Terbiasa tidak selalu menjamin bahwa luka itu tak lagi terasa. Nyatanya yang Taehyung lihat, adiknya tak pernah baik-baik saja kendati ia bilang bahwa dirinya tak apa. Ini untuk yang terakhir kalinya. Tak akan lagi Taehyung biarkan sang adik terluka. Sudah cukup selama ini ia diam saja bertompang tangan menjadi sosok kakak yang tidak berguna. Taehyung akan mengakhiri segera.
Selama ini Taehyung cukup terbiasa dengan dunianya sendiri, hingga ia bahkan terlambat menyadari bagaimana adiknya perlahan mulai sirna. Meredup dibalik sunyinya malam. Taehyung memang sebelumnya tidak pernah menyaksikan secara langsung bagaimana kasarnya ayah memukul Jungkook atau bahkan mungkin mencambuk tubuh anak itu. Sebab dipunggung adiknya, Taehyung juga melihat goresan merah panjang yang terlihat menyakitkan selain lebam. Jungkook tidak pernah menunjukkan raut kesakitan padanya, tidak juga pada bunda. Jadi, baru kali ini semua terasa begitu nyata.
Sudah jauh sekali rupanya si sulung Kim ini berlari sendiri tanpa menoleh kebelakang. Pelita harapan didepan sana ternyata telah menyihir mata dan hati seorang Kim Taehyung selama ini, kendati pemuda itu akhirnya berbalik mengulurkan lengan untuk dijadikan tompangan bagi si manis tersayang.
Sosok yang sejak tadi Taehyung cari nyatanya tengah duduk di sofa ruang utama bersama bunda -yang entah sejak kapan sudah pulang- disampingnya. Kalau Taehyung sedikit perhatikan, bunda nampak sedang menenangkan ayah yang tengah kacau.
Pemandangan itu sudah cukup membuat kemarahan Taehyung kian menjadi. Putra bungsunya baru saja dia buat terluka, dan ayah malah menjauh seperti pengecut bersembunyi dibalik ketiak bunda. Pemuda itu melangkah cepat kearah ayah hanya untuk berteriak marah padanya.
"Putra mu baru saja kau perlakukan dengan kejam, dan ayah tidak merasa bersalah?!" teriaknya kalap. Bunda tersentak mendengar nya. Beda hal dengan ayah yang memalingkan wajah. Yang sama hanya kedua orang dewasa itu tidak ada yang dapat berkata.
"Coba lihat berapa banyak luka yang ayah buat ditubuhnya!! Adikku salah apa, ayah?!!"
Bunda terlampau bingung dengan apa yang terjadi hingga membuat si sulung bisa lantang berteriak kepada ayahnya. Memang ini bukan yang pertama, namun bunda tahu pasti bahwa kemarahan Taehyung selalu beralasan.
"Kakak, coba jelaskan pada bunda, kenapa kakak marah-marah pada ayah?"
"Ayah memukul Jungkook, bunda! Pria ini mendorongnya ke dinding!!" kalimat singkat itu sudah cukup membuat bunda terbelalak menatap tak percaya kepada sang suami yang masih bergeming ditempat, seolah kemarahan Taehyung barusan tak berarti apa-apa.
"Aku bahkan tak habis pikir bagaimana dia membuat luka di kening Jungkook. Bunda lihat ini?" Taehyung menunjuk bagian bajunya yang memiliki noda darah cukup banyak, dan hal itu sontak membuat bunda kembali terbelalak lebar.
"Ini darah adikku, bunda! Pria buas ini yang telah menyakiti nya""Kim Taehyung!!" ayah bangkit seraya berteriak marah. Teriakannya bahkan menggema hingga penjuru ruang, namun tak sedikit pun membuat Taehyung gentar.
"Kenapa?!!"
"Kau!-.."
"Ayah ingin memukulku?! Silahkan! Asal jangan berani menyentuh adikku!" Taehyung merentangkan kedua tangannya seolah menantang ayah untuk bernar-benar memukulnya. Tangan ayah sudah terkepal di sisi tubuh, tinggal satu pancingan lagi maka kepalan itu akan segera melayang.
Namun sebelum hal itu terjadi, bunda sudah lebih dulu membalik cepat badan ayah agar menatapnya. Tangan bunda yang berada di lengan ayah masih bisa merasakan bagaimana urat-urat itu menonjol keluar.
"Ayah berpikir apa sampai bisa memukul Jungkook? Memangnya dia salah apa? Apa ayah sudah mendengar kan penjelasannya? Jungkook bahkan selalu menurut apa kata ayah. Kenapa ayah tega sekali? Dia putra kita, tidak semua emosi bisa ayah limpahkan padanya" bunda mengehela nafas kasar, bersamaan dengan air mata yang meluncur bebas di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] The Edge For Tomorrow || Family
Fanfic(END) Kim Jungkook, remaja yang kini berada di tingkat akhir bangku menengah nya. Banyak digemari karena sifatnya yang ramah dan ceria. Andalan para guru untuk deretan olimpiade ternama. Kesayangan semua orang satu SMA. Nampak sempurna, namun itu...