Chptr 4

128 46 26
                                    

Vote and coment :*

Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut seorang gadis yang sedang menikmati ketenangan dan kesejukan angin sore yang berhembus. Gadis itu adalah Alia, ia memang sering mampir ke danau dekat komplek rumahnya, bahkan ia sudah memberi nama danau itu dengan nama Danau Abadi. Kata Alia danau abadi itu mempunyai maksud tersendiri dan hanya Alia seorang yang tau.

"Emmhhhhhh, nyaman banget, i like this, semoga danau ini bakalan ja..." ucap Alia tenang, tiba-tiba kalimat nya terputus oleh tangisan dari seseorang.

"Hiks... anakku...hiks...pu... Putra kesayangan ku... Hiks kenapa kamu harus menderita" ucap seorang wanita paruh baya sambil menangis.

Karena merasa prihatin, Alia akhirnya mendatangi wanita itu dan duduk di samping nya, tak lupa ia mengelus elus bahu sang wanita.

"Rumah tante di sekitar sini yah?" tanya Alia basa basi.

"I-iya kak hiks..." jawab wanita itu sambil menghapus air mata yang terus mengalir.

"Eh? Tante? Kenapa panggilnya kak?" Alia terkejut bukan main saat wanita paruh baya di depannya memanggilnya dengan kata 'kak'.

"Nama tante Qina" ucap wanita paruh baya itu sambil tersenyum hangat. "Tante panggil kamu kak itu karena tante yakin kamu pasti seorang kakak kan?" ucapnya lagi sambil menahan gejolak di hatinya untuk tidak bersedih lagi.

"Tapi tan, Alia itu anak tunggal" jawab Alia tak bersemangat.

"A-Alia?" Qina terkejut dan langsung memperhatikan wajah Alia lekat-lekat.

Flasback on
(11 tahun yang lalu)

Drtt drrttt drtt

"Ha-halo" ucap Qina gugup.

"Argghhh... target gue...kabur lagi" teriak seorang lelaki di sambungan telpon.

"Ka-kabur"

"Dan semua ini adalah ulah bocah perempuan yang gak tau diri. Beraninya dia... ARRGGHHH" ucap lelaki itu emosi.

"Terus... sekarang gue harus apa?" tanya Qina.

"MENURUT LO APAAN!!" teriak lelaki itu semakin keras "gue mau, sekarang lo cari tu bocah, terus lo siksa tu bocah terserah lo dah, mau lo bunuh juga gak papa kok" ucapnya lagi dengan kata-kata tajam.

"Bu-bunuh? Gak... gak gue gak mau bunuh orang, GUE GAK MAU SIKSA DIA!!!" ucap Qina membesarkan volume suaranya.

'Bapak Difo, ikut kami sekarang! Anda telah melakukan hal keji'

'Po-polisi' batin Qina bingung.

"Pokoknya lo cari tu bocah, dan balaskan dendam gue ke dia" ucap pria yang diketahui namanya ialah Difo.

Qina hanya bisa meneteskan air matanya, ia bingung harus bertindak apa. Sampai suara nyaring membuat Qina berhenti melamun dan tersentak kaget.

Dorr...

"DIFO!!!" teriak Qina di telpon.

Brak..."Awsshh... Qina, i-inihh permintaanhh terakhir guehh sshh. Gue janjihhh, setelah lo lakuin inihh, gue bakal anggap lohh, sahabath terbaik gueh. Gu-gueh mohonhh shh..." ucap Difo sambil meringis kesakitan akibat peluru yang ditembak kan polisi ke perutnya.

Qina terduduk dan menutup mulutnya menggunakan tangan, ia sangat shok, dan hanya terdiam.

"Na-nama diahhh, Ali-a. Huuhhhh dadahh Qi-Qinaahh sahabat gueehh"

Tut...

"ENGGAK... GAK MUNGKIN!! DIFOO...." ucap Qina sambil berteriak kencang, ia sudah kehilangan sahabat nya, sebagaimana pun kejahatan yang dilakukan Difo, tetapi ia tetap menganggapnya sebagai sahabat.

Flashback off

"GAK MUNGKINN...DIFOO" teriak Qina.

"Astagah tante, tante kenapa ngelamun, kenapa teriak?" ucap Alia prihatin, lalu ia segera mengusap usap pundak Qina dengan lembut.

"Eng-enggak, tante gak papa" jawab Qina memaksakan diri untuk tersenyum.

'Dia gadis yang baik, gak mungkin dia, yang namanya Alia itu banyak Qin, gak mungkin dia' batin Qina.

"Tante kayaknya..." ucap Alia sambil menatap wajah Qina "habis inget kejadian buruk dimasa lalu" lanjutnya dengan ragu.

"Eh? Engak kok, enggak, tante baik-baik aja"

"yaudah deh, lupain aja" ucap Alia mencairkan suasana "tante tadi kenapa nangis?"

"Tante kayaknya harus pergi deh, ada urusan" ucap Qina tanpa menjawab pertanyaan Alia. Lalu pergi dari situ.

"Aneh, dasar emak-emak, main pergi aja" kesal Alia akan tingkah Qina yang tiba-tiba meninggalkannya.

:))))))

Ceklek...

"Dari mana aja?" ucap Risa dengan nada tak bersahabat.

Risa dan Verel sedang duduk di ruang tamu sambil menunggu sang putri pulang. Mereka khawatir akan anak tunggal mereka yang tidak pulang-pulang, padahal waktu sudah menunjukan pukul 19.00. Dan akhirnya apa yang mereka tunggu datang juga.

"Ta-" baru mau menyampaikan alasannya, tiba-tiba Verel memotong ucapan Alia.

"Kami khawatir" ucap Verel.

"Al-" lagi-lagi ucapan Alia terputus.

"Jangan ulangin lagi sayang. Sekarang kamu istirahat ya, kalau lapar itu di meja mamah udah masakin makanan untuk kamu" Risa mendekat dan mengelus surai Alia.

'Kalau dari tadi Alia gak dikasih kesempatan buat ngomong ngapain nanya coba' batin Alia kesal.

Lalu Alia bergegas menaiki tangga dan memasuki kamarnya. Kamar Alia berada di lantai dua, karena ia ingin, tidak ada maksud apa-apa. Kamar mamah dan papah nya juga berada di lantai dua, yang ada di lantai satu hanya kamar pembantu nya dan kamar tamu yang sudah sangat lama tidak terpakai, tetapi sering di bersihkan sehingga tetap steril.

Setelah sampai di kamarnya, ia pun langsung membaringkan tubuh nya di kasur king size miliknya. Alia lebih memilih king size karena ia ingin kasur yang luas, dan kasur luas itu hanya memiliki 2 bantal dan 1 guling serta selimut tebal bawaan bedcover yang digunakan Alia. Alia tidak suka terlalu banyak benda di atas kasur, menurutnya itu akan mengganggunya saat tidur.

"Tante Qina itu siapa yah, kok dia kayaknya tadi lagi banyak pikiran. Ya pasti lah Al, namanya juga emak-emak, haiss dasar aku" ucap Alia pada diri sendiri, sampai tiba-tiba sebuah nama terbesit dalam pikirannya.

"Difo... kok kayak gak asing yah, tapi siapa Difo, apa nama temen gue, atau... bodoamat lah, ngapain gue pikirin"

Setelah dirasa cukup puas bermanja dengan kasurnya, ia pun pergi ke kamar mandi yang ada di kamar nya, lalu membersihkan diri dan pergi tidur. Alia tidak berniat untuk makan, karena ia sudah cukup kenyang akan teh kotak yang selalu ia minum.

:))))))

Gak ada yang perlu di kasih tau sih, cuma mau bilang semangat bacanya. Maaf kalau absurd. Ingat, ini masih awalan, santuy aj.

Vote and coment:(

Jumat, 15 Mei 2020













Love In CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang