Terkadang aku tidak bisa menutup mata
Terkadang aku tersenyum seperti itu semua baik
Meskipun ada rasa sakit di hati ini.
Aku hanya ingin menjadi yang terbaik dari diriku
Meski terkadang aku lupa bernapas
Sehingga aku bisa menjadi yang terbaik untuk kamu
Itu saja yang ingin aku lakukan.
Sudah sebulan berlalu. Tentu saja banyak yang berubah dalam waktu sesingkat itu. Dalam kurun waktu yang singkat itu, banyak orang merasakan adanya perubahan entah pada dirinya sendiri atupun pada orang lain sekalipun.
Begitupun dengan Yein. Bukan pada orang lain, melainkan pada kekasih tampannya itu. Entah perasaanya saja atau tidak, namun dari sudut pandangnya mengatakan bahwa Jungkook itu memang sudah berubah dalam kurun waktu sebulan ini. Entah apa yang terjadi. Tapi perubahan itu cukup mencolok untuk ukuran sepasang kekasih apalagi pasangan yang sebentar lagi akan menikah. Seperti: kadang tak memberinya kabar dengan dalih 'lupa', tidak menjawab pesannya sampai berhari hari bahkan sekitar 3 hari lamanya, lalu jika ia berniat menelepon kekasihnya itu, Jungkook selalu berada di panggilan lain dan yang membuatnya lebih kesal lagi hal itu bukan terjadi sekali, tapi berkali kali.
Yein memijat pelipisnya pelan. Sekedar merefreshingkan otaknya yang penuh dengan beberapa masalah akhir akhir ini. Seharusnya ia senang hari ini. Karena apa? Karena hari ini Jungkook cs. akan segera kembali ke Korea. Tapi rasa rasa nya ia sedikit tak tenang.
Hati kecil Yein mengatakan jika setelah kepulangan calon suaminya dari Tiongkok, dirinya akan berhadapan dengan berbagai masalah yang ia sendiri tak tau apa itu. Padahal biasanya Jungkook pergi ke keliling dunia pun ia merasa tenang tenang saja, namun sekarang? Apakah ada perempuan lain yang saat ini ia cintai selain dirinya dan ibunya.
'Kau gila apa?! Tak mungkin Jungkook mengkhianatimu!!!' gumam Yein sambil menggeleng gelengkan kepalanya ribut. Ia yakin Jungkook tidak akan menghianatinya dan ia menyesal sudah menuduh kekasihnya dengan yang tidak tidak.
Hatinya benar benar dilanda rasa bimbang setengah mati. Perasaannya campur aduk sekarang. Di sisi lain ia senang dengan kedatangan calon suaminya, tapi di sisi lain juga ia bingung apakah harus menemuinya dahulu atau tidak. Biasanya pacar tampannya itu setelah tour ke luar negeri akan langsung melesat ke arah gedung tempat agensinya. Tapi sekarang? Boro boro lelaki itu kesini, mengabarinya saja tidak.
Dan kepalanya terasa berdenyut nyeri saat masalah ini terasa tak ada berujung.
.
.
.
.Tidur seorang Ryu Sujeong terganggu saat tiba tiba ada pergerakan di kasur bagian kirinya. Siapa peduli? Ia hanya ingin tidur nyenyak malam ini tanpa ada yang mengganggunya. Sampai sebuah tangan melingkar rapi di pinggangnya dan hal itu membuatnya terpaksa bangun dari indahnya alam mimpi.
"YAK!!! SIAPA KA-- hmmmmpt"
"Ssst.... ini aku sayang. Jangan berisik. Nanti semua orang tau" orang itu -Taehyung buru buru membekap mulut Sujeong saat tau sang kekasih akan berteriak sekencang kencangnya. Bisa mati ia kalau sampai ketauan para penjaga disini.
Sujeong membalikkan tubuhnya ke arah lelaki yang ikut berbaring disampingnya itu "oppa ngapain kesini? Besok kan kita bisa bertemu?!" bisiknya saat melihat wajah lelah diwajah pria Kim itu. Ia tak berbohong, namun sungguh wajah ceria yang biasanya Taehyung tampilkan, kini telah hilang dan berganti dengan raut kelelahan miliknya. Sujeong benar benar tak tega.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave 허락 [JEONGIN]
Fanfiction"Ku mohon jangan pergi" [Jeon Jungkook & Jung Yein]