3. Meminjam Raga

610 39 3
                                    

Oleh: Sembur Banyu

***

Jauh sebelum engkau melangkah dalam surup, alangkah baiknya jika lebih mawas diri. Bukan hanya untuk kita, namun juga orang-orang di sekitar yang kita sayangi. Terutamanya.

***

EPISODE 3

***

Malam yang kelam terasa mencekam seketika. Dimulai dengan rintihan dan teriakan seorang gadis muda yang terdengar sangat keras meskipun dari luar rumah. Sungguh tak disangka kejadian tersebut sangat jelas terjadi di ruang tamu. Jeritan, cakaran, ringkih tawa serta tangisan mengiringi malam yang penuh kegelapan tersebut. Sesekali diiringi dengan mengejangnya tubuh gadis tersebut. Ditandai dengan kepala, lengan, jari, bahkan kaki yang membuat bergidik seisi rumah. Bahkan tubuh tersebut sempat melayang di antara kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya terkaget mengetahui hal tersebut. Bagaimana tidak, anak kesayangan yang mereka tinggalkan dalam keadaan baik-baik saja tiba-tiba sesekali terbujur kaku lalu mengejang sambil mengerang dan mencakar sekitar ketika mereka kembali dari kondangan.

Seisi rumah sangat berantakan dibuatnya, entah apa yang dilakukan sebelumnya. Seolah telah diporak-porandakan oleh kawanan perampok, namun tak ada tanda-tanda itu bahkan yang terlihat jelas hanya ada anak gadis satu-satunya yang mereka sayangi sedang mengerang.

Tak ayal hal tersebut membuat panik mereka. Bingung. Tak tahu apa yang harus dilakukan, sedangkan posisi rumah mereka agak jauh dari rumah lainnya. Ibu hanya sanggup mengatakan beberapa kata kepada Bapak untuk memanggil tetangganya. Yang terdekat.

Segeralah Bapak berlari menuju tetangga yang dianggap berada paling dekat dengan rumahnya. Dengan tergopoh dan beberapa kali terlihat terjerembab. Bapak tetap berusaha sekuat tenaga berlari menuju rumah tetangga yang terdekat dengan harapan besar mereka dapat membantu. Membantu menyelesaikan permasalahan pelik yang tiba-tiba terjadi ini.

Namun nyatanya setelah Bapak tiba di rumah bersama dengan yang dianggapnya bala bantuan ternyata tak sedikitpun mampu mengubah keadaan. Karena mereka pun tak paham bagaimana menghadapi persoalan yang sedemikian rupa. Berhadapan dengan yang gaib.

***

“Laa haulaa wa laa quwwata illa… billaaahhhh…. !!!!!”.

Terdengar teriakan kencang dari seorang Ustad yang tengah mengarahkan tangannya ke arah gadis tersebut. Ya, seorang Ustad yang sebelumnya dipanggil oleh Bapak dan tetangga tersebut. Yang diyakini sanggup menghadapi dan membantu menyelesaikan persoalan gaib ini.

“Uaaaaarrrgggghhhhhhhhh…… !!!!!!”.

Suara teriakan gadis tersebut sontak semakin menjadi setelah sosok yang berada dalam tubuhnya dipaksa oleh Ustad itu untuk keluar dan mengakhiri penderitaan yang dialami gadis tersebut.

Entah mengapa bukannya mereda, teriakan gadis tersebut semakin menjadi. Seolah yang sedang bersemayam di dalam dirinya menolak untuk keluar, bahkan membuat Ustad tersebut terjengkang dan terlempar jauh dari posisi semula sehingga membuatnya harus sampai bermuntahkan darah.

Semua yang hadir dibuat terheran. Bahkan ketika dibacakan ayat-ayat suci Al-Quran pun oleh seluruh yang hadir di ruangan itu tak mampu mengusir mahluk yang berada dalam diri gadis itu. Sehingga sontak membuat yang hadir, yang membaca ayat-ayat suci sedari tadi itu pecah konsentrasi dan segera buyar untuk menolong pak Ustad yang berada dalam kondisi terkapar.

Ya, gadis itu adalah Trubus. Gadis yang memang kurang religius dan sering mengabaikan kewajibannya sebagai seorang muslim. Sholat. Sejak ia ditinggalkan di rumah sendirian oleh orang tuanya yang pergi kondangan, ternyata ia mengalami kejadian lanjutan sejak dari yang terjadi tadi di sekolah. Bukan hanya dihantui, lebih dari itu, kerasukan.

Ternyata sosok makhluk gaib yang ia temui sebelumnya masih menguntit dan mengikutinya, bahkan sampai ke rumah. Memperhatikan setiap kesempatan untuk segera menghampiri Trubus dalam kondisi yang lengah dan lemah.

“Rungokno…. !!!!!!, Rungokno…. !!!!!!”.

Hanya kata-kata itu yang sedari tadi terucap dari mulut Trubus yang tetap masih dalam keadaan menggelinjang dilantai dengan kerudung dan baju yang acak-acakan. Namun tak ada yang memahami maksudnya barang seorangpun.

Bahkan sekelas Ustad desa itu yang terbiasa menghadapi hal demikian sampai dibuat babak belur hingga harus menghela napas panjang dan berusaha dibantu untuk sekadar berdiri saja. Sangat mengherankan. Sungguh. Ibarat kata orang Jawa, Ramempan dikapak-kapakne. Benar-benar seperti di luar batas. Yang semula terbiasa dan yakin bahkan dengan pegangan agama. Tak mampu berbuat banyak. Entah sebenarnya apa yang salah. Bahkan kejadian ini sanggup membuat orang yang mungkin tingkat imannya lemah bisa berpikir ulang untuk meyakini agamanya.

Dua tetangga yang menyaksikan sedari tadi pun dibuat merinding seketika dengan kejadian yang sungguh luar biasa itu. Mereka ketakukan, seakan mau lari namun masih ingat bahwa tetangganya saat ini benar-benar dalam keadaan butuh bantuan.

“Kang, piye kalo dipanggilno Mbah Yai wae. Sepertinya beliau wes di rumah kalo jam segini”, ujar tetangga tersebut yang mendadak ingat akan sosok yang diyakini lebih mengenal dan dekat dengan yang gaib dengan kelihatan tetap berusaha mengendalikan ketakutannya melihat keadaan yang menegangkan diantara tawa, tangis, dan teriakan yang dilontarkan Trubus.

“Iya kang, monggo. Tolong panggilin. Aku ndak berani ninggalin genduk sama ibu-ibu gini. Takut kalo ada hal yang lebih ndak diinginkan. Itu kunci sepeda motornya masih nempel”, sahut bapak yang kebingungan setengah mati sambil terdengar gemetar dari mulutnya untuk hanya sekadar mengeluarkan kata-kata. Belum lagi melihat Ibu yang tiba-tiba pingsan saat tahu anak kesayangannya dalam kondisi yang demikian menjadi-jadi.

Seketika itu pula, tetangganya tersebut berlari menuju arah sepeda motor untuk segera menarik gas dan berusaha menggeber sepeda motor matic Bapak menuju rumah Mbah Yai yang memang terletak agak jauh.

“Bruuooooooooooommmmm……. !!!”

BERSAMBUNG

Visit
IG: semburbanyu
TikTok: semburbanyu
Youtube: semburbanyu

SURUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang