.

Aku segera merapikan meja makan. Menyimpan beberapa makanan yang masih bisa dimakan untuk santapan makan siang ku nanti. Lumayan aku makan banyak hari ini.

Pertinacious [TERBIT E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang