Vote and coment:*
"Eh tapi tunggu, lokernya tu cewe yang mana yah?"
"Oiyaa gue inget, kayaknya yang ini deh?" ucap Arkan.
Setelah lama berfikir, akhirnya Arkan mecoba untuk membuka loker yang ditunjuknya, ia menunjuk loker tersebut karena dia ingat, bahwa Alia pernah berdiri di depan loker itu.
Cklek
Pintu loker terbuka dan betapa terkejutnya Arkan karena ia tepat sasaran, yang dibukanya ini memang benar loker Alia. Mengapa Arkan bisa tau? Karena di balik pintu loker ada stiker nama Alia H.M. dan Arkan yakin bahwa ini adalah loker Alia.
"Untung kepintaran gue diatas kapasitas" ucap Arkan bangga."Tinggal taruh ni teh kotak" lalu ia menaruh teh kotak di atas seragam putih abu abu milik Alia. "Misi selesai" ucapnya lagi sambil tersenyum puas.
:))))))
Dilain tempat, Alia dan Felice sedang kecapean akibat olahraga tadi, dan sekarang mereka berada di kantin untuk beristirahat sebentar.
"Fel, tadi kok anak kelas kita genap yah? Setau gue ganjil deh" tanya Alia penasaran.
"Lo lupa apa pikun sih Al, si Ino kan gak boleh ikut praktek olahraga, ya otomatis siswanya berkurang satu dong" jawab Felice santai sambil meneguk air mineral yang ia beli.
"Ooo gitu yah, kaga inget gue" ucap Alia sembari tertawa "eh tapi Fel, lupa sama pikun apa bedanya?"
"Tau ah, pikir aja lo sendiri" jawab Felice "Gue mau ganti baju" lalu pergi menjauh dari kantin.
"Eh tunggu gue kali Fel"
Alia berlari menyusul Felice yang belum terlalu jauh, lalu mereka bersama pergi ke loker untuk mengambil seragam mereka. Setelah loker terbuka, betapa terkejutnya Alia saat melihat sesuatu di atas seragamnya yang tersusun rapi.
"WHATT!!! INI SERR..."
Dengan gerakan cepat, Felice mendekap mulut Alia sampai Alia tidak bisa melanjutkan kata-kata nya. Setelah lumayan lama, barulah Felice membuka dekapan tangannya dari mulut Alia.
"Stttt... Banyak yang liatin tau Al" tegur Felice pada sahabat barunya itu. Yap, mereka sudah merubah status teman menjadi sahabat beberapa hari yang lalu.
"Gu... gue gak mimpi kan Fel?" tanya Alia pada Felice.
"Ya gak lah, ini nyata Al, nyata" jawab Felice sambil menekan nada suaranya pada kata nyata. "Lagian, lo kenapa sih teriak-teriak?"
"I...i...itu Fel, ituu" tunjuk Alia ke arah loker nya.
"Itu apa? Kenapa? Gak ada apa-apa kok" Felice berusaha mencari tau apa yang membuat Alia sampai berteriak.
"Siapa yang naruh ni teh kotak di dalam loker gue?" jawab Alia "perasaan tadi pas gue ninggalin loker gak ada teh kotak sama sekali deh, teh kotak gue kan gue simpen di dalam tas, gak di loker"
"Teh kotak lo kali, siapa tau lo gak sengaja naruh di loker lo" ucap Felice enteng.
"Tapi gak mungkin Fel, teh kotak gue aja udah ludes gue minum"
"Oiya, Hahahh lupa gue. Hmmm... Al, gue rasa, lo punya penggemar rahasia deh" asal Felice.
"Ah tau lah, gak papa, untung juga buat gue, gue dapet teh kotak gratis" Alia menciumi teh kotak yang didapatnya.
"Serah lo dah Al, ayo ah kita ganti, ntar gak keburu"
Alia pun dengan cepat mengambil baju nya, dan pergi bersama Felice untuk mengganti baju di wc. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang melihat bahkan mendengar apa yang mereka bicarakan.
'Ooo...teh kotak itu minuman favoritnya' Batin orang itu.
:))))))
"Fel, lo yakin tu orang cuma fans?" tanya Alia pada Felice sambil menunggu guru masuk ke dalam kelas.
"Gak yakin sih, ya tapi kan kita gak tau Al" jawab Felice.
"Gue rasa kita perlu cari tau deh Fel" ide Alia.
"Elah Al, baru juga sekali. Udah lo gak usah khawatir, intinya loker lo udah gak aman, jangan simpan barang berharga lo di loker" saran Felice. Alia hanya mengangguk sambil mencerna perkataan Felice barusan.
Tak lama datanglah guru mata pelajaran dan memulai pelajaran. Hingga tak terasa jam sudah hampir menunjukan waktu pulang mereka, hingga akhirnya waktu itu tiba, dan itu membuat para siswa bersemangat.
"Mungkin sampai sini saja, ibu akhiri, selamat sore" ucap guru yang sedang mengajar dikelas itu sebelum keluar.
"Yuhu... kasur aku datang" teriak Felice dengan wajah tak berdosanya.
"Buset dah, gak usah teriak juga kali Fel" keluh Alia saat tiba-tiba teriakan Felice menusuk telinganya.
"Hyee... Itu juga yang gue rasain saat lo teriak di loker tadi" ucap Felice lalu menggendong tasnya. "Gue balik duluan ya Al, udah dijemput" Felice memberikan senyum terbaiknya untuk Alia.
"Hehe ya maaf. Okeh, gue juga mau balik ni, dah Fel" ucap Alia sambil memberikan ciuman jarak jauh pada Felice.
Sepulangnya Felice, Alia pun melangkahkan kakinya keluar kelas dan menuju parkiran, tempat ia memarkir mobil kesayangannya. Mobil ini adalah hadiah kakek dan neneknya pada saat Alia ulang tahun yang ke-16, tetapi ia baru bisa menggunakannya saat usianya sudah 17 tahun.
Sesampainya ia di mobil, ia langsung menyalakan mesin mobil dan membawa mobilnya keluar dari area sekolah. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Alia berucap sendiri.
"Kenapa gue penasaran sama si culun itu ya?, kenapa gue merasa ada yang aneh dari dia. Oiya, tadi kata Felice si culun itu gak ikut olahraga gara-gara suatu hal, tapi kenapa?"
"Astagahh, kenapa gue jadi mikirin tu orang. Bego Alia bego"
Setelah mengucapkan itu, Alia kembali mengendarai mobilnya dengan keheningan. Kali ini Alia tidak langsung pulang kerumah, melainkan mampir dulu di tempat favoritnya, ia berniat memandangi air sambil meminum teh kotak yang ia dapat dari lokernya. Itu adalah kebiasaan Alia sejak dirinya masih berseragam biru putih.
:))))))
GUBRAK
"Busetdah apaan tu" kaget Rahel yang sedang menonton tv di ruang tamu.
"Sshhhh... Aww" Arkan meringis kesakitan.
Ceklek
"What!!! A...a...abang" ucap Rahel terbata bata karena terkejut.
"Awssshh... Pala gue, sakit" ringis Arkan sekali lagi sambil memegang kepalanya.
"Lagian abang ngapain lari-lari, biasanya juga jalan santai"
"Gotong gue ke kamar buruan, sakit kepala gue" ucap Arkan sambil terus memegangi kepala nya.
Rahel hanya menurut, lalu membantu Arkan berjalan menuju kamarnya. Baru setengah perjalanan, Rahel sudah kewalahan memapah tubuh abangnya yang lebih besar dari tubuhnya sendiri.
"Aduh Hel, pusing, mau muntah, buruan, lama banget sih" keluh Arkan berkeringat dingin.
"Lagian abang sih, kamar tinggi amat, Rahel bawa ke kamar Rahel dulu aja ya bang" ucap Rahel memberi solusi
"Terserah lo dah, buruan"
Hanya butuh 1 menit mereka sudah sampai di kamar Rahel, dan Rahel langsung membaringkan tubuh Arkan di kasurnya.
"Rahel keluar ya bang" ucap Rahel. Ia kasihan melihat abangnya seperti itu, dengan jidat yang membiru akibat menabrak pintu dengan keras.
:))))))
Makasih yang udah baca, konflik belum ya, masih awalan, sabarr ae.
Dukung terus cerita ini, love you c:
Vote and coment
Selasa, 12 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Curse
Teen Fiction"Lo tau gak, hal apa yang paling kejam di dunia ini? Kalau bagi gue sih kenyataan, gak tau kenapa, tapi menurut gue kenyataan itu kejam" ||Alia|| ♡♡♡♡ Alia, gadis berumur 17 tahun, berparas cantik, tidak pernah menyerah untuk mencari tahu suatu hal...