[04] : Obvious rejection

638 166 44
                                    

Kini keduanya dalam perjalanan menuju kediaman Diandra. Jujur, Jevano sebenarnya sedikit menyesal karena menawarkan untuk mengantar Diandra pulang. Gadis ini benar-benar tak berbicara padanya selama di perjalanan. Benar-benar hanya sekedar minta diantar pulang.

'Gadis sialan,'

Itu umpatan yang Jevano keluarkan didalam hatinya. Namun lagi-lagi Jevano harus menahan dirinya. Ia tidak bisa membiarkan semuanya berantakan jika emosinya ia biarkan bermain.

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka tiba dirumah Diandra. Untungnya rumah Diandra ternyata tak terlalu jauh dari kampus, jadi Jevano tidak terlalu repot saat putar balik menuju kampus. Ya, dia masih memiliki jadwal perkuliahan setelah ini.

Diandra mulai melepaskan self tibet kemudian mulai membuka pintu mobil Jevano. Namun segera ditahan oleh Jevano yang menggenggam lengan Diandra.

"Lo pergi gitu aja? " tanya Jevano tak habis pikir dengan gadis yang tengah bersama dirinya ini.

"Iya, kenapa? " Diandra justru balas bertanya dengan tampang tanpa dosanya.

Jevano jika tidak ingat akan taruhan itu, sudah habis Diandra di tangannya. Apa gadis ini tengah mempermainkan dirinya?! Jevano merasa dirinya hanya dimanfaatkan.

Lamunan Jevano buyar saat ia mendengar suara tawa dari Diandra. Jevano cukup kaget karena gadis itu sedang tertawa sekarang.

benar-benar cantik. Dan untuk saat ini Jevano terpana melihat tawa itu.

"Saya kira kamu orangnya bisa di ajak bercanda, " ucap Diandra setelah mencoba untuk berhenti tertawa.

Kini Diandra melepaskan genggaman tangan Jevano padanya.

"Makasih kamu sudah mentraktir saya makan dan nganterin saya pulang, " ucap Diandra sebelum akhirnya mulai turun dari mobil Jevano.

Gadis itu meninggalkan Jevano yang masih diam membatu di kursi kemudinya. Tampaknya masih syok setelah melihat seorang Diandra tertawa.

Setelah sadar, Jevano segera keluar dari mobilnya. Ia menyusul Diandra yang baru saja akan membuka pagar rumahnya.

"Diandra tunggu!"

Diandra menatap Jevano yang berjalan mendekatinya.

"Iya kenapa? " tanya Diandra binggung.

Jevano pun terdiam, ia tak tahu mengapa tubuhnya membawa dirinya untuk berjalan mendekati gadis ini.

"Ahh itu, makasih karena lo udah mau makan bareng gue dan ngeizinin gue buat nganter lo pulang, "

Jevano, untuk saat ini juga merutuki dirinya sendiri. Apa yang baru saja ia katakan?!

"Yang harusnya bilang makasih itu saya, " ucap Diandra.

Membuat Jevano tersenyum mendengarnya.

"Tapi saya harap kamu tidak perlu melakukan hal seperti ini lagi," lanjut Diandra.

Senyuman Jevano luntur begitu saja.

"Kenapa? " tanya Jevano.

"Tidak ada alasan untuk itu, saya hanya tidak ingin, " ucap Diandra lagi.

Jevano rasanya diterbangkan lalu dijatuhkan begitu saja oleh Diandra. Diandra menolaknya dengan sangat jelas. Gadis ini seolah-olah mengatakan bahwa Jevano tidak memiliki lagi kesempatan untuk mendekatinya. Diandra benar-benar membangun tembok diantara mereka. Apa gadis ini sering melakukan hal ini pada pria lainnya? Jika begitu, Diandra salah jika menganggap dirinya sama dengan pria lain di luar sana yang juga mendekati gadis itu.

Diandra : 14 Days Chasing Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang