Chptr 6

133 44 43
                                    

Vote and comment :*

"Ke mall??" tanya Alia terkejut.

"Iya, gue yang traktir, semuanya" balas Felice sambil tersenyum lebar.

"Serius lo?" ucap Alia tak percaya.

"Iya, gue serius, hari ini bokap gue ultah, dan gue-" Felice menggantung ucapannya, lalu mendekat ke arah telinga Alia dan berbisik "dapet bonus" lanjut Felice, lalu tertawa geli.

"Lo bikin gue deg deg serr tau gak" ucap Alia "Yang bener aja lo Fel?"

"Iya Al, gue serius. Setiap bokap gue ultah, malemnya gue pasti ngemall bareng sahabat gue, ya biar kita makin deket aja. Udah Al sans aja kali" jawab Felice meyakinkan Alia.

"Oke...jarang-jarang ni gue jalan sama sahabat" ucap Alia sambil tersenyum lebar.

"Yeayy, gue jemput lo malem ini, jam tujuh, jangan lupa dandan yang cantik"

"Siap Felove" ucap Alia lalu menirukan gaya hormat saat upacara bendera.

Mereka pun melepas tawa bersama, seakan tidak ada beban sama sekali. Setelah itu mereka berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.

:))))))

"Abang pulang" ucap Arkan saat memasuki rumahnya.

Arkan bingung, mengapa rumahnya sepi, biasanya ia selalu disambut oleh bundanya, kemana bundanya. Saat ingin melangkah, ia melihat Rahel datang dari dapur dan ingin menuju tangga.

"Woyy, anak orang!!!" panggil Arkan.

Rahel menoleh dengan lirikan tajamnya, seolah ingin menerkam mangsa.

"Santai aja kali tu muka, serem amat. Bunda mana?" tanya Arkan.

"Kata pak Fajar pergi ke makam om Difo"

"Belum pulang???"

Rahel hanya menggelengkan kepala. Lalu ia melanjutkan langkahnya menuju tangga. Baru ia ingin menginjakan kaki di tangga tiba-tiba Arkan menyelip dia, dan membuatnya hampir terjatuh.

Swing...

"Upss... sorry hel" teriak Arkan dari tangga paling atas.

"Ishh, Abang!!!!" teriak Rahel emosi. Lalu ia kembali menaiki tangga satu persatu dan berjalan memasuki kamarnya.

Selang beberapa menit, tiba-tiba ada suara ketukan pintu.

Tok-tok... Ceklek

"Abang mau cari bunda, ntar lo nyariin gue lagi" ucap Arkan sambil terkekeh.

"Bang, lo ngelepas penyamaran lo, tapi lo masih pake seragam nya yang jelas-jelas namanya Ino"

"Astagah... lupa gue, untung lo ingetin" Arkan langsung melepas seragamnya disitu juga dan hanya menyisakan baju putih polos berlengan. Lalu ia menaruh seragamnya di bahu Rahel. "Tolong ya Hel, Abang males balik ke kamar" ucap Arkan sambil nyengir kuda.

"Balikin sen-"

Swing...

"Ishhh, punya Abang gini amat" lalu Rahel melipat seragam Arkan dan berniat ingin langsung mengembalikannya. Setelah menaiki tangga lagi, sampailah Rahel di kamar Arkan.

Ceklek... "Wahhh... rapi banget" ucap Rahel kagum saat melihat kamar abangnya yang amat rapi dan bersih. Rahel langsung saja melangkahkan kaki nya ke arah nakas Arkan dan menaruh seragam abangnya disana. Saat ingin pergi dari situ, tak sengaja ia menendang kantong plastik.

Love In CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang