3. Ketemu calon suami

152K 3.7K 180
                                    

" Naya sayang, cepat siap-siap kali ini kamu harus bertemu calon suami kamu" teriak Anggi dari bawah.

Naya menghembuskan nafas kasar, ia tidak mau!

"Ya ampun gue belum siap astaga,gimana kalo calon gue om-om? Bapak-bapak? Idih amit-amit" gerutu Naya.

Naya memakai pakaian biasa ia juga tidak memoles make up sedikit pun hingga Anggi menyuruhnya ganti lagi. Alhasil naya mengganti pakaiannya dengan yang lebih bagus juga memakai make up.

Naya memegang dadanya yang daritadi tidak tenang. Tangannya juga dingin.

"Mama"panggil naya ketika sudah sampai didepan restaurant.

"Ayo sayang,kamu pasti gak bakal nolak"

Setibanya,naya menundukkan kepalanya. Ia tidak berani melihat sosok didepannya.

"Hallo naya"sapa seorang wanita seumuran Anggi.

Naya mengangkat wajahnya lalu tersenyum kaku.

"Hallo tante"

Setelah lama berbincang-bincang, akhirnya mereka membicarakan perjodohan ini.

"Ohya,ini anak kami Devan"

Naya mengangkat wajahnya, daritadi ia belum menatap pemuda didepannya itu. Dan

"ANJROT GANTENG"pekik naya dalam hati

"Perkenalkan saya Devan"ucap nya mengulurkan tangan.

Naya menerima itu dengan gugup

"Naya"ucap Naya.

"Gimana? Kalian menerima perjodohan ini kan?"tanya Anggi.

"Naya terima"ucap Naya dengan cepat membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia.

"Anjrit kok gue gercep amat?"batin naya.

"Bagaimana dengan kamu nak Devan?"

"Saya juga menerimanya"

"Akhirnya,kalian akan menikah minggu depan"

"APA?! KOK CEPET BANGET SIH" refleks Naya.

Itulah naya,tidak punya malu walau didepan calon mertuanya sekalipun. Tadi aja sok jaim.

"Naya"

"Hehehe maaf,tapi itu terlalu cepat naya kira tahun depan"ucap naya dengan lesu.

"Lebih cepat lebih baik"

Setelah selesai,para orang tua menyuruh devan mengajak naya jalan-jalan terlebih dahulu.

Naya nurut saja toh kalo nolak juga bakal di paksa.

Naya membuntuti devan untuk menuju parkiran. Naya akui devan sangat tampan tapi naya juga belum tahu sifat devan yang sebenarnya.

"Kamu mau saya bawa kemana?"tanya devan.

Naya bingung. "Lah kok nanya si,tinggal kemana kek" batin naya.

"Y-ya terserah aja yang penting gak ke semak-semak"jawab naya asal.

Sebenarnya Devan menahan untuk tidak tertawa mendengar ucapan naya.

Devan melajukan mobilnya,didalam tidak ada pembicaraan hanya ada suara audio musik saja. Naya yang tidak suka hening pun memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"Ohya,k-kamu kerja atau kuliah?" Tanya naya.

"Kerja"

"Oh,terus kamu kenapa mau nikah sama aku?"

"Dijodohin"

"Ohiya gue juga, em nanti kalo abis nikah... kamu jangan minta itu dulu ya"

"Itu? hm oke"jawab devan mengerti ucapan Naya.

"soalnya aku masih mau sekolah,aku juga gak mau hamil dulu" jelas naya.

"Pake pengaman" celetuk devan.

"Hah?!"

"Bercanda,lagian kamu masih pelajar"

Naya tersentak ketika devan menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba.

"Turun"

"Hah?!"

"Udah nyampe"

Naya pun turun,devan membawanya ke....

"Loh,rumah gue"gumam Naya.

"Iya,masuk sana"

Tanpa pamit naya langsung masuk, seperti nya orang tuanya belum pulang.

"Eh anjer malah dibawa balik. Tuh cowok dingin bener tapi ganteng sih. Asek nih buat pamer ke vio" ucap Naya sambil cekikikan.

Disekolah.

"VIOOOOO"pekik naya.

"Apasih anjir pagi-pagi"sewot Vio.

"Ih,lo kok sewot sih! Lo tahu gak sih calon suami gue ganteng anjir! Seksi juga keknya haduhhh gimana ni kalo gue kelepasan" antusias naya.

"Baru kali ini gue gak iri"naya berdecih mendengar ucapan Vio.

"Eh babi! Lo belum tahu aja ya dia gimana, awas lo tar naksir suami orang"

"Idih mit-amit ya, eh kapan lo nikah btw?"

"Mingdep"

"HAH?!"

"biasa aja kali vi"

"Ya anying kok cepet banget lo jadi istri orang tar jadi jandanya cepet lagi gimane"

Plakk

"Aduh sakit bege"keluh vio mengelus bibirnya yang dikeplak naya.

"Lagian tu mulut lemes amat"

"Yaudah iya nay moga langgeng sampe tua lah sampe lo jadi nenek-nenek hahahah"

"Ya pengen nya sih gitu,moga aja"

"Kok lo kek gak yakin gitu?"

"Gak tau sih vi,hati gue kek ada yang ganjel. Ya gue sebenarnya takut sih asli apalagi gue nikah sama orang yang gue gak kenal. Dia gak akan kan langsung suka sama gue. Terus kalo dia gak suka sama gue gimana? Dan kalo dia punya pacar gimana?"cerocos naya yang sekarang sedang pesimis.

"Lo jalanin aja dulu, harusnya sih nikahnya nanti aja kalo kalian udah saling kenal. Lah ini langsung jos aja. Yaudah moga aja tuh calon lo baik gak ngatur lo ini-itu. Lo cantik disini banyak yang suka sama lo mana mungkin calon lo gak kepincut sama lo" jelas Vio.

Beberapa pikiran negaftif hinggap dikepala naya. Naya memang yakin bahwa devan tidak mencintainya sama sekali. Begitu juga dengan dirinya yang belum mencintai devan. Bagaimana ia bisa mencintai devan sedangkan baru pertama kali bertemu. Tapi, jauh dilubuk hatinya ia merasa aneh ketika bertemu devan. Jantungnya berdetak sangat cepat apa itu berarti ia jatuh cinta? Jatuh cinta pada pandangan pertama?

                                           ^^^

-Revision-

LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang