Dia diam-diam datang tanpa mengetuk kalbu. Seperti purnama yang entah kapan ia tiba. Seperti senja yang merindukan anginnya. Seberapa besar perasaannya? Harus memendam hingga waktu dapat menjelaskan semuanya.
~~~
Nts:
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment ya!
Jazakallahu khairan kawan!
_
_
_
Sekali lagi mentari menyapa dari balik gunung yang entah apa namanya. Ayam berkokok menyambut pagi yang hangat itu. Kicauan burung bernyanyi dari dahan-dahan reranting yang ada disekitar rumah.
Pagi ini, Aorora sudah siap dengan ransel beruang yang ada dibelakangnya. Poni nya dibiarkan berjejer rapi di keningnya yang sebesar lapangan bola itu. Tidak lupa lip-tint orange dihiaskan pada bibir mungilnya yang nampak kebiruan.
"Sarapan dulu Ra' " Riki yang tiba-tiba muncul disampingnya sambil menenteng sodet besi seperti yang biasa dilakukan Shandy. Hari ini Riki yang bertugas untuk masak.
"Yang lain udah bangun Belum bang?" Tanya Aorora menoleh pada pintu masuk yang ada di samping kirinya.
"Udah, mereka nungguin gih diruang makan "
"Om Patrick dan Ko Weny juga?"
"Kak Patrick keluar untuk sesuatu, sebentar lagi dia akan kembali. Ko Weny? Dia ada di taman belakang sedang menyeruput kopinya"
Aorora lalu mengikuti langkah Riki menuju ruang makan. Disana sudah ada Fenly, Fiki, Gilang, Shandy, Farhan dan Zweitson yang sibuk dengan hp masing-masing. Entah ini budaya atau etika, tapi menurut Aorora makan tidak akan dimulai kalau-kalau yang lain belum lengkap. Kan?
"Duduk Ra' " Kali ini Gilang yang mempersilahkan Aorora duduk disampingnya.
Menu pagi ini adalah nasi goreng dengan tumisan tiram dan ayam goreng ala Bang Riki, tapi tidak dengan Aorora. Bubur gandum dengan kacang merah yang di tumis dengan minyak wijen dan lada hitam, sawi yang sudah dipotong sedemikian rupa tertata rapi diatas mangkuk Aorora.
Aorora lalu melirik piring makan yang ada dihadapan Gilang. Ayam goreng? Sudah berapa lama ia tidak memakannya?. Aha!, muncul ide licik dalam hatinya. Ia lalu menggeser kursinya agar bisa berdekatan dengan Gilang yang mulai memasukkan suapan nasi perrtama ke dalam mulutnya.
"Lang, Gilang. Pssstt" Bisik Aorora.
Gilang yang baru saja mau memasukkan suapan keduanya lalu mendekatkan kepalanya pada Aorora yang memanggilnya dengan caranya yang aneh itu.
"Ada apa Ra' ?" Tanya Gilang yang ikutan berbisik.
"Itu Lang" Sambil menunjuk Piring Gilang dengan matanya yang bulat itu.
"Ha?"
"Bagi Lang, kita tukaran sarapan deh" Kali ini Aorora kembali berbisik yang kemudian mendapat jitakan dari Riki yang tau-taunya ada dibelakang mereka berdua.
Anak-anak yang sedari tadi menyadari tingkah Aorora itu hanya terbahak ditempatnya.
"Kalian ini lagi main tentara-tentaraan atau gimana sih? Pake bisik-bisik segala, padahal kita-kita yang lain bisa dengar" Fajri yang kemudian mendapat toyoran dari Farhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/220966660-288-k64445.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Tidur | UN1TY [Selesai ✔]
Roman d'amourPenulis: Assa'adatul Kamilah Tentangnya yang mengajarkan kami arti Pangeran Tidur yang sesungguhnya. [Sudah Di Revisi]