Kegelapan masih memenuhi Veymous. Tak ada yang berubah sejak awal ia ke castle tersebut. Dan tetap saja ia menjadi tahanan klan vampire meski diperlakukan baik oleh penghuni castle terlebih oleh Prince Guan Fei. Entah apa motif dibalik semua ini. Mitha merasa ada sesuatu dibalik kebaikan klan pemburu padanya. Dan Daniel... Dimana dia? Bagaimana dia sekarang? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu saja mengusiknya.
Suara derit pintu tak membuat Mitha memalingkan wajahnya sedikit pun.
"Nyonya.. makanan anda telah siap" Jiun ah menunduk memberi hormat sebelum meninggalkan ruangan tersebut, namun pandangannya beralih pada beberapa nampan keramik yang masih tak tersentuh oleh Mitha. "Mohon ampun nyonya atas kelancangan hamba. Tapi jika nyonya tak makan nyonya bisa sakit terlebih tubuh nyonya masih belum pulih sepenuhnya." Jiun ah masih tertunduk takut bila penuturannya lewat batas. "Aku tak sedang lapar Jiun ah" lirih Mitha. "Tapi nyonya.. anda..." Penuturan Jiun ah terpotong dengan kemunculan Guan Fei. "Ada apa?" tanyanya dingin. "Mohon ampun prince, nyonya.." (terpotong lagi:( ) "Ahk.. aku paham, tinggalkan kami berdua" titah Guan Fei. Jiun ah menunduk hormat sebelum berlalu meninggalkan sang prince dan Mitha."Apa aku harus menyuapi mu untuk dapat makan?" suara dingin itu kembali bergumam memecahkan keheningan diruang itu. Namun Mitha memilih terdiam tanpa menggubris pertanyaan dari Guan Fei. "Ahkk.. baiklah" kata Guan Fei kemudian berjalan mendekati Mitha yang termenung menyandarkan tubuhnya pada jendela gold berukir Demodus Rotundus.
"Aku tak pernah melakukan hal ini pada siapapun, jadi cobalah makan selagi aku masih berbaik hati" ujar Guan Fei sambil meraih mampan pada pangkuannya. Namun tetap tak ada respon dari Mitha. "Ayok buka mulutmu" Guan Fei kembali membujuk namun tetap saja tak diindahkan oleh Mitha. Rasa kesal memenuhi Guan Fei atas sikap Mitha hingga tanpa sadar ia melemparkan nampan ditangannya tepat dihadapan Mitha. "Hmm.. apa dia terluka?" ucap Guan Fei pelan sesaat merasakan perih dikepalanya. Benar saja nampan itu berhasil melukai kening Mitha dengan sempurna. Darah segar menyeruak keluar dari sarangnya. Bola mata Guan Fei perlahan merah menyala. Tatapan buas menguasai dirinya. Taring runcing dan kukunya yang memanjang seiring perubahan diri Guan Fei kewujud vampire utuh, dengan cepat ia menyerang tubuh Mitha. Mitha ambruk seiring darah kembali menyeruak dari tubuhnya. Guan Fie tersenyum puas menatap Mitha tak berdaya. Namun tubuhnya pun merasa sakit pada bagian yang sama. Rasa sakit itu tak membuat Guan Fei berhenti, ia kembali mengarahkan serangan pada Mitha. Namun tubuh Guan Fei terhempas jauh akibat serangan dari Lord Dao Ming. "Bodoh!! Apa yang kau lakukan? Kau tak harus membunuhnya sekarang, kita masih membutuhkannya" ucap Lord Dao Ming dingin kemudian berlalu meninggalkan Guan Fei yang masih setengah sadar, namun masih mencerna ucapan ayahnya sebelum meninggalkan ruangan tersebut.
* * *
Tubuh Mitha masih terbaring kaku setelah serangan Guan Fei tiga hari berlalu. Sebelumnya Guan Fei berniat melahap habis bibir manis itu dengan alasan transfer darah miliknya untuk kesembuhan Mitha. Namun dia tak sebodoh itu, ia tak ingin menikmati sesuatu yang bukan miliknya. Terlebih ia tahu gadis itu sama sekali tak menyukainya.
Sementara Daniel masih dalam perihnya cambuk yang memenuhi sekujur tubuhnya. Langkah seseorang memasuki ruang bawah tanah tempat disekapnya Daniel. Sosok itu tak lain adalah Lord Dao Ming.
"Hentikan" suara pelan terdengar jelas membuat sosok bertubuh besar itu menghentikan kegiatannya. Lord Dao Ming tersenyum tipis tak kala melihat tubuh Daniel tak sadarkan diri. "Ckh.. siram dia air garam"ucapnya kemudian berlalu meninggalkan ruang penyiksaan tersebut. Buckhkhhh... Air garam menambah perih pada luka Daniel. Teriakan penuh kesakitan Daniel menggema memenuhi castle tersebut. Lord Dao Ming tersenyum penuh kemenangan.* * *
"Muzzye, apa kau yakin ini ruang tahanannya?"ujar Lyhcee tak yakin atas instruksi Muzzye.
"Hey bodoh... Kau tak percaya padaku?"balas Muzzye sembari memukul kepala Lyhcee.
"Salah apa aku?"
"Kau tak salah apapun"
"Lalu, kenapa kau memukul ku?"
"Karena kau pantas mendapatkannya"ucap Muzzye tak merasa bersalah.
"B*d*b*hh.. alasan apa itu!!!"protes Lyhcee tak terima yang kemudian menarik kerah baju Muzzye, Muzzye yang tak ingin kalah melakukan hal yang sama.
"BERISIKKKK!!!"wajah Jane memerah sedari tadi menahan emosi dengan kegaduhan mereka berdua.
"Jika kali berdua menggagalkan misi ini jangan harap kalian selamat dari power magis milikku"ucap Jane penuh penekanan pada setiap kalimatnya.
"Wahh Jane.. kau terlihat sangat menakutkan jika sedang marah berbeda dengan Vetolica ku yang sangat imut setiap saat"
"Hey b*d*b*hh... Apa yang kau katakan Muzzye, tamatlah riwayat ku"lirih Lyhcee pelan.
"Jangan menyebut namanya dihadapan ku br*ngs*kk!" Jane kehabisan kesabaran membakar bokong Muzzye dan Lyhcee.
"Aaaahhhhkkk.. panas!! Panas!!!"rintih mereka berlarian mencoba menemukan air untuk menyelamatkan bokongnya yang hangus terbakar. Jane tersenyum puas.Sc pict. Pinterest
Assalamualaikum readrs🤭
Ngimna kabar klian?? Semoga sehat selalu yahh
Owh yahh sekolah ngmna? Lancar??
Maaf yahh baru update lagi
Tetap jaga kshatan klian yahh, patuhi prtokol kshatan 😉Terimakasih telah mampir dan atas support kalian. ✨✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lord Vampire
Fantastikcerita ini hanya imajinasi dari author. persamaan judul, tempat, tokoh, dsb. hanya kebetulan semata. ........☺️☺️☺️☺️......... #1 Fantansi [2020] -MythByun-