"Jendra, gua suka sama lo"
Ciiitttt!
"Apa?, gua gak denger, bisa ulang?"
"Gua suka sama lo"
"Sebenernya, gua jug-" omongan jendra terpotong oleh viona
"TAPI BOONG AHAHAHA" gelak tawanya pecah melihat ekspresi jendra yang langsung cemberut
"Lo ketawa lagi gua cium" tapi viona tak mendengarkannya, ia terus saja tertawa, menurutnya itu lucu, tetapi bagi jendra tidak.
Chupp
Kecupan mendarat di pipi viona, viona membelakkan matanya lalu menatap jendra, pipinya sudah merah seperti kepiting rebus.
"Cepet cepet nikah sama gua mau?" tanya jendra, kalimat itu berhasil membuat viona kaget tak percaya
"Hah? Apa?"
"Hehe, gua suka sama lo, lo punya gua bukan yang lain. Denger?"
"Ih, apaansih dra, galucu haha"
"Gua serius" viona lalu mengangguk karna sepertinya jendra berhasil mengambil hatinya.
"Mau makan?" tanya jendra
"Enggak, maunya pu-" jendra langsung menyerobot perkataan viona yang belum selesai
"Oke"
*****
"JENDRAAAA! TEMENIN TIDUR, KATANYA LO JANJI MAU NEMENIN GUA KAYA MAMI TEMENIN GUA!" teriak viona, jendra langsung masuk karna tak ingin mendengar teriakannya itu.
"Iya iya, ini gua temenin" jendra langsung masuk ke dalam selimut milik viona dan berbalik menghadap viona
"Na, gua nyaman kayak gini, mungkin ini terlalu cepet, tapi gua udah suka lo dari lama, gua selalu perhatiin lo"
"Hah? Bahkan gua gatau lo" ucap viona
"Gua selalu pantau lo na, mungkin gua pengecut, tapi gua mau bilang, lo mau gak jadi pacar gua?"
Deg
Deg
Deg
Suara detak jantung milik viona sangatlah kencang, jantungnya seperti ingin keluar, ia sangat senang tetapi ia ragu.
"Mmm, dra, udah malem, ti tidur yuk" lalu membelakangin jendra, jendra memeluk viona dari belakang dan berbisik
"Kasih gua jawaban 'ya' gak ada penolakan, besok gua tunggu lo jawab 'ya', oke? Night my princess" viona mendengar semuanya, jantungnya berdegup sangat kencang, ia tak tahu harus bagaimana, tapi sepertinya ia harus membuka hati untuk jendra.
*****
"Jendraaa!!! Bangunnnn!!!!! Lo tuh kebo banget yah? Sekolah jendraaaa!!!!" teriakannya itu membuat jendra merasa terganggu, lantas jendra menarik viona kedalam pelukannya
"Jangan berisik sayang, masih pagi, kasih gua waktu 5 menit ya" bujuknya lalu kembali tidur, viona mencoba lepas dari pelukannya tapi gagal.
"Dra, ada tamu" ucapnya pelan, sebelum jendra melepas pelukannya, ia mencium kening gadisnya itu
"Sana bukain, gue mau mandi" viona mengangguk dan berlari ke arah pintu apartement dan membukanya, ia sangat terkejut sekaligus senang
"MAMI?!"
"Hai sayanggg, sini peluk mami, mami dateng untuk kasih kamu uang bulanan"
"Mami gak mampir?"
"Mami mau keluar kota, temenin papi kamu"
"Loh, papi mana?"
"Dibawah, yaudah mami pergi lagi ya sayang, papi kamu udah nunggu" lina tersenyum sambil mencium kening anaknya, dan pergi.
"Hati hati mamii!" dan melambaikan tangan, entah ia sangat sedih melihat kepergian maminya itu. Ia terus saja melamun, sampai suara jendra membuyarkan lamunannya
"Viona, gimana jawabannya?" tanyanya mengingat pertanyaan yang Ia lontarkan semalam
"Hah? Oh iya, iya gua mau" jendra tersenyum lalu menghampiri viona yang sekarang berstatus adalah kekasihnya, ia memeluk erat viona, dengan lembut dan mengelus puncak kepala viona.
"Udah sarapan?" tanya jendra lembut
"Udah, mmm berangkat yuk" ajak viona
"Ayok" akhirnya mereka berangkat ke sekolah menggunakan mobil milik jendra, saat mereka turun jendra menggenggam tangan viona, dan viona tersenyum, mereka menjadi pusat perhatian beberapa sorot mata terlihat tidak senang.
Jendra sama viona?
Lah kok mau ya si jendra
Dia kan bar bar
Ntah biarin lah
Dih kemenelan
Suara suara orang orang yang membicarakannya terdengar jelas di telinga viona, ia sangat tak suka mendengarnya, ia ingin sekali merobek mulut mereka. Dari kejauhan ada mata yang melihat dia dengan tak suka
"Gua bakal ambil jendra, gimanapun caranya."
Selanjutnya....
Vote, komen, & share ya readers...
Gomawoyooo
KAMU SEDANG MEMBACA
VIONDRA
Teen FictionWARNING!!, ada banyak kata kata kasar dan adegan yang parah!