Apakah kau rasakan tentang detak jantung ku yang berpacu setiap kali berdekatakan dengan mu? Ku tau tentang perasaan mu. Tapi bisakah kau katakan padaku sekali saja?
-
-
-
Jangan lupa vote dan comment ya!
Jazakallahu khairan kawan!
happy reading guyzz!
-
-
-
Pagi ini, usai makan pagi Aorora sudah siap untuk kontrol selanjutnya. Kontrol kedua bersama Dokter Lion . Aorora sudah siap dengan dress ungu nya, ia sedang duduk sambil menggambar di meja makan bersama Zweitson sahabatnya.
"Warnain coklat aja ya rambutnya?"
"Boleh. Tapi poninya harus coklat tua ya Son?"
"Oke-oke"
Mereka kembali asik mewarnai rambut Harry Potter di kertas gambarnya, sedang anak-anak yang lain tengah duduk bersantai diruang tengah sambil menikmati secangkir kopi panas, kecuali Fajri dan Fiki yang memilih susu coklat untuk minumannya pagi ini.
"Aorora" Panggil Kak Patrick yang yang baru saja turun dari tangga, ia terlihat buru-buru. Mengingat Kak Patrick sekarang sedang menyisir rambutnya sambil berjalan cepat menuju meja makan.
"Om Patrick mau kemana?" Tanya Aorora begitu melihat Kak Patrick yang meminum air hangat dari dispenser sambil berdiri itu.
"Ada rapat penting yang perlu Om datangi. Penting " Kak Patrick sambil sesekali melirik arlojinya.
"Jadi nggak usah kontrol dong kak? " Aorora dengan riang sambil tersenyum lebar itu.
"Tetap. Zweitson, Riki. Bisa nggak kalian temenin Aorora ke Rumah Sakit?" Kali ini pertanyaan Kak Patrick diarahkan pada Zweitson dan Riki.
"Nanti saya mau ambil paket dikantor pos Kak, kiriman dari keluarga di Salatiga" Zweitson yang mengingat ia menerima telepon semalam dari Mamanya.
Mata kak Patrick kembali menyusuri.
"Fenly, kamu free kan?"
Fenly langsung mengangkat wajahnya yang nampak terkejut itu, lalu menganggukkan kepalanya.
"Kalian bisa naik taksi, sepuluh menit lagi sampai. Surat-suratnya ada di meja kerja Kakak" Kak Patrick.
Ia langsung meleset pergi setelah mendengar suara klakson diluar, Ko Weny.
👟👟👟
Aorora, Fenly dan Riki mulai berjalan menyusuri koridor rumah sakit setelah melakukan perjalanan menggunakan taksi tadi. Meski ini kali keduanya ia datang, ia sedikit hapal letak poli-poli disini.
"Aorora, biar kubawakan tas mu" Riki sambil meraih tas ransel Aorora.
"Oh, makasih Bang"
Mereka berhenti begitu tiba di depan pintu Poli Penyakit Dalam, sekilas Aorora menatap keduanya yang ada dibelakangnya saat ini.
"Kalian tunggu disini aja" Aorora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Tidur | UN1TY [Selesai ✔]
RomantikPenulis: Assa'adatul Kamilah Tentangnya yang mengajarkan kami arti Pangeran Tidur yang sesungguhnya. [Sudah Di Revisi]