Chptr 2

128 46 43
                                    

Vote and coment :*

Flashback on :)

Seorang remaja sedang menonton tv bersama bunda nya. Tiba-tiba chanel itu membahas tentang keramaian sekolah, dan membuat remaja itu sakit hati, karena sudah 5 tahun ia tidak merasakan rasanya bersekolah seperti remaja lainnya.

"Bun, Arkan mau sekolah lagi" ucap remaja bernama Arkan pada Qina, sang bunda.

"Arkan, kalau kamu sekolah, nanti akan banyak orang yang tau rahasia terbesar keluarga kita" balas Qina, jujur ia merasa prihatin pada anak pertama nya.

Arkan hanya tersenyum perih, merenungkan betapa malangnya nasibnya, tak berselang lama tiba-tiba Rasyid ||ayah arkan|| pulang dari kantornya.

"Ayah, udah pulang? Ayo bunda antar ke kamar, baru kita makan bersama" kata Qina berusaha memecah hening.

Rasyid hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi perkataan sang istri yang amat dicintainya. Baru saja mau melangkah tiba-tiba ia mendengar panggilan dari anak semata wayang nya, ia tidak sadar bahwa Arkan juga ada disana, saking fokusnya pada sang istri.

"Yah..." lirih Arkan pada sang ayah.

"Eh ada Arkan juga ternyata. Iya Arkan, kenapa?" tanya Rasyid "ooo, ayah tau, pasti belum makan kan? Tunggu bbentar ya, ayah ganti baju dulu" sambung Rasyid seakan tau apa yang ada di pikiran Arkan.

"Bukan itu yah, Arkan udah capek, Arkan mau sekolah" lirih Arkan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Rasyid tampak sangat terkejut berbeda dengan Qina yang tak percaya bahwa Arkan tidak main-main akan ucapan nya tadi. Rasyid bingung akan menjawab apa, ia belum menyiapkan jawaban sama sekali untuk pertanyaan Arkan. Saking lama ia berfikir sampai tak sadar bahwa Arkan sudah pergi kekamarnya.

"Udah yah, ayo, jangan anggap serius, mungkin dia cuma rindu sekolah" rayu Qina karena merasa suasana sudah tidak nyaman.

"Kayaknya kita harus sekolahin Arkan deh bun".

"Hah..."

:))))))

Saat ini Arkan sedang menatap indahnya bintang-bintang di langit lewat balkon kamarnya yang berada di lantai 3. Ya, lantai 3 tersebut ada karena keinginan Arkan, lantai 3 adalah ruangan Arkan tersendiri, ada kamar dan ruang belajar nya.

Tok tok...

"Bang, udah ditungguin tuh, sma bunda, sama ayah juga" ucap Rahel dari luar kamar arkan.

Akhirnya Arkan keluar dan turun kebawah bersama Rahel, adiknya yang amat cantik itu. Sesampainya mereka di meja makan, Qina langsung menyiapkan makanan untuk putra dan putri nya. Sampai hening yang menyelimuti makan malam mereka.

Muak akan keheningan, tiba-tiba Rasyid buka suara "Ar, ayah akan masukan kamu ke sekolah lagi" ucapnya sambil tesenyum tipis.

Uhuk-uhuk...

"Ni bang, minum" dengan gerakan cepat Rahel memberikan air putih pada abang kesayangan nya itu.

"Maksud ayah..." ucap Arkan bingung dan menggantung kalimatnya.

"Ayah akan urus sekolah kamu, dan ayah janji, dalam minggu ini kamu sudah bisa bersekolah kembali" ucap Rasyid lagi, tetapi kali ini diucapkan dengan senyuman yang kian melebar.

Love In CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang