Chptr 5

119 44 14
                                    

Vote and Coment :*

Alia berangkat sekolah lebih pagi kali ini, karena hari ini adalah hari piket kelas nya, dimana seluruh anggota piket kelas yang berjadwal harus berangkat pagi. Alia memasuki ruang kelasnya yang hanya berisi teman-teman nya yang bertugas piket kelas.

"Rin, sini gue aja yang nyapu, lo pasti udah lama kan?" ucap Alia pada Karin

"Gue baru dateng juga kali Al" ucap Karin pelan hampir berbisik.

"Terus ini..." Alia bingung, karena kelasnya sudah hampir bersih, sedangkan Karin saja baru datang, dan tadi di depan kelas ia bertemu Indah yang juga baru datang dan segera mengambil air untuk mengepel.

"Tuh si cowo cupu" tunduk Karin pada Ino alias Arkan.

"Serius" jawab Alia.

"Beruntung banget kita piket bareng dia" ucap Karin lagi, lalu lanjut menyapu.

Setelah berbincang dengan Karin, Alia pun mendatangi Ino untuk meminjam sapu yang dipakainya. Karena Alia tidak mau jika disuruh mengelap atau mengepel lantai, ia lebih suka menyapu.

"Ino..." ucap Alia sesampainya di depan Ino. "Sapu lo siniin, gue mau nyapu juga" sambil mengulurkan tangan untuk mengambil sapu.

"Gak bisa Al, aku udah nyapu dari tadi, gak bisa ditinggal gitu aja" ucap Ino tersenyum, berlagak seperti orang culun.

"Bukan lo tinggal, tapi gue yang nerusin, jadi gak papa dong"

"Tap-" ucapan ino terhenti karena pergerakan mendadak dari Alia.

Alia mendekati tubuh Ino, lalu mengambil sapu yang dipegang Ino. Setelah sapu diambil nya, Alia langsung membalikan tubuh Ino dan menggiring Ino ke arah pintu. "Udah lo mending santai-santai aja, lo udah rapiin meja, angkatin kursi, sapuin kelas, dan sekarang lo boleh pergi"

Ino hanya menegang dengan pikiran yang kosong, ia sulit mencerna kejadian barusan.

'Woyy jantung, lo bisa pelan gak sih detaknya, kenceng amat dah' batin Ino sambil memegang dada kiri nya. Lalu berjalan kearah rooftop sekolah nya.

Sesampainya Ino di rooftop, ia hanya duduk sambil menikmati pemandangan dan sejuknya angin yang berhembus.

"Gue bawa teh kotak lagi, tapi gimana caranya masukin ke lokernya, kunci nya aja udah gue balikin" ucap Ino pada diri sendiri. "Apa gue pinjem lagi aja, tapi masa gue pinjem terus sih, bisa curiga tuh satpam" ucapnya lagi.

Setelah lama berpikir, akhirnya Ino mendapat ide cemerlang "Gue tau caranya" ucapnya sambil tersenyum miring.

:))))))

Sekarang sudah jam istirahat, hampir seluruh siswa sudah memasuki area kantin sekolah untuk mengisi perutnya, tetapi Alia dan Felice memilih tetap di kelas untuk mencatat materi dari buku paket. Felice memang sedari dulu senang sekali merangkum materi sendiri, ia selalu meminjam buku di perpus. Menurut Felice dengan cara merangkum materi sendiri, ia jadi lebih paham dan mudah untuk belajar.

Sedangkan Alia, ia hanya mencatat materi-materi yang tidak ada di bukunya, karena materinya agak sedikit berbeda dari sekolah nya yang dulu.

"Fel, gue keluar bentar ya, mau ke loker, ambil buku paket biologi" ucap Alia sambil menepuk-nepuk pundak Felice.

Felice hanya berdehem singkat, karena ia sedang fokus, dan ia tidak suka diganggu. Lalu Alia pergi ke loker nya dengan tenang, sesampainya ia di loker ia langsung membuka pintu loker.

"Hah??? Teh kotak lagi?" ucap Alia, kali ini ia tidak terkejut, tetapi jantungnya berdetak amat kencang. Alia langsung segera mengambil teh kotak dan buku paket biologi, lalu ia mengunci lokernya dan berlari kecil memasuki kelasnya.

"Fel" panggil Alia setelah sampai di tempat duduknya.

Lagi-lagi Felice hanya berdehem singkat.

"Isshh Fel..." ucap Alia tak menyerah sambil menggoyang-goyang lengan Felice.

"Ck... ap-"

"Nih" dengan cepat Alia memotong ucapan Felice sambil menyodorkan teh kotak yang ia dapat.

"Kata lo teh kotaknya ketinggalan?" tanya Felice curiga, setau Felice hari ini Alia tidak membawa teh kotak sama sekali.

"Dari loker"

"Orang kemaren lagi???" ucap Felice menghela nafas "Siapa sih orangnya, penasaran gue"

Alia hanya mengangkat bahu, tanda ia tak tahu. Lalu tersenyum sambil berkata "semoga yang ngasih cowok ganteng, amin..." lalu terkekeh geli.

"Suka-suka lo dah, kita liat aja besok, kalau misalnya masih ada, fix kita harus cari tau"

"Seru niih"

Lalu Alia meminum teh kotak itu, dan Felice kembali melanjutkan catatannya.

:))))))

Di perpus Ino sedang membaca buku, ia mencoba untuk menjadi murid pintar, jadi ia harus lebih sering membaca buku dan memahami materinya. Tiba-tiba ia ingat akan sesuatu.

Tadi pagi saat ia ingin kembali ke kelas ia melihat pak Wahyu pergi meninggalkan pos, ini adalah kesempatan emas untuk mengambil kunci loker Alia. Ia berani mengambilnya karena kemaren ia ingat bahwa kunci loker Alia yang di pegang satpam itu ada 2 buah, dan ia berniat untuk mengambil 1, jadi tidak masalah. Saat pak Wahyu sudah menjauh dari pos, ia pun segera berjalan dengan langkah lebar, kenapa tidak berlari? Karena jika ia berlari kutukan itu bisa timbul dan semua orang akan mengetahui nya, jadi ia memilih jalan dengan langkah lebar. Setelah ia sampai di pos, ia buru-buru mencari kunci loker kelas nya, saat sudah ditemukan ia langsung mengeluarkan satu kunci loker Alia dari pengaitnya, dan ia segera mengembalikan semuanya seperti semula lalu pergi tanpa jejak.

Ino mengingat kejadian itu sambil tersenyum-senyum sendiri. Sekarang ia lebih mudah untuk menaruh teh kotak di loker Alia.

'Kenapa gue seberani ini yah, sebucin itu kah gue?' batin Ino

:))))))

See you next chapter, scroll 👇🏻👇🏻

Vote and coment :)

Sabtu, 16 Mei 2020




Love In CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang