5. Pindah rumah

131K 3.4K 100
                                    


Naya sedang berkemas dirumahnya, itu karena ia akan pindah kerumah barunya bersama Devan. Berdua? Omg Naya bisa gila! Naya menolak keras ia tidak ingin berpisah dengan orang tuanya tapi ia juga harus menjalankan hidupnya karena ia sudah bersuami. Tapi, tetap saja ia akan berpisah karena orang tuanya akan pergi ke luar negri.

"Mama huaaaa papaaaa"histeris Naya.

Naya menangis tersedu-sedu dipelukan Anggi. Devan yang melihat itu tertegun. Wajar Naya seperti itu,toh Naya kan masih SMA. Setelah selesai menangis, Naya mengangkat barang-barangnya dibantu dengan Devan. Sebelum kerumah barunya, Naya mengantar orang tuanya sampai ke bandara.

Naya menatap malas rumah barunya,ia belum terbiasa dengan semua ini. Apalagi ia hidup tanpa orang tuanya, benar-benar menyiksanya. Meskipun ia suka menikah dengan Devan tapi ia tidak ingin berpisah dengan orang tuanya. Naya mengangkat koper kedalam lalu membantingnya cukup keras hingga membuat devan mendelik heran padanya. Naya hanya mengerucut kan bibirnya,ia kesal entahlah sepertinya akan datang bulan makanya seperti ini.

Naya membereskan pakaiannya serta pakaian Devan. Setelah selesai,ia beranjak untuk mandi. Sebentar lagi malam dan ia harus memasak untuk makan malam. Apa yang harus ia masak? Ia tidak tahu apa yang disukai suaminya itu. Bagaimana jika Devan tidak memakannya malah memuntahkannya karena masakannya tidak enak? Oh,pikiran Naya benar-benar kacau. Walaupun orang tuanya mengatakan bahwa masakannya sangat enak. Tapi,ini bukan orang tuanya yang makan bisa saja mereka berbohong bukan?

Setelah selesai mandi,Naya langsung pergi ke dapur untuk memasak. Tapi,ia tidak melihat Devan. Kemana dia? Naya memotong bahan-bahan masakan dengan ahli. Senyumnya merekah ketika hidangan nya sudah siap. Lalu ia bergerak mencari Devan dan ternyata Devan ada diruang kerjanya.

"Kak Dev,ayo makan aku udah masak" ucap Naya dengan antusias.

Devan hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Naya.

Naya takut masakannya tidak enak,tapi ternyata ekspresi Devan mengatakan jika masakannya itu enak. Naya tersenyum senang,ia bangga pada dirinya karena pandai masak. Tidak ada percakapan sama sekali hanya ada suara dentuman sendok dan garpu. Naya ingin memulai percakapan tapi,ia urungkan ketika Devan terlihat sedang kesal.

Devan langsung berdiri lalu meninggalkan Naya setelah makanannya habis. Hati naya sedikit sesak melihat Devan seperti itu, tapi ia juga harus mengerti Devan belum terbiasa bersamanya. Begitu juga Naya, ia belum terbiasa dengan sikap Devan maka is harus membiasakannya. Naya akan menyiapkan hati juga mentalnya jika suatu waktu Devan mengatakan hal yang tidak diinginkannnya.

"Kak,mau tidur?"tanya Naya ketika sudah sampai dikamar.

Devan tidak menjawab sama sekali.

Sabar nay sabar Jan sampe kelepasan minta cerai

Naya merenggut kesal lalu membanting tubuhnya dikasur. Ia membuka ponselnya seperti biasa banyan notif yang keluar dari WhatsApp, Instagram,line, twitter,tapi ia hanya membuka pesan line yang dikirm oleh Vio. Naya malas menanggapi orang yang tidak penting juga buang-buang tenaga jari.

Paginya,Naya bangun pagi sekali ia langsung menyiapkan sarapan lalu mandi bersiap-siap untuk sekolah. Ketika hendak membangunkan Devan,ternyata Devan sudah bangun.

"Kak,sarapan ya aku berangkat dulu"pamit nya.

Naya kesekolah dengan kendaraan umum ia malas membawa kendaraan sendiri. Toh ongkosnya juga cuma lima rebu kalo naek angkot. Sampai disekolah,Vio terus saja menanyakan hal-hal yang belum ia lakukan bersama Devan.

"Apasih Vi,gue belum pernah ya lakuin itu!" Kesal Naya.

"Yahh,kok gitu sih harusnya lo yang minta kan gak bakal suami lo nolak benerkan?"

LOVE? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang