[01] : the beginning of everything

1K 190 68
                                    

Sore itu Jevano bersama dengan teman-temannya sedang berkumpul di kantin Fakultas Teknik. Tidak ada yang spesial, mereka hanya duduk dan mengobrol seperti biasa selepas dari kegiatan perkuliahan mereka.

"Eh entar ikutan futsal gak lo pada?" tanya Bima.

Jevano yang sedang bermain game di handphonenya hanya diam dan mendengarkan. Sementara itu suara Yudha mulai terdengar, lelaki itu tampaknya memberikan respon penolakan.

"Gak lah, gue mau jemput Yuli nanti, "

"Alah bucin lo setan! Pacaran mulu, temen lo lupain! " omelan maut dari seorang Mirza mulai terdengar.

Jevano hanya tertawa ringan karena dirinya masih fokus dengan game di handphonenya. Ini adalah hidup dan matinya, harga dirinya di pertaruhkan dalam game ini. Jevano tidak ingin kalah dan menjadi bahan bual-bualan dari Yudha.

Hingga akhirnya sebuah tawa menghebohkan keluar dari seorang Jevano. Ya, lelaki ini berhasil mengalahkan Yudha dan timnya.

"Mampus! Noob banget lo setan! " ledek Jevano.

Yudha merengut dan mulai mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan, mungkin sekitar tujuh lembar. Jevano pun mengambilnya dengan senang hati.

Ya, mereka juga mempertaruhkan uang jajan selama satu minggu.

"Bangke lah, tim noob semua, kesel gue, " rutuk Yudha.

"Itu lo-nya aja yang nggak bisa main, " ledek Mirza yang sedari tadi memang menjadi penonton.

Yudha merengut sementara Jevano tertawa.

"Eh thanks ya bro, Nanti kalo mau taruhan lagi ayoklah gue jabanin, " ucap Jevano tampak sedikit mengejek Yudha.

Tentunya hal itu dibalas dengan lemparan asbak rokok yang untung saja meleset.

Bima dan Mirza hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Jevano dan Yudha. Kedua sejoli ini memang sering sekali bertengkar, namun bukan dalam tanda yang negatif. Itu hanya pertengkaran wajar sesama teman tentunya.

"Anjir lah! Gue di kacangin! " kesal Bima tiba-tiba sehingga membuat teman-temannya menatap kearahnya.

"Kenapa lagi lo? " tanya Mirza.

"Nih cewek, gue ajakin jalan malah lebih milih belajar di perpustakaan anjir, " kesal Bima.

"Siapa emang? " tanya Yudha penasaran.

"Cemceman baru gue, Ternyata bener rumor yang beredar, nih cewek beda," rutuk Bima.

"Dih, semuanya sama aja kali, lo gombalin dikit juga langsung luluh," kata Jevano santai.

"Beda van, ini cewek dingin banget anjir lah kek triplek, "

"Ya terus ngapain lo mau ngejer dia, hidup kok lo bawa ribet, " balas Jevano.

Bima tampak frustrasi karena teman-temannya tak ada yang mempercayainya.

"Baru gebetan anjir, lo udah sefrustasi itu, " cetus Yudha.

"Lo gak tau gimana susahnya gue berjuang, " kesal Bima.

Lelaki itu menaruh kepalanya pada meja sembari meratapi ponselnya yang menampilkan roomchat bersama gadis yang sudah membuat seorang Bima Frustasi.

"Gue jadi penasaran sama tuh cewek, siapa sih? " tanya Mirza.

"Tau, cantik kagak? Sexy? Mau gak kalo di grepe grepe? " tanya Yudha bertubi-tubi.

Yang langsung dibalas dengan pukulan dari Mirza.

Jevano melirik Bima dengan penasaran. Jujur saja ia penasaran dengan gadis yang sudah membuat temannya ini jadi lelaki lembek yang berperasaan.

Diandra : 14 Days Chasing Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang