Chapter 12

1.3K 107 7
                                    

Pagi nya. Mereka terbangun. Jimin? Ia masih memejamkan matanya.

Bangtan pulang karena mereka harus salin. Tn. Jung dan Haseok membawa baju.

Jungkook yang masih harus istirahat. Dan Tn. Jeon yang tak berkutik.

Hingga.

"Eungh~"

Suara lenguhan seseorang menyadarkan lamunan Tn. Jeon.

"Jimin! Kenapa sayang?"

Ujar Tn. Jeon. Jimin memegangi dadanya sakit nafasnya tersenggal senggal.

Tn. Jeon sudah memencet tombol merah di samping kasur Jimin.

"S-samchon hah- hah- appo hah- hah-"

Ujar Jimin dengan nafas terputus putus.

Lalu darah segar mengalir melewati Hidung Jimin. Dan Jimin makin sulit bernafas.

"Tahan. Jangan tutup matamu. Samchon akan ambilkan tishu."

Ujar Tn. Jeon. Lalu mengambil beberapa Tishu dan membersihkan darah Jimin.

Lalu uissa pun datang dengan seorang suster.

"Silahkan keluar dahulu. Saya akan memeriksanya."

Ujar uissanim. Tn. Jeon pun keluar dengan pikiran penuh.

Sudah 33 menit tapi dokter tak kunjung keluar.

Kini Tn. Jung, Haseok, Tn. Jeon. Bangga serta Jungkook berdiri di kamar rawat Jimin.

Mereka dapat kabar dari Tn. Jeon kalau jimin Collaps kembali.

"Ya tuhan!! Setengah jam tapi dokter belum keluar"

Ujar haseok.

"Tenang hyung. Jimin pasti baik."

Ujar Taehyung menguatkan.

"Nee. Jika kita kuat maka Jimin kuat."

Ujar Namjoon.

"Dan jika Jimin kuat kita bisa bertujuh lagi."

Ujar Seokjin.

"Lalu membuat keributan"

Ujar Yoongi datar. Jungkook hanya menggelengkan kepalanya karena mendengar ucapan sarkis Yoongi.

Akhirnya uissa pun keluar.

"Bagaimana jimin?"

Tanya Haseok.

"hah~ aku tau ini bukan ke ingin nan ku. Tapi aku harus memberitahu ini. Dia mengidap penyakit Kanker Otak stadium akhir. Paru paru nya juga mulai merusak."

Ujar uissanim. Yang lain terkejut kecuali Jungkook.

Mereka kembali di timpa bongkahan batu besar.

Tangis yang pecah kembali terdengar.

"Apakah? Apakah Jimin bisa sembuh?"

Ujar Tn. Jung.

"Hah~ kemungkinan sembuh nya sangat kecil. Karena paru paru nya yang rusak itu tak akan memperpanjang."

Ujar Uissanim.

"Saya harap kalian menghabiskan waktu kalian dengan Jimin sebelum Jimin menyerah."

Ujar Uissa.

Mereka menangis.

"Saya permisi"

Ujar Uissanim.

Lalu mereka mengangguk dan masuk kedalam.

Disinilah mereka. Menangis di hadapan Jimin yang terlelap.

Stop Please! [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang