Bab 8

33 4 0
                                    

happy reading guys! jangan lupa vote

Setelah makan siang tadi fana tidak tau harus ngapain sekarang, yang dia lakukan hanya menonton drakor yang ratingnya tinggi saat ini.

Sedangkan para cowok sedang berkumpul di ruang keluarga bersama teman-teman yang lainya, biasa bujang kalo ga ngumpul bukan bujang katanya.

" woi panah! Gua masuk ya " teriak rendi dari luar, belum sempat fana menjawab, rendi sudah lebih dulu masuk kamarnya, dasar biadab ngapain izin kalo kaya gitu.

Rendi jalan mendekati fana yang kini sedang tengkurap di karpet berwarna hijau tosca sambil memandangi laptopnya " wihh ini mah gua uda nonton, gua udah episode 5. Btw itu kan masih episode 6, belum di update lagi, masih hari sabtu besok updatenya "

" bodo amat ren gua g nanya sumpah " jawab fana tanpa mengalihkan pandanganya dari layar laptop.

Rendi menarik ujung rambut fana membuat fana meringis " ngapainsih sebenernya lo kesini? Sana gabung aja sama kawan-kawan lo " usir fana mulai tampak kesal dengan kehadiran rendi.

" gua mau nemenin lo saodah! Kasian lo sendirian, g tau diri banget si "

Fana langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan berhadapan dengan rendi " g ada yang minta lo buat nemenin gua paijo! Udah sono ganggu aja lo "

" ih gila ya mba panah makin gede makin ga ada ahlak lu ye " akhirnya rendi pergi akibat didorong-dorong oleh fana.

Entah sekarang sudah jam berapa, rasanya badanya pegal-pegal, dan lapar yang melanda, fana berniat untuk ke dapur mengambil beberapa makanan pengganjal, mau mesan gofood sayang uang, fana harus belajar hemat.

akhirnya fana turun kebawah untuk mengambil beberapa makanan yang sekiranya dapat mengganjal perutnya.

Saat kakinya berada di anak tangga terakhir, semua teman-teman fano yang sedang fokus pada aktivitas masing-masing kini melihat ke arahnya.

Walaupun sering bertemu dengan mereka, fana tetap saja merasakan asing dan canggung, akhirnya dia hanya memasang muka datar dan bersikap tidak peduli pada tatapan itu. Yang penting sekarang cacingnya kenyang.

" eh nyari apa lo do? " tanya fana

Yosa yang merasa namaya terpanggil membalikkan tubuhnya " nyari gula na "

Fana baru ingat jika persediaan gula nya habis " gula nya abis do, biar gua beliin "

" yauda gua anter ya " tawar yosa sambil tersenyum, senyum yosa itu langka, dia kalo senyum bisa menghilangkan bio dari fikiran fana untuk sesaat wkwk.

Fana sampai lupa niat awalnya untuk datang ke dapur apa. Tak sadar jika kepalanya mengangguk mantap.

" no gua ke supermarket bentar, mau beli bahan dapur " pamit fana pada fano

" sama siapa na? Gua anterin ya? " tawar fano pada kembaranya itu

Fana menggeleng " gausa gua sama ardo aja "

Fano mengangguk lalu dia kembali fokus pada aktivitas bermain ps nya.

Kini fana dan yosa sudah berada di perjalanan menuju supermarket yang lumayan besar didaerah rumahnya.

Tak ada yang berbicara selama perjalanan, mereka berdua sibuk dengan fikiran masing-masing. Hingga tak terasa motor vespa matic milik yosa sudah terparkir rapih di antara motor-motor lainya.

Fana melepas helm yang ia kenakan lalu memberikannya pada yosa, dia membenarkan rambutnya yang berantakan dengan menyisirnya menggunakan sela-sela jarinya.

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang