13 - Mi Casa [240620]

3.8K 471 191
                                    

Benar-benar seperti bunga tidur rasanya. Taehyung terbangun kala dirinya bermimpi bahwa sang adik telah tersadar. Matanya sudah terbuka, dan yang ada di penglihatannya masih sama, tangan adiknya yang ia genggam tetap terdiam. Namun seiring kesadaran Taehyung kian terkumpul, ia akhirnya merasakan ada yang berbeda. Jemari kurus dalam genggaman itu bergerak perlahan.

Awalanya Taehyung pikir itu hanyalah halusinasi, tetapi ketika pendengarannya menangkap satu suara selain Elektrokardiogram di ruangan sunyi itu, ia pun akhirnya menyadari satu hal. Keajaiban yang telah dinantikannya, sudah Tuhan kabulkan.

"K-ka..k" bisikan lirih berantakan itu kembali terdengar dengan lebih jelas ketika Taehyung mengangkat wajah. Ia dapati kedua iris Jungkook terbuka sayu menatapnya.

Taehyung terbeliak tak percaya seraya dalam hati mengucap ribuan syukur paling serius. Ia sampai menutup mulutnya sendiri saking kagetnya. Pemuda itu mendekatkan wajahnya kearah sang adik demi memastikan bahwa apa yang ia lihat bukanlah halusinasi semata.

Tatap mata Taehyung terbalas oleh Jungkook dengan kedipan lemah. Ia belum mampu banyak bersuara lantaran ada selang yang terganjal di saluran pernapasannya. Namun pemuda itu masih bisa menarik samar sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman untuk kakak tercinta, kendati dirinya masih terlihat sangat lemah.

"J-Jungkook? Kau pulang, dek" air mata Taehyung lolos begitu saja. Genggaman di tangannya makin mengerat meskipun tenaganya tak bisa dibilang kuat lantaran gemetar saking bahagianya. Jungkook bicara lewat isyarat, meyakinkan sang kakak bahwa kenyataanya sama persis seperti apa yang ia lihat.

Tangan Taehyung masih bergetar bahkan hanya untuk menekan tombol yang berada di atas ranjang Jungkook. Tombol itu yang biasa digunakan ketika pasien memerlukan dokter segera.

Tak lama, dokter Cha pun datang dengan tergesa, bersama seorang perawat dibelakangnya. Ia mengira ada kabar buruk lagi mengenai Jungkook, namun melihat bagaimana senyuman Taehyung terbit begitu bersinar, ia akhirnya sadar bahwa Jungkook sudah kembali ke tempatnya. Tidak bisa dipungkiri, dokter Cha juga ikut lega hati kala kedua mata Jungkook balas menatapnya meski sayu.

.

Kabar gembira mengenai sadarnya Jungkook telah sampai ke telinga ayah, bunda, dan juga keluarga Park subuh tadi. Taehyung sebenarnya ingin mengabari mereka saat matahari sudah lebih tinggi, namun kabar bahagia ini tak dapat ia rasakan sendiri.

Ayah dan bunda akhirnya memutuskan untuk ke rumah sakit saat itu juga, dan langsung disambut dengan senyuman lemah Jungkook yang kini tengah bersandar di dada bidang sang kakak diatas ranjang. Ia tak lagi memerlukan ventilator lagi, selang itu sudah dilepas dan digantikam dengan nasal cannula karena Jungkook masih tetap memerlukan alat bantu pernapasan.

Ayah sampai kehilangan kata saking bahagianya. Beda dengan bunda yang langsung menghambur dalam pelukan Jungkook.

Tahu kalau sang paman sudah tiba di rumah sakit, dokter Cha kemudian masuk kedalam ruangan Jungkook untuk memberi tahu lebih lanjut mengenai kondisi anak itu. Mereka duduk di sofa dengan ayah yang tak henti melepas pandang dari putra bungsunya. Kata dokter, Jungkook sudah baik-baik saja, dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat ayah mengucap ribuan syukur paling dalam.

"Untuk pemulihan kondisi nya, Jungkook bisa menjalani fisioterapi secara rutin selama kurang lebih satu bulan di rumah sakit, dan sisanya bisa dilakukan dirumah hingga dia benar-benar bisa menggunakan alat geraknya dengan baik" ayah mendengarkan penjelasan dokter Cha dengan binar mata bahagia, sampai kebahagiaannya dapat menular kepada siapa saja, termasuk dokter Cha.

"Paman, sekali lagi aku ucapkan selamat. Doa dari kalian semua telah membawa Jungkook kembali pulang. Aku turut bahagia dengannya" tutur dokter Cha.

[✔] The Edge For Tomorrow || FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang