Kepalsuan

4K 330 30
                                    

Mbakyu... senang akhirnya bisa bertemu lagi denganmu. Aku penasaran banget, bagaimana seseorang bisa bertahan pada cinta yang menyakitkan. Coba ajari aku?” canda Caca, saat akhirnya aku menghubunginya. Ia datang bertandang kala Mas Danu pergi bekerja.

Tersenyum masam mendengarnya. Bagaimanapun ... bagi orang lain, aku hanya wanita bodoh yang menempel pada pria yang sama sekali tak peduli bagaimana perasaanku ini.

“Mbak, jangan khawatir. Kita make over mbak ya, jadi dalam sebulan ini, kita buat Mas Danu benar-benar melihat mbak dengan tatapan yang berbeda.” Imbuh wanita dengan lesung pipi manis ala Pretty Sinta.

“Apakah cukup dengan mengubah penampilan saja?” Jika iya, rasanya sia-sia. Secantik apapun diriku berdandan, tak akan mampu menyaingi kecantikan Sekar Diandrakusuma.

No.. No.. No..” Caca menggeleng. “Enggak dong. Bapak sudah memberikan posisi buat mbak bekerja di perusahaan. Mbak akan terlihat jauh berbeda setelah bekerja. Wawasan mbak akan kian terbuka. Mbak juga akan terlihat smart saat bekerja di perusahaan ternama. Terutama penampilan mbak, akan berbeda dari biasa. Sebab tiap hari kita harus pakai baju kerja. Tentunya bajunya ganti-ganti dong mbak, ga boleh monoton. Apalagi mbak di bagian front office. Mas Danu akan dapati mbak terlihat elegan dengan busana kantor. Jadi enggak melulu daster gombreng kayak gini. Ini kadang yang bikin suami ga betah lama-lama mandangi istri. Sudah kayak ibu-ibu komplek tahu enggak mbak. Padahal body mbak masih asyik. Patutlah dinobatkan jadi Hot Mama.”

“Apaan sih kamu, Ca!” kilahku merah padam.

“Beneran. Di kantor banyak wanita yang bekerja dan sudah berkeluarga. Badannya tiba-tiba ngembang kayak roti kebanyakan ragi.”

Tak urung bibir melengkungkan senyuman mendengar ocehannya. Lantas teringat kembali idenya, membuatku kembali terdiam. “Tapi...” Bekerja? Di perusahaan bapak? Bagaimana seseorang dengan lulusan SMA sepertiku bakal mampu memegang tanggung jawab itu. Lalu anak-anakku? Banyak hal harus dipertimbangkan. Sebelumnya, aku tak pernah bekerja di kantor. Selalu serabutan dan mengandalkan fisik belaka. Paling lama, bekerja sebagai karyawan laundry.

“Kali ini ga pakai tapi-tapiian. Mbak jadi wanita tertindas pun ga bisa ngelawan karena mbak enggak punya kekuatan. Mbak sekali diceraikan, bakal hancur berantakan. Mas Danu bukan orang yang kolot, yang mewajibkan wanita di rumah saja. Buktinya Mas Danu main belakang ...” Ups, Caca membungkam mulutnya, seolah merasa bersalah telah kelepasan bicara. Padahal, aku sudah tahu itu meski bersikap seolah-olah buta. Seorang istri adalah orang yang paling merasa saat suaminya mendua. Ia memiliki insting yang pekat, sepekat insting seorang ibu pada anaknya.

Akan tetapi, mendengar berita skandal perselingkuhan suamiku telah melalang buana, tak urung membuat kesedihan kian meraja. Seandainya mereka tahu, perlakuan Mas Danu akhir-akhir ini lebih kejam lagi, mungkin mereka akan menilaiku bertahan semata demi harta. Padahal, Tuhan pun tahu, betapa besar cintaku untuk pria pertama, yang kuharap jadi priaku selamanya.

“Maaf, maaf, mbak... bukan maksudku. Hanya saja gosip itu ...” Caca berusaha meralat ucapannya. Namun tak berguna. Ada tiga hal yang tak mungkin ditarik ketika sudah dilepaskan. Satu anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Kedua, waktu yang bergulir. Ketiga, ucapan yang terlanjur dilontarkan.

“Aku punya anak balita, Ca. Mungkin kurang bijaksana jika aku bekerja sementara masih menyusuinya.” Sebisa mungkin kualihkan topik pembicaraan. Tak ingin orang membicarakan aib suamiku, yang juga adalah aibku. Aku adalah pakaian untuk Mas Danu, pun ia adalah pakaian bagi diriku. Menelanjangi keburukan Mas Danu, sama dengan menelanjangi keburukanku. Serendah itulah aku di hati pria yang kupuja bak Dewa.

“Aku juga sudah punya anak mbak. Punya suami. Tapi aku bisa. Anakku tetap terurus, tetap tumbuh normal dan pintar. Suamiku juga sayang, enggak pernah terbersit sedikit pun untuk berani selingkuh di belakangku. Karena dia tahu, aku bisa memergokinya dan membuatnya menyesal jika kehilangan diriku.” Dengan gigih ia meyakinkan. Inikah tugas yang diberikan mertuaku kepadanya?

WANITA BERHATI BAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang