Sejak kapan kau bisa menguasai hati ku? Sejak kapan kau mampu mengalihkan dunia ku? Telah ku yakinkan hati, aku menyerah atas ego ku. Aku mencintai mu!
-
-
-
Jangan lupa vote dan comment ya!
Jazakallahu khairan kawan!
-
-
-
"Itu kata Dokter Lion Om" Cerita Aorora setelah duduk dikursi Kak Patrick.
Kak Patrick hanya terdiam ditempatnya, seperti dihantam ribuan palu. Jika saja ia bisa menukar posisinya saat ini dengan posisi Aorora, mungkin sudah dilakukannya sejak dulu..
"Aorora nggak akan mati kan Om?" Tanya Aorora pelan.
"Nggak akan Ra'. Apa pun yang kamu rasakan, bilang ke Om. Kamu anak kuat Aorora, itu yang kamu bilang ke Dokter Lion kan?"
"Jadi,.. Om mau terima rujuk transplantasi itu?"
"Kalau kamu siap"
Sejenak Aorora terdiam, lalu kembali memutar-mutar pulpen didepannya.
"Lalu, bagaimana dengan anak-anak Om? Aorora tidak mau kalau mereka tau"
"Tidak apa Aorora"
"Tapi sebentar lagi mereka akan AMI Awards Om"
Sepasang telinga yang sedari tadi tidak sengaja mendengar percakapan mereka, langsung meninggalkan pintu yang sedang terbuka itu. Turun kebawah, bergabung dengan anak-anak yang sedang latihan dibawah.
Diruang latihan~
Sudah dua jam mereka latihan, empat hari lagi audisi. Kali ini mereka diminta latihan mati-matian oleh Ko Weny.
"Farhan, putar badan mu. Ikuti gerakan Gilang!" Seru Ko Weny.
"Jangan mundur terlalu jauh Farhan!"
"Fokus! Fokus! AMI sebentar lagi!"
"Kalian bisa latihan sendiri, Koko mau isi air minum sebentar" Ko Weny sambil meninggalkan ruang latihan.
Bukannya lanjut latihan, anak-anak malah menjatuhkan tubuhnya dilantai, mengatur nafas mereka yang ngos-ngosan itu.
"Bang Farhan, luh kenapa sih?"
"Ada yang ganggu pikiran luh kan?" Shandy sambil menyenggol siku Farhan yang sedang melamun itu.
"Nggak ada"
"Nggak usah bohong Bang. Kita-kita lihat semua kok" Fajri yang merebahkan kepalanya di paha Fiki yang sedang selonjoran disampingnya.
"Harusnya, gue nggak dengar. Tapi, gue rasa kalian perlu tau sesuatu" Farhan.
Anak-anak mulai mendekat pada Farhan yang tidak biasa itu. Keningnya sedikit berkerut, menimbang-nimbang kabar yang baru saja ia terima. Bukan terima, kabar yang tak sengaja ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Tidur | UN1TY [Selesai ✔]
RomancePenulis: Assa'adatul Kamilah Tentangnya yang mengajarkan kami arti Pangeran Tidur yang sesungguhnya. [Sudah Di Revisi]