Aku berdiri di titik akhir awal itu
Seperti alarm yang sendirian di kegelapan.Murung, menerangi lampu.
Apapun yang aku pikir, jawabannya masih saja kau.
Sebuah jawaban yang salah telah ditulis dalam hatiku.
Itu masih ada meskipun aku mencoba untuk membuangnya.
Bahkan aku tidak tau jika itu malah datang ke dalam mimpiku.
Hari ini, tepatnya setelah enam bulan Jungkook melamarnya. Dan perlu kalian ketahui jika Yein dibuat senang bukan main waktu itu. Jika ada yang bertanya apakah Yein menerima atau tidak, maka jawabannya adalah-
Yes, I do.
Itulah jawabannya 6 bulan yang lalu saat Jungkook melamarnya.
Memang sih, pernikahan mereka dilakukan di awal bulan Februari, -tepatnya ketika Lovelyz maupun BTS yang karirnya harus berakhir pada pertengahan bulan tahun 2022, walaupun begitu sama sekali tak menampik betapa senangnya ia hari ini. Ah... membayangkan pun ia tak sanggup bagaimana jika harus menjalaninya apalagi bersama bintang terkenal tahun ini, Jeon Jungkook. Bahkan ia terlihat seperti orang gila sekarang, tersenyum senyum tidak jelas.
Sekarang adalah akhir musim semi. Itu berarti musim salju akan datang sebentar lagi, mengingat bulan Desember adalah bulan dimana musim kesukaannya itu bisa ia rasakan.
Jung Yein mengeratkatkan sedikit jaketnya. Cuaca saat ini memang dikatakan cukup dingin. Walaupun ia sudah di dalam cafe yang terbilang mewah ini, tapi itu semua tak menampik bahwa dirinya juga sedang kedinginan. Ia hanya bisa mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru cafe, orang yang ditunggu sedari tadi rupanya belum juga menampakkan batang hidungnya. Ini sudah lebih dari setengah jam sejak pertemuan yang telah keduanya sepakati, tapi apa? Lelaki itu bahkan tak ada kabarnya. Walaupun ini pertama kali baginya untuk menunggu, tetap saja ia tak suka. Menunggu itu berat tauk. Andai saja bukan karena balas budi yang selalu lelaki itu lakukan ketika ia telat, ia takkan mau menunggui kekasihnya itu. Bukankah lebih bagus tidur yang nyenyak di kasur kingsize nya daripada menunggu lelaki itu?
'Awas saja! Kalau dalam waktu lima menit ia tak datang, lebih aku pulang saja dan ngambek sampai berhari hari' gumam Yein dalam hati, persetan dengan kencan atau apalah itu yang penting sekarang ia sedang amat sangat kesal pada pemuda Jeon itu.
Kring....
Yein memejamkan matanya sambil menghebuskan nafasnya pelan saat tau ada suara pintu dibuka. Ia bersumpah jika itu bukan Jeon Jungkook, maka ia harus menghengkangkan kakinya dari sini. Walaupun ini sudah dari lima menit sumpah yang ia ucapkan dalam hati tadi, tapi tetap saja ia setia untuk menunggu lelaki itu. Jika kalau bukan cinta apa mau dia melakukan ini semua.
Yein bisa mendengar suara langkah mendekat. Awas saja kalau bukan, tak segan ia akan menjambak keras rambut sang kekasih.
'Satu... dua... ti...'
Okay, Yein memang sengaja tidak menghitungnya sampai akhir, karena ia tau lelaki yang masuk tadi itu bukan kekasihnya dan sepertinya ia memang harus hengkang dari tempat ini.
"Omo!!!" kaget Yein saat mata rusanya bertabrakan dengan mata bulat lelaki yang dari tadi ia tunggui.
Bentar, kenapa lelaki sialan ini berada tepat di depannya?
"Kukira kau tidur, aku tidak tega mau membangunkanmu" ucap Jungkook lembut seakan mengerti tatapan yang Yein siratkan pada kedua matanya setelah mendudukkan diri dibangku kosong depan gadisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave 허락 [JEONGIN]
Fanfiction"Ku mohon jangan pergi" [Jeon Jungkook & Jung Yein]