"Vina!"
*****
"Jendra, kamu bisa tolong cari viona?, tante khawatir sama dia, dari tadi dia belom pulang, ini udah mau maghrib"
"Oh iya tante, jendra cari"
"Makasih ya jendra"
"Tante, jendra bisa minta nomor viona?, jendra mau coba lacak"
"Iya, tante kirim ya" lina mengirim nomor anaknya kepada jendra
*****
"Kita mau lari kemana lagi ona?, gua gabawa uang huh huh" ucap vina dengan ngos ngosan
"Huh, gua lupa bawa duit, gak sempet, uang gua abis tadi cuma bawa pas pasan untuk taxi tadi"
Tin tin!!
"Mobil sapatu?" tanya vira
"Ntah, gua juga gak tau" jawab viona
Seorang pria turun dengan membawa sebuah jaket, ia melihat seorang viona dengan baju yang udah dengan keadaan tak baik, robek di bagian tangan dan acak acakan, begitu juga dengan kedua temannya.
"Jendra?, lo ngapain disini?! Dan lo! Tau darimana gua ada di-" kalimat viona terputus, karna jendra dengan sigap memasang jaket yang di tangannya, ke tubuh viona.
"Gausah berisik!" ketus jendra
Omaigaaat, sweet bangeetttt! -batin vira
"Na, pacar lo?" tanya vina
"Bukan!" jawab mereka berdua
"Sweet banget kaliaan, jadi sukaaa" ucap vira dengan alay
"Lebay lo, pantes di begoin sama artoni" jawab vina dengan tatapan kesal.
Tin tin!
"Masuk cepet udah malem, apa kalian mau gua tinggal?" teriak jendra, mereka langsung masuk ke dalam mobil jendra, viona di depan, dan si kembar di belakang.
*****
"Makasih ya na, dra, ohya kenalin gua vina, dan ini adek gua vira"
"Hm, gua jendra" jawab jendra dingin.
"Dih dingin amat kayak es balok di kutub" cibir viona
"Berisik!"
"Hati hati ya!" teriak vina dan vira
*****
"Anterin gua pulang ke rumah" pinta viona
"Barang lo ada di apartemen gua, lo yakin mau pulang?"
"Kok?!"
"Serah, tapi lo tinggal sama gua mulai sekarang" ucap jendra enteng
"Gua ma u, pu lang! Denger gak sih?!"
Ciiittt!
Mobil yang dikendarai oleh jendra kini berhenti, dan tempatnya sangat menyeramkan.
"Lo bisa gua atur gak?" tanya jendra dengan tatapan dingin seperti ingin memakan mangsanya
"Lo bisa denger gak?!" tantang viona
"Turun"
"What?!, lo mau nurunin gua disini?! Lo gak kasian sama gua? Hiks..."
"Kalo lo mau dengerin gua, gua gak akan turunin lo, lo cuma harus tinggal sama gua, karna gua udah janji sama tante lina" lalu jendra kembali menjalankan mobilnya, tetapi viona? Ia masih saja menangis, dibalik sifat dinginnya, ia adalah gadis yang manja, dan cengeng.
"Hiks..., ma mi hikss.. hikss..., o na ma u sa ma mami hikss..."
"Jangan nangis, lo mau gua turunin?"
"Huaaaaa!!! Mamiiiiii!!!!" karna jendra sudah pusing mendengar teriakan viona, jendra kembali menghentikan mobilnya.
"Jangan nangis" ucap jendra lembut, ia memeluk lembut viona, bagaimanapun juga ia seorang laki laki yang memiliki perasaan, ia tak suka melihat seorang wanita menangis.
"Jendra, gua gak bisa tanpa mami"
"Ada gua"
"Lo janji ya?, gua kalo tidur selalu dipeluk mami, lo mau kan? Gua gabisa tidur sendiri, gua takut"
Hah? Ti tidur? Gua? Argh gua bisa hilap -batin jendra
"Jendra? Dra? Jendra!"
"Eh I iya, gua temenin lo tidur"
"Makasih" ucap viona dengan senyum yang sangat manis, lalu memeluk jendra dengan erat, itu berhasil membuat jendra deg degan
"Dra? Lo? Deg degan? Gua denger"
"Eh e eng gak, a apaan, gua kok deg degan hh"
"Yaudah jalan lagi, gua mau tidur" ucap viona
Pukul sudah menunjukan pukul 23.47, mereka sampai di apartemen, tetapi viona? Ia tertidur pulas, wajah yang lembut dan tenang membuat jendra gemas, pipi yang sedikit bulat dan berisi dan agak kemerahan, bibir kecil yang berwarna pink, dan bulu mata yang lentik, terlihat sangat imut dan menggemaskan.
"Lucu banget kalo lagi tidur, tapi kalo udah bangun, kayak orang kesetanan" akhirnya jendra menggendong viona dengan gaya bridal. Lalu menidurkannya di kasur, ia membukakan sepatunya dan viona menarik tangan jendra
"Gantiin baju gua dong, gua ngantuk, mami selalu gitu"
"HAH?!"
Selanjutnyaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
VIONDRA
Roman pour AdolescentsWARNING!!, ada banyak kata kata kasar dan adegan yang parah!