24

3.8K 352 12
                                    


Pagi ini Irene terbangun pagi seperti biasanya tidak seperti kemarin. Dia berniat untuk mengurus beberapa hal di perusahaan termasuk mengecek keuangan perusahaan yang padahal sudah dia cek sebanyak 5 kali kemarin dan dia tidak menemukan kesalahan apa apa. Dia juga ada jadwal untuk rapat pagi di perusahaannya. Seperti biasa dia menyiapkan sarapan dan membangunkan adiknya. Namun keadaan sarapan pagi itu menurutnya sangat tidak biasa karena kesunyian adik adiknya. Hanya suara dentingan sendok dengan piring yang ia dengar di telinganya pagi itu.

Karena tidak ingin ambil pusing, Irene pun memilih untuk langsung berangkat ke kantor bersama Seulgi dan Wendy setelah memastikan adik adiknya sudah berangkat semua. Dia sedikit merasa bersalah juga akan hal kemarin, tidak seharusnya dia begitu sebagai yang paling tua diantara saudara saudaranya.

"Kak gawat kakk gawat" panik Seulgi yang tiba tiba memasuki ruangan kebesaran Irene. Suara yang memecah keheningan ruangan itu, begitu juga memecahkan fokus Irene yang dibangun wanita itu sedari tadi.

"Apasih ini gue lagi fokus" balas Irene cuek dan tidak merasa tertarik dengan adiknya itu.

"Kak ayo kita harus pergi" ucap Wendy sambil menarik tangan Irene tiba tiba karena dia tidak suka di cueki

"Duh gabisa gue masih sibuk" 

"KAK ROSE MASUK RUMAH SAKIT" panik Seulgi dan hal itu sukses membuatnya mendapatkan perhatian seorang Kim Irene yang kini juga ikutan panik mendengar Seulgi

"HAH KOK BISA ? CEPETAN AYO DIRUMAH SAKIT MANA" panik Irene yang langsung mengambil tasnya dan bersiap untuk turun. Jantungnya memacu dengan cepat begitu mendengar adiknya masuk rumah sakit. Dia sama sekali tidak tenang dan selama di elevator dia mencaci elevator itu karena menurutnya turunnya sangat lama. Sampai sampai dia berpikir untuk mengganti elevator di kantornya dengan elevator turbo (jika ada) agar lebih cepat. Saat sampai di lantai 3 dia langsung keluar dari elevator dan mencari tangga darurat.

 Secepat mungkin dia menuruni tangga darurat karena menurutnya lebih cepat dibanding dengan elevator.

"Seul.. kok bisa?  ade gue kenapa?" tanya Irene panik di lobby kantor dan tidak memperdulikan karyawan karyawannya yang melihatnya aneh

"Ketelen biji semangka kak" ucap Wendy menahan tawanyadan melirik ke arah Seulgi yang tersenyum dengan eyes smilenya guna meminta maaf pada kakaknya.

"Sumpah galucu tau ga." ucap Irene kesal dan berjalan kembali menuju elevator. Dia tidak habis pikir bahwa adiknya akan mempermainkan dia. Padahal dia sudah sangat panik dan hampir menangis.

"Eitss tunggu dulu, itu yang lain udah nunggu di depan ayo" ucap Seulgi lalu menarik tangan Irene menuju van yang terparkir di depan kantor.



"Ini apaan sih semua disini?" tanya Irene bingung karena saat memasuki van itu semua adiknya sudah ada disana

"Ayo kak Joy jalan" rengek Yeri karena sedari tadi menunggu Irene yang lama

"Hah Joy? Bawa mobil? HAH YANG BAWA JOY?" tanya Irene panik saat mendengar bahwa Joy membawa mobil, karena setiap saat Joy membawa mobil dunia berasa berakhir, anaknya sukanya ngegas mulu.

"Tenang aja kak, ini lebih cepet nyampenya" balas Joy lalu mulai menyalakan mesin mobilnya dan ....


hushhhh 


Mobil itu melaju dengan kecepatan sangat tinggi, untung saja keadaan jalanan saat itu sedang sepi jadi dia bisa menghindari kecelakaan yang tentu saja tidak di inginkan

Killing Me [Blackvelvet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang