Bab 6

129 64 18
                                    

Makasih kak linaalfianaa buat editannya:*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makasih kak linaalfianaa buat editannya:*

Happy reading:*

***

Masuk dengan menendang pintu kelas, semua kekesalannya ia lampiaskan pada pintu yang tak bersalah itu, meninjunya hingga menghasilkan suara besar yang dapat memekakan telinga, seisi kelas terdiam. mengatupkan bibir, tak ada yang berani angkat suara.

Begitulah Quena, sang kutu loncat yang tak bisa diam, namun ketika cewek itu sedang kesal, ia akan berubah wujud menjadi lebih menyeramkan, Bayangkan saja jika Quena berubah menjadi kyubi ekor seratus.

Kristal teman sebangku Quena, melihat hal itu, ia tahu bahwa teman bar-barnya yang satu ini sedang dalam keadaan badmood, sebagai teman yang baik ia memulai pertanyaannya dengan berbasa-basi.

"Napa lu Na?"

"Tau ah, kesel banget gue" katanya ketus.

"Kenapa lagi? Kak Wildan?"

"Bukan"

"Trus siapa?"

Quena mendengus. "Itu tuh ketos tercinta lo! Katanya baik, nyatanya gak ada akhlak!" Gerutunya.

"Kak Hazel maksud lo?"

Tangan Quena menggebrak meja,membuat kristal terperajat. "Nggak usah sebut-sebut nama dia! Tambah emosi gue entar"

"Ada masalah lagi? Dia apain lo?"

"Masa tadi pagi dia nabrak mobil gue, sengaja tuh pasti dia cari gara-gara ma gue, nggak tanggung jawab lagi. Trus dia bawa gue  kekantin pake alibi muka gue pucat makanya disuruh sarapan dulu, gue kira ni yah dia mau bayarin gue makan, eh ternyata nggak, mana gue nambah banyak lagi, dia juga pesen tapi nggak dimakan, kampret emang tuh es batu porotin dompet gue aja"

Kristal yang mendengar curhatan Quena tak bisa menahan tawanya.
"Whahaha kegeeran bat lu"

"Diem lo! Pokoknya kalo ketemu dia lagi, gua bakal tonjok tuh muka tembok ngeselinnya" ujar Quena penuh dendam.

"Eh Jangan dong, entar muka gantengnya rusak"

"Masa bodo, biarin aja"

"Eh Quena--" belum sempat Kristal menyelesaikan kalimatnya, Nilam datang.

"SELAMAT PAGI KAWANKU TERCINTA" sapa Nilam dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, tak salah memang Quena, Kristal dan Nilam adalah tiga sekawan yang paling pandai menyembunyikan keadaannya dibalik senyuman.

"Apalagi sih ini anak tapir" perkataan itu sontak membuat Nilam mendeklik kearah Quena.

"Gua anak orang yah bukan anak tapir!"

"Nil, lo udah ngerjain tugas paket Matematika nggak?" Tanya Kristal yang memang sengaja datang cepat agar ia bisa menyalin pr Nilam dengan tentram, dasar!

"Udah lah, gue tebak pasti lo belum kan?" Nilam memicingkan mata.

"Heheh tau aja lo, gue nyalin tugas lo ye"

"Hadeuuh sudah kudugong, nih anak kapan tobatnya sih?"

"Tau tuh, dikasih tugas sama guru itu dikerjakan di rumah bukan di sekolah oneng, nyontek lagi" cibir Quena

"Gue bukan nyontek yah tapi nyalin!" Bantah Kristal.

"Apa bedanya Markoneng?"

"Ya bedalah, eh elo perasaan ganti nama gue mulu, mau lo potongin gue kambing?!"

"Serah." Pasrah Quena.

"Na, lo ngomong pendek gitu, gue jadi keingat kak Hazel" ujar Nilam membuat Quena melempar tatapan lasernya.

"Satu kali lagi lo sebut nama tuh orang, gue gantung lo di tiang bendera!" Ancam Quena.

"Laaah?" Nilam menatap Kristal seakan meminta penjelasan namun Kristal memang teman yang baik, ia hanya mengendikkan bahu, lantas pergi mengambil buku pr Nilam di tas Nilam tanpa meminta izin.

***

Part ini lebih sedikit dari part sebelumnya, maap keun:)

Author cuma minta vote dan koment kalian, apa susahnya sih? Biar author lebih semangat nulisnya, heheh.

Dan satu lagi author mau berterimakasih kepada friscabalqistya karna dah mau buatin author cover, makasih kak^^

Salam hangat author
Makassar, 11 Mei 2020

@Ukhty2304

Happy Or Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang