VIONDRA

sembilan

Kring kring!

Bel masuk berbunyi, jendra dan viona berpisah dan menuju ke kelas masing masing, saat viona masuk ia mendapat tatapan penuh pertanyaan dari kedua sahabatnya

"Lo sama jendra?" tanya vira, dan hanya dijawab oleh anggukan dan senyuman dari viona

"Wah kapan? Selamat yaaaaa" ucap vira antusias

"Makasih ya, baru semalem dia nembak gua" dengan senyum yang mengembang.

"Pagi anak anak"

"Pagi bu"

*****

Kringg

Jam istirahat tiba, vina, vira, dan viona berjalan bersama menuju kantin. Sebelum sampai ke kantin, tepatnya saat perjalanan menuju kantin tiba tiba viona memisahkan diri dari sahabatnya

"Gua ke toilet dulu ya, nanti nyusul"

"Iya"

Viona berlari ke toilet untuk membuang air kecil, saat ingin keluar dan kembali ke kantin, ia di jegat oleh beberapa siswi

"Eh lo. Kemenelan banget deket deket jendra"

Viona sangat geram melihat wajah orang yang ada di depannya saat ini, ia adalah musuh viona dari saat mereka kelas 1 SMA yang bernama Thia

"Terus?"

"Kalo lo berani deketin dia, lo abis sama gua"

"Eh thai, lo itu gausah sok ngancem gua ya! Gua tunangannya jendra, trus lo mau apa?"

"Apa?! Gak mungkin, gausah halu deh"

"Cihh, dahlah gua gada waktu untuk ladenin jamet kaya lo" lalu pergi meninggalkan thia dan teman temannya.

Saat tiba di kantin, viona dapat melihat teman temannya dan sudah ada bakso di meja, ada 3? Kenapa? Karna itu untuk viona, mereka tahu viona pasti akan memesan bakso.

"Wah makasih nih udah dipesenin" ucap viona sumringah

"Iya santay aja kali na, kaya sama siapa aja" ucap vina

"Eh tadi thia jegat gua, dia bilang, gua jangan berani deketin jendra, yah gua bodoamat, untung gua masih sabar" ucapnya

"Halah, anak begitu kalo macem macem lo tonjok aja na, jangan takut"

"Iya, ngapain takut sama thai"

"Anying thia jadi thai" ucap vina sambil tertawa

Saat mereka sedang asik, jendra dan jarka datang ke meja mereka.

"Hei cantik, boleh disini?" ucap jarka, dan dijawab anggukan oleh mereka. FYI jendra sama jarka itu most wanted, makanya banyak yang suka.

Banyak yang menatap tak suka pada keberadaan 3V itu, iya, viona, vina, vira.

Jendra duduk di sebelah viona, dan menatap gadisnya yang sedang menyantap bakso itu.

"Na"

"Iya?"

"Lo cantik" kalimat itu membuat pipi viona kembari memerah dan memanas.

"Gombal lo" ucap viona sambil senyum yang manis.

Jarka yang jengah melihat kemesraan sahabatnya itu, pindah ke sebelah vira, ia melihat vira dengan senyum

"Nama lo sapa?" tanya jarka sambil mengulurkan tangan,

Vira menjabat tangan itu dan memperkenalkan dirinya
"Vira, vira laurianta largade"

"Kenalin, gua jarka, jarka miamor daunois"

Vira tersenyum saat mendengar nama jarka, menurutnya namanya bagus.

"Udahan pegangan tangannya, dia punya gua" suara dino mengagetkan mereka yang masih berjabat tangan.

"Oh lo udah punya pacar?" tanya jarka, sepertinya kesempatannya pupus

"Belom" ia sangat heran, mengapa dino berbicara seperti itu?

"Yaudah kalo gitu, lo mau gak jadi pacar gua?" tanya dino, jarka tercengang mendengar ucapan dino, vira tau dino ingin menjaga dirinya, dan vira mengangguk

"Yesss! Woy! Gua sama vira jadian HOOOOO!" ucapnya gembira sambil bersorak, vira tersipu malu melihat dino.

Jarka pindah ke arah vina, ia berniat memperkenalkan dirinya kepada vina.

"Gua jarka, lo?"

"Vina" jawabnya singkat, moodnya sangat buruk, hatinya hancur karna melihat viona dengan jendra yang sedang berbincang dan bercanda tawa.

"Lo cemburu?" tanya jarka

"Enggak, sama siapa?" tanyanya pura pura tak tahu dan berbohong, padahal ia tahu siapa yang jarka maksud

"Jendra"

"Enggak, dah gua mau balik ke kelas" ucapnya dan pergi, jarka mengikutinya.

Jarka menyamakan tangkahnya pada vina dan menarik tangannya untuk mengikutinya ke belakang sekolah.

"Lepasin gue! Lo apa apaan sih!" berontak vina, jarka melepaskan tangan vina dan mendudukkannya di kursi.

"Dengerin gua, gua tau, gua bisa liat dari mata lo, inget nih, cowo banyak, lo tau? Jendra itu orangnya setia sama satu cewek dan gak akan pindah hati."

"Terus?"

"Daripada lo galau mending sama gua"

"Hah?!"

Selanjutnya....