akhirnya(revisi)

114K 5.7K 89
                                    

.*.*.*.

"Sialan"

Maka seketika itu juga tawa Kila pecah di tempat.
Bagaimana bisa handphone sialan itu berbunyi di saat yang tidak tepat.

Dan oh God!!, Jangan lupakan muka Agam sekarang sudah merah padam.

Agam bangkit  dari atas tubuh Kila lalu berjalan menuju meja sofa untuk mengambil hp terkutuk itu.

Maunya sih di anggurin tapi udah ngak bisa, keduluan gedek juga.

"Halo" jawab Agam dengan muka ya g di tekuk

"......"

"Kan udh saya bilang, jangan ganggu saya malam ini"

"......"

"File nya bisa kamu kasih besok pagi kan??"

"......"

"Saya ngak mau tau, pokoknya kamu selesain sampe beres dan ingat jangan hubungi saya lagi, saya mau buka puasa" tukas Agam ambigu lalu mematikan sambungan telepon dengan perasaan kesel.

"Udah mas??" Tanya Kila tertawa

"Jangan di ketawain ngak lucu" jutek Agam

"Ululuh cuami cuuuh" ucap kila mengejek sambil mencubit pipi Agam gemes, namun segera di tepis pelan oleh Agam kerna ke lewat gedek.

"Mau di lanjutin??" Tanya Kila
Namun tak ada jawaban dari Agam

"Yaudah aku pakek lagi bajunya nih" ancam Kila

"Jangan" cegah Agam

"kenapa jangan orang mas nya udah ngak mau" ucap kila

"Kapan aku bilang ngak mau" tanya Agam

"Tadi mas diam aja!!" Ucap kila

"Diam bukan berarti gak mau kan?" tanya Agam

"Iya-iya yang mau buka puasa" ucap kila ketawa

Kembali Agam menindih tubuh Kila dan melumat bibir nya pelan

Tpi memang dasar Kila ada-ada saja, bisa-bisanya dia menghentikan kegiatan Agam demi menanyakan hal yang menurutnya penting, padahal ga penting sama sekali.

"Mas, itu hpnya ngak dimatiin nanti bunyi lagi loh" ujar Kila

Agam yang awalnya kesel melihat Kila yang telah menghentikan aksinya, melanjutkan Kembali seraya berkata
"Biarkan saja"

"Mas??"

Namun tak dihiraukan oleh agam

"Mas" panggil Kila tak menyerah

"Apa lagi?" Tanya Agam geram dengan suara serak.

⚫⚫⚫

Sementara di kediaman mama dan papa Kila mereka di sibukkan dengan kerewelan Syifa yang ingin meminta pulang.

Sudah berapa kali di bilang Daddy dan mommy tidak ada dirumah tapi tetap aja ngak mau dengar.

Sementara Ifan, anak itu adem ayem bersama kakeknya di belakang rumah, entah apa yang Meraka buat. Entahlah saat ini Yanti sudah pusing oleh cucu perempuannya ini.

"Papa??" Panggil Yanti

Kemana sih itu orang di panggil ngak nyaut-nyaut.
Terpaksa lah Yanti menyusul Rian kebelakang rumah.

Sesampainya di belakang rumah Yanti melihat bahwa suami dan cucunya sedang melihat burung kakak tau kesayangan Rian.

"PA?" Panggil Yanti keras

"Kenapa ma?" Tanya Rian santai

"Ini loh Syifa pengen pulang katanya, dari tadi rewel terus" cerita Yanti

"Terus gimana?" tanya Rian

"Ya mana mama tau!!" Ucap Yanti

"Bawa sini Syifanya" pinta Rian
"Ifan masuk rumah dulu bareng nenek ya, kakek mau nenangin adek dulu" ucap Rian pada Ifan yang mengangguk

"Adek jangan nangis lagi ya, abang ngak mau liat adek sakit" ucap ifan mengusap kening Syifa sayang

Anak itu sangat sayang pada adeknya.

"Syifa kenapa eum??" Tanya Rian ketika istri serta cucu laki-lakinya masuk ke dalam rumah

"Syifa pengen pulang kek hiks..hikss" ucap Syifa tersendat-sendat

"Emang Syifa ngak suka nginep di rumah kakek??" Tanya Rian lagi
Kini syifa lebih sedikit tenang

"Mau tapi baleng hikss....Daddy mommy" jawab Syifa

"Syifa tau ngak??" Tanya Rian
"Mungkin bentar lagi Syifa bakal jadi kakak, tapi kakek rasa kalo Syifa cengeng gini mommy sama Daddy ga jadi beli adek" jelas Rian

Sebenarnya ia tidak tau apa yang di buat anak dan menantunya di sana, sehingga mengharuskan mereka menitip anaknya di sini.
tapi apa boleh buat ia terpaksa melakukan nya.
Demi membuat Syifa tenang.

"Kenapa??" Tanya Kila

"Karna kalo Syifa pengen jadi kakak Syifa ngak boleh manja apalagi cengeng" jawab Rian.

"Syifa pengen Ken punya adek??" Tanya Rian

"Pengen, syifa pengen jadi kakak" jawabnya. Kini senyum telah kembali di bibir mungilnya.

"Bagus, kalo gitu Syifa ngak boleh nangis lagi! Kita masuk ya" ajak Rian

Lalu Rian menggendong Syifa menuju ruang tamu dimana istrinya dan Ifan berada.

"Loh pa!! Syifa udah tenang??" Tanya Yanti menghampiri Rian

"Iya".

"Kok bisa??"

"Ya bisa lah, papa gitu loh" bangga Rian pada dirinya.

"Papa bilang apa pada Syifa??" Tanya Yanti curiga.

Bukan apa-apa, pasalnya tadi ia capek menenangkan Syifa dengan segala cara namun tidak bisa. Tapi sekarang liat, bahkan Syifa nampak terlelap tidur dalam gendongan kakeknya.
Apa dia capek karena menangis?

"Papa bilang kalo dia bakal jadi kakak" jawab Rian santai

"APA!!?"

.*.*.*.*

Halo apa kabarnya sehat!!??.

Satu kata buat part ini!!!!.

YYe Agam buka puasa🤣🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YYe Agam buka puasa🤣🤣

Puas????

Love💜

Duda kaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang