[10] : the first plan, i did

536 138 53
                                    


Days 5

Hari ini Jevano tidak bertemu dengan Diandra sama sekali. Gadis itu terlalu sibuk dengan urusan perkuliahannya. Jevano bahkan tidak bisa menemukan Diandra karena gadis itu selalu berpindah-pindah tempat.

"Diandra lagi sibuk kuliah? " tanya Mirza pada Jevano yang sedari tadi diam menatap handphone miliknya.

Keempat sekawan ini tengah berkumpul untuk mengisi waktu luang mereka. Perkuliahan mereka sudah berakhir satu jam yang lalu, hari pun sudah sore, jadi mereka memutuskan untuk bertemu dan berkumpul seperti biasanya.

"Pantesan lo mau ikutan kumpul, Diandranya lagi sibuk, " ucap Bima dengan nada mengejek.

"Dia nggak bisa di telepon juga, " ucap Jevano.

"Samperin ke kelasnya aja, jam segini biasanya perkuliahan udah selesai sih, " saran Yudha.

"Udah, tapi nggak ada, " jawab Jevano.

Keempat sekawan ini pun akhirnya terdiam. Yudha dan Bima saling melirik satu sama lain. Tampak berbicara dari pandangan mata. Sepertinya mereka memiliki pikiran yang sama saat melihat Jevano. Sementara itu Mirza hanya diam, tak ingin bereaksi lebih.

"Ehm, lo nggak bikin masalah kan sama Diandra? " tanya Bima.

Jevano menatap Bima kemudian menggelengkan kepalanya.

"Atau jangan-jangan Diandra udah tau kali sama rencana lo, " ucap Yudha.

Jevano mendelik kemudian melempari Yudha dengan kacang yang ada di dekatnya.

"Gue bukan cowok-cowok bego kayak kalian! Gue mainnya halus, " dengus Jevano.

"Dih! Santai dong! Nggak usah sampe ngelempar kacang juga! " protes Yudha yang mendapatkan tawa dari Bima.

"Lagian lo ngomong ngawur, lo kira gue Bima apa. "

Bima yang tengah tertawa pun menghentikan tawanya saat namanya disebut.

"Gue diem loh perasaan, masih kena juga, " dengus Bima.

Ketiganya hanya tertawa kecil mendapatkan protesan dari Bima.

"Yaudah sekarang apa rencana lo? Katanya nggak bakalan biarin satu hari terlewat, " ucap Yudha.

Jevano terdiam sebentar.

"Mungkin malem ini gue ke rumah dia lagi, " jawab Jevano acuh.

"Lo kayak orang mesum kalo lo lakuin itu setiap malem, " ucap Mirza.

"Ya terus? Sekarang aja anaknya nggak tau kemana. Gue bahkan nggak tau dia udah makan apa belom, terus dia di sana aman apa enggak," ucap Jevano.

Ketiga temannya terdiam mendengarkan ocehan Jevano. Tunggu, ini bukan Jevano yang mereka kenal.

"Van, lo nggak lagi khawatir sama Diandra kan? "

Mata Jevano yang tadi tengah menatap Handphonenya dengan layar yang menunjukkan panggilan telpon Diandra kini mulai teralihkan pada Yudha.

"Hah? "

"Hah! hah! doang lo, lo tuh nggak tuli Jeva plis deh, " ledek Bima.

"Khawatir? Siapa? Gue? Jangan ngaco lo pada anjir! "

"Ya abisnya lo ngomong kayak tadi, dia udah makan atau belum, dia aman apa enggak. Gimana kita nggak mikir gitu, " ucap Yudha, mencoba menirukan Jevano.

"Nggak lah, mana mungkin! "

Jevano mendengus kesal, kemudian ia memutuskan panggilan telponnya pada Diandra karena panggilannya tak kunjung diangkat oleh sang gadis.

Diandra : 14 Days Chasing Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang