Bab 7

109 55 9
                                    

Hampir seluruh pandangan siswa Jaya Wijaya Internasional School yang berada di kantin terarah pada tiga sosok siswi cantik yang berjalan masuk kearea kantin, tak sedikit dari mereka yang mengabaikan makanannya demi melihat gerak-gerik tiga siswi itu, Tiga siswi itu tak lain dan tak bukan adalah Quena, Kristal dan Nilam.

"Na, yakin lo mau makan disini?" Tanya Nilam, Yah ketiganya memang jarang terlihat di area kantin.

"Nggak! Yaiyalah lo itu bego apa gimana sih Nil? Ngapain coba kita kesini kalo bukan untuk makan?"

"Ya kali cuma jalan-jalan cari angin Na"

"Numpang joget disini juga boleh, mau?"

Quena mendengus keras, memang yah kedua temannya itu sudah tidak waras, diantara ketiganya dirinya lah yang paling waras, iyakan?

Nilam menarik tangan Kristal, ingin beranjak pergi, namun di cegat oleh Quena dan terjadilah sesi tarik-menarik, Nilam menarik tangan kanan Kristal sedangkan Quena menarik tangan kiri.

Banyak siswa maupun siswi yang melongo melihat hal itu.

"Na, apasih? Gue sama Kristal bawa bekal, mau makan dikelas aja. Iya Kan, Tal?" Nilam menatap Kristal penuh harap. Sedangkan yang diharapkan hanya dapat pasrah ditarik-tarik seperti itu. Oke kalian pasti belum tau Quena, Kristal maupun Nilam memang tidak terlalu suka berada di tegah keramaian, ia tak mau jadi pusat perhatian setiap orang.

"Yaah jangan dong!"

"Udah, woy! yaelah tuh orang semua ngeliatin kita, nggak malu lo berdua?" Seru Kristal akhirnya angkat bicara.

Keduanya langsung mengerjap, merapatkan bibir. malu juga saat menyadari banyak yang memperhatikan ketiganya.

"Nil, sekali ini aja, lo belum pernah coba masakan Bu Lela klo udah coba pasti ketagihan, seriusan," ujar Quena memelas

"Yaudah deh kalo lo maksa, tapi sebagai gantinya lo yang bayarin kita"

"Yeuuh si kutil, bilang aja lo pencinta gratisan!" Cibir Quena.

"Lo juga ye"

Sementara itu dilain tempat, ada tatapan tajam yang mengarah pada ketinganya. Bukan, lebih tepatnya tatapan sakit hati karena sebuah cinta yang tertolak, sungguh malang nasibmu bambang.

"Eh liat tuh tiga cewek cabe, pasti lagi nyari perhatian tuh" kata Ganang menunjuk Quena, Kristal dan Nilam bergantian

Nanthan yang mendengar perkataan Ganang menautkan alis. "Cabe dari mana nya Nang?"

"Gayanya, tuh!"

"Kenapa dengan gaya mereka Nang?"

"Kayak cabe pasar!"

"Perasaan lo aja kali. Mereka nggak pernah tuh make make up ke sekolah, selalu nurutin aturan sekolah, nilai mereka kalo di sandingin sama lo yang bagaikan ampas kopi mah beda jauh" ujar Nathan dengan menatap Ganang dengan tatapan menilai ala ibu mertua.

"Ck gitu doang, coba suruh mereka tanding basket lawan gue, nggak bisa berkutik tuh mereka" Ganang menyombongkan diri. Tak heran mengapa Ganang seperti orang yang memiliki dendam kesumat, ia pernah menaruh perasaan pada Nilam namun dengan penuh kelincahan, Nilam menolaknya secara mentah-mentah.

"Yaiyalah, anjir! Secarakan mereka cewek dan lo cowok, nggak malu lo tanding basket ma cewek?!"

"Kalo gue menang, kenapa mesti malu?" Ucap Ganang santai.

Dalam hati Nathan beristigfar, mencoba menahan diri untuk tidak memberikan hujatan dan cacian seribu kata-kata mutiaranya kepada temannya itu.

"Zel, lo punya pisau atau gunting nggak?" Tanya Nathan kepada Hazel yang dari tadi hanya diam mendengar keduanya saling berceloteh.

"Nggak." Hazel menatap Nathan "Mau ngapain?" Tanyanya dengan ekspresi datarnya.

"Mau motong anu-nya Ganang! percuma dia punya anu kalo nggak dipake dengan baik!"

Mendengar perkataan Nathan refleks Ganang melindungi diri. Ngeri juga membayangkan kalo anu-nya sampe dipotong dua kali, apalagi yang motong modelannya kayak Nathan, bisa-bisa anu-nya tidak akan berbentuk lagi."Eh buset, jangan gobs!!"

"Bagi aja tuh anu lo ke Lucinta Luna! Lo nggak becus makenya!" Seru Nathan membuat Ganang mendeklik. "Ganti sana! Biar sama kayak punyanya cewek, lo nggak pantes jadi laki!"

"Kampret!"

***

Jangan lupa tinggalin jejak yah

Happy Or Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang