Budayakan vomment!
Happy reading💓
.
.
.
.Menatap pemandangan kota Seoul dari balkon teras kamar, sesekali menyamankan posisinya yang sedang berdiri. Hanya itu yang sekarang dilakukan oleh pria bernama lengkap Jeon Jungkook ini. Lelah. Ia sungguh lelah. Hubungan tanpa cinta. Lalu apalagi? Menikah tanpa cinta? Kemudian bercerai? Hey jangan konyol!!!. Cukup berpacaran tanpa cinta, tidak untuk sampai jenjang pernikahan tanpa cinta.
Semua ini hanyalah ke pura puraan belaka. Hanya status yang menghiasi hubungan mereka tanpa adanya suatu rasa bernamakan cinta. Ralat. Bukan mereka, tapi salah satu dari mereka berdua.
Mungkin sebagian orang mengatakan jika terbiasa, maka tumbullah cinta, begitu bukan?! Namun tidak bagi pria Jeon ini. Buktinya saja selama empat setengah tahun berpacaran ia tidak merasakan rasa yang hampir sebagian orang katakan.
Bodoh. Satu kata untuk menggambarkan apa yang sedang di pikirkan lelaki ini. Bahkan orang bodoh pun tau, menyia nyiakan gadis yang tulus mencintai adalah suatu kesalahan besar. Dan Jungkook tau ia bodoh. Ia sudah memikirkan kemungkinan kemungkinan besar yang memberinya efek buruk di kemudian hari. Tapi, daripada harus bertahan jika hanya bisa terluka?
Cinta tak butuh paksaan bukan?!
Pikirannya kembali melayang pada hari itu, lima tahun yang lalu. Hari dimana orang yang sangat ia cintai menolak pernyataan cintanya. Alasannya konyol, hanya karena tak ingin dikatai -berondong- oleh teman teman se-gengnya. Jauh dilubuk hati Jungkook yang paling dalam, ia sangat yakin jika sang wanita juga mempunyai rasa yang sama seperti dirinya. Namun, apa boleh buat? Ia sudah ditolak.
Bisa dipastikan, Jungkook benar benar hancur kala itu. Ia enggan membuka hatinya kembali. Ditambah wanita yang ia cintai itu pergi tanpa mengabari dirinya. Tapi, ada rumor beredar yang mengatakan jika pihak agensi lah yang mempromosikannya di negara Jepang sampai waktu yang belum ditentukan.
Semua member sudah geleng geleng kepala saat melihat kelakuan adik terkecil mereka. Lebih sering melamun, tidak fokus saat dance dan lebih sering menyendiri di dalam kamar dibanding mengobrol bersama seperti biasa. Sampai masalah tentang Jungkook ini pun terdengar oleh telinga Bang Hyunsik. Entah itu dance atau dalam vokal, prestasinya menurun drastis. Bang Hyunsik sebenarnya juga tidak tau apa yang harus ia ambil kedepannya, karena itu privacy Jungkook, dan ia tidak ada hak sama sekali untuk mencampuri.
Disitulah cerita kehidupan barunya dimulai. Kedua orang tua Jungkook datang ke agensi setelah mendapat laporan yang tidak tidak tentang si putra bungsu mereka. Keduanya sudah sepakat akan menjodohkan Jungkook dengan seorang gadis yang merupakan adik tingkat nya saat duduk di bangku SD. Dan gadis itu adalah Jung Yein.
Untuk soal lamaran kala itu, memang murni suruhan dari keluarga Jeon. Tanpa adanya keinginan Jungkook sedikitpun. Ya, semua hanya skenarionya saja. Beralibi jika ia memang mencintai gadisnya. Nyatanya, penuh kedustaan.
Kalau boleh jujur, sebenarnya Jungkook juga tidak mau memberi harapan palsu pada Yein. Namun, disisi lain ia juga tidak ingin mengecewakan orang tua yang sudah membesarkannya sampai sebesar ini. Balas budi, kah? Apa seperti ini bisa dikatakan balas budi? Entahlah. Ia pun tak tak tau dan tak ingin tau.
Tring!
Suara dentingan handphone terdengar menyapu telinga Jungkook. Sepertinya pesan masuk.
Ah... Dari gadisnya.
Oppa dimana?
Sedang apa?

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave 허락 [JEONGIN]
Fanfiction"Ku mohon jangan pergi" [Jeon Jungkook & Jung Yein]